Sebelum diresmikan sebagai pemain anyar Barcelona, Malcom Filipe Silva de Oliveira sebenarnya lebih dulu diumumkan klub asalnya, Girondins Bordeaux, akan hijrah AS Roma. Namun ketika Malcom dijadwalkan akan ke Roma untuk melakukan tes medis, Barcelona datang dengan penawaran yang tak bisa ditolak oleh pemain Brasil tersebut.
Pada konferensi pers perkenalan Malcom sebagai pemain Barcelona, ada satu hal yang ia ungkap mengenai kepindahannya ke Barcelona: Ingin bermain dengan Lionel Messi.
"Saya seperti biasanya tenang, karena perwakilan saya yang akan mengurus segalanya, termasuk kontrak. Kemudian saya punya kesempatan bermain untuk Barcelona, dan ini sesuatu yang saya inginkan sejak kecil, karena itulah saya memilih kesebelasan ini," kata Malcom seperti yang dikutip football-espana. "Juga, saya ingin bermain dengan pemain terbaik di dunia. Messi adalah yang terbaik, seorang legenda dan saya ingin belajar banyak darinya."
Barcelona mengeluarkan biaya transfer 41 juta euro untuk mendapatkan jasa Malcom. Angka yang cukup besar namun sepadan melihat potensinya di masa depan. Malcom masih berusia 21 tahun dan di Bordeaux, selama dua setengah musim, total ia sudah bermain pada 96 laga dan mencetak 33 gol.
Malcom juga menjadi bagian dari skuat Brasil U-20 yang melangkah ke final Piala Dunia U-20 2015. Gabriel Jesus adalah salah satu pemain Brasil pada skuat tersebut. Di laga final, Malcom masuk sebagai pemain pengganti. Brasil kalah 1-2 dari Serbia yang diperkuat Sergej Milinkovic-Savic.
Malcom bisa diandalkan di posisi gelandang serang dan pemain sayap. Kemampuan tekniknya dalam mengolah bola jadi kekuatan utama pemain kelahiran 26 Februari 1997 tersebut.
Selain itu, Malcom juga dianggap sudah punya kedewasaan dalam bermain meski usianya masih muda. Menurut pelatihnya di Corinthians, Osmar Loss, Malcom bisa membuat satu kesebelasan bermain lebih baik.
"Pertandingan melawan Taubate, ia memberi team talk. Itu menunjukkan karakter dan sisi kompetitifnya," kata Loss pada Independent. "Semua pemain langsung bereaksi atas sikapnya itu, semuanya langsung ingin terlibat dalam tim. Dia memang selalu ingin meraih kemenangan."
"Saya pertama kali bergabung Corinthians ia masih berusia 16 tahun. Saya langsung terpukau ketika ia menguasai bola. Tak lama setelah itu, kami mengadakan gim internal antara tim U-17 melawan U-20. Tim U-17 menang 1-0 lewat gol Guilherme Arana (sekarang bermain di Sevilla), tapi Malcom tampil sangat luar biasa," sambung Loss.
Hal itu diamini oleh mantan rekan setim Malcom di Corinthians, Uendel. "Saya ingat ketika kami bermain melawan Shakhtar Donetsk di Piala Florida. Malcom berusia 18 tahun saat itu, dan bermain melawan Darijo Srna (kapten timnas Kroasia), seorang bek sayap berpengalaman. Tapi dia memenangi semua duel satu lawan satu. Dia tampil luar biasa. Tak heran karena setiap bulannya ia terus meningkat."
Apa yang dikatakan Loss dan Uendel tidak berlebihan. Corinthians memberikan debut bersama tim senior pada usia 17 tahun. Dua musim bermain di senior, total 73 laga ia mainkan, dengan sumbangan 10 gol. Dari situlah ia mulai langganan timnas U-20 Brasil dan direkrut oleh Bordeaux pada usia 19 tahun.
Barcelona sendiri mengaku sudah cukup lama memantau perkembangan Malcom. Bahkan pemain kelahiran Sao Paulo tersebut disebutkan sudah dalam radar para pemandu bakat Barcelona sejak masih membela Corinthians.
"Kami sudah mengikuti Malcom sejak 2014, dan orang kami yang memantaunya mengatakan bahwa ia sangat bagus," kata Presiden Barcelona, Josep Maria Bartomeu, pada laman resmi. "Kami yakin dia akan menjalani musim yang luar biasa."
Baca juga: Ditikung di Jendela Transfer
Malcom selalu langsung bisa beradaptasi dengan tim barunya. Sejak ia promosi ke tim senior Corinthians dan hijrah ke Bordeaux, ia tak pernah kesulitan beradaptasi.
"Mereka [Bordeaux] awalnya memberikan waktu enam bulan untuk Malcom beradaptasi," kata Nicolas Le Gardien, kolumnis Sud Ouest, pada Independent. "Mereka tahu bahwa ia butuh waktu untuk beradaptasi. Kemudian pemain Brasil lain membantunya, juga salah satu teman baiknya adalah Valentin Vada, pemain Argentina yang sudah ada di Bordeaux sejak kecil."
"Keluarganya pun tinggal di kota, itu sangat membantunya. Lantas ia beradaptasi dengan cepat untuk ukuran pemain dengan usianya, apalagi sekarang ia sudah pandai berbahasa Perancis," sambung Le Gardien.
Di Barcelona tampaknya Malcom pun tak akan kesulitan beradaptasi. Saat ini, bersama dirinya, ada tiga pemain Brasil di Barcelona yang akan membantunya beradaptasi. Dua pemain Brasil lainnya adalah Arthur Melo yang juga baru bergabung pada bursa transfer musim panas ini dan Philipe Coutinho yang sudah enam bulan jadi pemain Barcelona.
Satu hal lain, Malcom juga merupakan pemain yang cepat mengerti setiap instruksi pelatih. Ini pula yang membuatnya cepat berkembang dan menjadi andalan Corinthians dan Bordeaux.
"Ia mengikuti instruksi taktik dengan sangat baik," ujar Loss. "Dia selalu mencari tahu hal-hal baru.... mencari tahu kenapa ia harus ditempatkan di posisi tertentu, kenapa ia harus melakukan hal-hal tertentu. Kemudian dia mengerti fungsi hal tersebut untuk tim, dan ia memainkannya dengan intensitas yang sangat baik."
Barcelona sendiri tampaknya bersiap memberikan satu tempat di lini depan untuk Malcom. Kabarnya Ousmane Dembele sudah masuk daftar jual. Jika Dembele benar dilepas, atau setidaknya benar sudah ditawarkan ke kesebelasan lain, ia tinggal mengasah kemampuannya untuk bisa bertandem dengan Luis Suarez atau Lionel Messi bahkan dengan keduanya agar bisa langsung menghuni lini depan Barcelona.
foto: Mundo ESPN
Komentar