Lewis Baker bisa pindah ke kesebelasan mana pun yang mampu memenuhi atau bahkan melampaui standar gajinya. Namun Baker lebih memilih bergabung dengan Leeds walau itu berarti dia menerima bayaran lebih kecil dari yang biasa dia dapatkan. Baker rela gajinya dipotong demi berlatih dan bermain di bawah arahan Marcelo Bielsa.
Lewis Renard Baker tumbuh dan berkembang sebagai pesepakbola di akademi Chelsea FC. Usianya sudah 23 tahun tapi namanya belum juga mantap sebagai pemain tim utama The Blues. Lima kali sudah dia dipinjamkan ke kesebelasan yang lebih kecil, dan setiap masa pinjaman selalu berakhir sama: Baker pulang ke Chelsea hanya untuk dipinjamkan lagi.
Satu bulan Baker bermain sebagai pemain pinjaman di Sheffield Wednesday pada 2015. Chelsea langsung meminjamkannya setelah itu, ke Milton Kenyes Dons, selama tiga bulan. Memasuki musim 2015/16 Baker dipinjamkan ke Vitesse Arnhem.
Di ketiga kesebelasan itu Baker selalu menjadi pemain utama, namun masa pinjaman di Belanda berbeda dengan masa pinjaman sebelumnya. Pertama, Baker berseragam Vitesse selama dua tahun. Kedua, Vitesse kesebelasan divisi tertinggi; Sheffield Wednesday berkompetisi di Championship, MK Dons di League One.
Baker mengumpulkan banyak pengalaman dari Eredivisie. Dia bermain dalam 31 pertandingan di musim pertamanya, 33 di musim kedua. Jumlah golnya dari musim ke musim berlipat ganda (5 di musim pertama, 10 di musim kedua) walau jumlah asisnya sama saja (4 per musim). Itu belum termasuk statistiknya di KNVB Beker.
Kerja kerasnya di Vitesse belum cukup meyakinkan Chelsea. Untuk musim 2017/18 Baker kembali dipinjamkan, kali ini ke Middlesbrough di Championship. Tidak seperti masa-masa pinjaman sebelumnya, Baker kesulitan menembus tim utama.
Gary Monk, manajer Middlesbrough saat itu, lebih suka memasangkan Adam Clayton dan Grant Leadbitter untuk mengisi dua posisi gelandang di timnya. Peran nomor 10 pun tidak tersedia untuknya, karena Monk lebih memilih Patrick Bamford atau Martin Braithwaite. Untuk seorang pemain yang tidak kunjung mendapat kepercayaan dari Chelsea, situasi di Middlesbrough tidak ideal.
Maka tidak mengherankan jika memasuki musim 2018/19, Baker kembali dipinjamkan. Sang pemain kali ini memilih Leeds sebagai pelabuhan barunya, walau itu berarti pemotongan gaji. Baker punya alasan kuat: dia merasa Bielsa bisa membantunya memajukan karier. Bukan tidak mungkin setelah masa pinjaman Baker berakhir pada 31 Mei 2019, Chelsea tak akan lagi meminjamkan sang pemain.
Baca juga: Ikuti Leeds; Bielsa di Sana
Tentu saja bermain untuk Bielsa tidak akan serta merta mengirim Baker ke tim utama Chelsea. Berkembang atau tidaknya Baker di bawah arahan Bielsa akan sangat tergantung kepada kemauan sang pemain sendiri. Kemauan, bukan kemampuan, karena bekerja untuk Bielsa berarti menuruti dan memenuhi standar tinggi yang ditetapkan oleh sang kepala pelatih. Namun ganjarannya akan sepadan. Para pemain cenderung berkembang lebih pesat di bawah arahan Bielsa.
Dimitri Payet misalnya. Sang gelandang serang memang sudah menjadi pemain utama Olympique de Marseille sejak 2013/14, dan baik Jose Anigo maupun Elie Baup sangat mengandalkannya. Namun dalam 45 pertandingan di bawah arahan keduanya, Payet hanya mempersembahkan 8 gol dan 8 asis. Dalam 38 pertandingan di bawah arahan Bielsa, Payet jauh lebih produktif. Dia memang hanya mencetak 7 gol, tapi asisnya sampai 21.
Payet bukan satu-satunya pemain yang merasakan efek positif dari beratnya latihan Bielsa. Para pemain Marseille yang lain juga mengalami peningkatan kemampuan yang signifikan berkat setahun ditempa Bielsa. Berbondong-bondong mereka meninggalkan Marseille selepas musim 2014/15 karena para peminat mulai berdatangan. Payet ke West Ham United, Gianelli Imbula ke FC Porto, Florian Thauvin ke Newcastle United, Andre Ayew ke Swansea City. Bahkan Mario Lemina yang bukan pemain utama dalam taktik Bielsa dipinjam Juventus.
Michy Batshuayi dan Benjamin Mendy tak turut serta dalam kepindahan ramai-ramai itu, walau mereka juga ikut ditempa Bielsa. Keduanya bertahan setahun lagi, dan baru pindah ke Chelsea dan AS Monaco pada akhir musim 2016/17.
Naik tidaknya Baker ke tim utama Chelsea pada akhirnya akan sangat tergantung manajer The Blues, namun setidaknya sang pemain sudah mengambil langkah tepat dan masuk akal. Berlatih dan bermain di bawah arahan Bielsa tak akan menjadikan Baker pemain terbaik di dunia, tapi lebih dari cukup untuk membawanya lebih dekat ke tujuan.
Komentar