Chelsea mampu memenangkan dua laga awal Liga Primer Inggris 2018/19. Setelah Huddersfield dikandaskan pada laga perdana, giliran Arsenal yang ditekuk dengan skor 3-2. Taktik serta strategi Maurizio Sarri yang gemar memainkan penguasaan bola langsung menunjukkan kualitasnya.
Akan tetapi yang menarik dari dua laga awal Chelsea tersebut adalah peran N’Golo Kante. Sebelumnya Kante dikenal sebagai gelandang bertahan, baik itu saat membela Leicester City, Chelsea asuhan Antonio Conte, maupun Timnas Perancis. Namun di bawah asuhan Sarri, Kante lebih banyak membantu serangan.
Peran Kante tak lagi sekadar gelandang bertahan yang bertugas memutus serangan yang dibangun oleh lawan. Gelandang Timnas Perancis itu pun mengakui bahwa Sarri telah memberikannya peran yang berbeda.
“Ini merupakan sistem baru dari manajer baru. Saya bermain lebih ke depan. Saya perlu beradaptasi untuk peran ini tapi saya akan memberikan yang terbaik pada posisi baru ini di dalam tim,” ujar Kante, dikutip dari Squawka.
Berdasarkan data Whoscored, di laga melawan Huddersfield, ada total 70 sentuhan terhadap bola yang dilakukan Kante. Lebih dari setengahnya, tepatnya 46 kali, dilakukan lebih dari garis tengah lapangan. Melawan Arsenal juga demikian, dengan total sentuhan yang sama, 42 sentuhan dilakukan lebih dari garis tengah lapangan.
Bahkan pada laga melawan Arsenal, Kante melakukan 5 sentuhan di kotak penalti lawan dan 3 di antaranya berujung tembakan. Padahal sepanjang musim 2017/18, Kante hanya sekali melepaskan tembakan dari dalam kotak penalti lawan. Di Leicester 3 kali tembakan di kotak penalti lawan dilakukan hanya untuk satu musim satu musim.
Dari 2 laga, 4 kali sudah Kante melepaskan tembakan di dalam kotak penalti. Satu tembakan menjadi gol ke gawang Huddersfield menyamai catatan golnya saat membela Leicester City pada musim 2016/17: Kante mencetak 1 gol dari 40 laga segala ajang.
Di Chelsea pun demikian. Pada musim perdananya, Kante mencetak 1 gol dari 35 laga Liga Primer (1 gol lain dicetak di Piala FA). Musim lalu, dari 34 laga, 1 gol juga dicetaknya. Dengan mencetak 1 gol di 2 laga perdana, juga peran barunya yang memang lebih ke depan, Kante kemungkinan akan menambah pundi-pundi golnya pada musim ini.
Catatan bertahan Kante di dua laga awal pun tak seperti pada dua musim sebelumnya bermain bagi The Blues. Rataan tekel per pertandingan pada dua laga awal hanya berada pada jumlah 2,5 tekel dengan tingkat keberhasilan 2 tekel sukses per pertandingan. Musim lalu dirinya mampu mencatatkan rataan 5,1 tekel per pertandingan. Bahkan tingkat kesuksesan dari tekel tersebut berjumlah 3,3 tekel per pertandingan, yang merupakan ketiga terbaik bagi pemain yang mencatatkan 30 caps ke atas di Liga Primer Inggris setelah Wilfried Ndidi dan Idrissa Gueye.
“Saya mencoba untuk mencari striker, untuk lebih menyerang dan menyebabkan permasalahan bagi lawan dan saya rasa itu berjalan dengan baik. Tapi kita harus tetap bekerja keras dalam latihan,” tukas Kante.
Dari formasi dasar, sebenarnya sudah cukup terlihat perbedaan posisi Kante. Dalam 3-4-3 Chelsea, 4-4-2 Leicester City, maupun 4-2-3-1 Perancis, pemain yang kini berusia 27 tahun tersebut bermain sebagai gelandang di depan lini pertahanan. Namun dalam formasi dasar 4-3-3 Chelsea asuhan Sarri, posisinya ditempati Jorginho, gelandang anyar Chelsea. Kante, bersama Ross Barkley, diposisikan di antara Jorginho dan Alvaro Morata sang penyerang tunggal.
“Ia [Kante] bermain sebagai gelandang tengah-kanan dan saya senang dengan performa Kante,” ucap Sarri, dikutip dari Sky Sports. “Saya sangat terkesan."
Sarri kerap menggunakan trio Jorginho-Hamsik-Allan di Napoli. Ia mencoba mereplikasi hal tersebut di Chelsea. Dengan dibawanya Jorginho ke Chelsea, maka ia mencari sosok yang bisa bermain seperti Hamsik dan Allan. Kante diibaratkan Allan-nya Chelsea. Kante dituntut untuk lebih dinamis dalam membantu penyerangan pada sisi kanan.
Mobilitas Kante sebagai gelandang kini memang lebih leluasa untuk membongkar pertahan lawan di area sisi kanan. Sentuhan bola yang ia lakukan merupakan hasil kerjasama dengan Cesar Azpilicueta yang menempati posisi bek kanan dan Pedro yang menempati posisi penyerang sisi kanan. Allan, di Napoli, banyak bekerja sama dengan Jose Callejon dan Elseid Hysaj, penghuni pos sayap kanan dan bek kanan.
Kante (Chelsea) vs Huddersfield, Sabtu 11/08/2018 (via: Whoscored.com) | Kante (Chelsea) vs Arsenal, Sabtu 18/08/2018 (via: Whoscored.com | Allan (Napoli) vs Juventus, Sabtu 2/12/2017 (via: Whoscored.com) |
Dengan perubahan peran ini, Kante yang sebelumnya dikenal sebagai gelandang yang tak kenal lelah untuk menghentikan serangan lawan telah bertransformasi menjadi gelandang yang rajin naik-turun membantu pertahanan sekaligus membantu serangan. Karena strategi Sarri, jangan heran jika nama Kante akan mulai lebih sering tercatat pada papan skor.
foto: givemesport.com
Komentar