Di Amerika Serikat, sepakbola disebut "soccer" sementara rugbi disebut "american football". Padahal football-nya Amerika sangat jarang menggunakan kaki (foot), lebih sering menggunakan tangan. Meski begitu ada salah satu pemain yang beralih profesi dari soccer ke american football. Bukan kebetulan kalau pemain tersebut dulunya berposisi sebagai penjaga gawang. Ia adalah Josh Lambo.
Hal ini menjadi unik karena posisi penjaga gawang adalah pemain yang lebih sering menggunakan tangannya. Sementara sebaliknya, ada satu posisi di american football yang lebih sering menggunakan kakinya daripada tangannya, yaitu placekicker.
Placekicker memiliki tugas untuk menendang bola dan mendapatkan poin tambahan. Bahkan pada beberapa situasi, mereka diharuskan melakukan punting, istilah american football untuk melakukan tendangan dari daerah pertahanan sendiri. Dengan mengandalkan kekuatan kaki, posisi ini memiliki kemiripan secara teknik dengan sepakbola.
Sebetulnya banyak para pesepakbola yang beralih menjadi seorang placekicker pada olahraga yang sangat populer di Amerika Serikat itu. Namun Lambo adalah salah satu yang paling populer.
Sebelum memperkuat Jacksonville Jaguars di NFL (National Football League) pada saat ini, Lambo mengawali karier sepakbola di tim senior bersama klub FC Dallas yang berlaga di MLS. Berposisi sebagai penjaga gawang, ia menghabiskan 3 tahun bersama klub yang berasal dari Texas tersebut.
Potensi yang dimiliki oleh Lambo sebagai pesepakbola dianggap besar. Ia memiliki kualitas untuk mencapai kesuksesan dalam kariernya. Bahkan dirinya pernah memperkuat timnas Amerika Serikat U17 dan U20. Kemampuan untuk melakukan tendangan gawang menjadi salah satu kelebihannya.
“Kekuatan kakinya sangat luar biasa. Jarak yang dicapai oleh tendangan bola, serta akurasinya. Hal itu berada di level yang berbeda,” ujar Drew Keeshan, pelatih penjaga gawang saat Lambo memperkuat FC Dallas, dikutip dari The Guardian.
Namun kariernya menjadi seorang pesepakbola tidak berjalan baik. Setelah dilepas oleh FC Dallas dan ke sana ke mari melakukan trial, nasib berkata lain. Sampai pada akhirnya, Lambo menemukan titik putar dari kariernya.
Kegagalan tersebut membukakan jalan Lambo menjadi seorang placekicker. Itu semua berawal dari kegigihannya untuk belajar bermain dalam posisi tersebut bersama Talor Mehlhalff yang merupakan mantan pemain NFL. Setelah itu, ia mendapati bahwa karier dirinya akan berlanjut sebagai pemain american football.
Performa Lambo sebagai seorang placekicker terbilang cukup apik. Mantan pemain San Diego Chargers tersebut telah mencatatkan 73 field goal dari 86 kali percobaan.
Bahkan musim debutnya sebagai pemain NFL bersama San Diego Chargers pada 2015, ia menunjukkan kualitas dalam melakukan field goal dengan tingkat keberhasilan 100% pada jarak 20-29 yard serta 30-39 yard, dan 80% pada jarak 50 yard lebih.
Perkara yang mudah memang bagi Lambo, mengingat ia pernah menjadi penjaga gawang dengan tugas melakukan tendangan gawang dengan jauh ke area pertahanan lawan. Apa yang ia pelajari selama bermain sepakbola memiliki keuntungan tersendiri bagi kariernya di NFL menjadi placekicker.
“Sebagai seorang penjaga gawang, dulu saya pernah melakukan tendangan gawang setiap hari, jadi saya terbiasa untuk menendang setinggi 60-70 yard (54-64 meter),” tutur Lambo, dikutip dari Bleacher Report.
“Saya sudah terbiasa menendang bola dalam hidup saya, jadi hal tersebut tidak terlalu berbeda. Yang membedakan hanya menaikkan titik sasaran dalam [american] football, karena dalam sepakbola, bola berada lebih rendah menyentuh tanah, dan hal itu berarti jika Anda bisa menendang bola, Anda memang bisa menendang bola.”
Secara teknik, menjadi seorang placekicker tidak jauh dari kemampuan seorang pesepakbola untuk menendang. Nampaknya itu pula yang dirasakan Derek Smethurst ketika mencoba olahraga yang identik dengan kontak fisik dan saling menghantam lawan.
Smethurst yang pernah memperkuat Chelsea dan Millwall pernah mencoba peruntungannya sebagai penendang di NFL. Saat itu, dirinya menjadi memperkuat Tampa Bay Buccaneers pada pra-musim 1977.
Pemain yang berposisi penyerang dalam karier sepakbolanya itu dianggap memiliki ketenangan dalam mengeksekusi tendangan. Ketenangan itulah menjadi salah satu kunci bagi seorang placekicker. Layaknya melakukan eksekusi penalti pada sepakbola, pemain dituntut untuk bisa tetap menguasai diri dan tidak panik dalam melakukan tendangan.
“Jika kamu memiliki kemampuan teknik yang baik, itu [placekicker] sangat mudah,” ucap Smethurst, dikutip dari The Guardian.
“Pada dasarnya, itu semua kembali seperti melakukan tendangan penalti [sepakbola]. Ketenangan dalam darah Anda. Jika Anda memilikinya, maka Anda akan baik-baik saja,” sambung Smethurst.
Memang tendangan yang dilakukan para pemain placekicker terbantu dengan karier sebelumnya sebagai sepakbola. Namun ada salah satu hal yang mendasar yang menjadi tantangan bagi para pemain tersebut.
Ukuran serta bentuk yang berbeda dari bola yang digunakan menjadi sebuah perbedaan tersendiri. Berbentuk lonjong dengan diameter lingkaran yang lebih kecil, para penendang dituntut untuk mengarahkan kaki pada titik yang tepat pada bola.
Hal tersebut juga dirasakan oleh Tony Meola yang merupakan mantan pemain New York Red Bulls serta Kansas City Wizard. Pemain yang sudah pensiun dan memiliki 100 caps bersama Timnas Amerika Serikat itu pernah berlatih bersama New York Jets sebagai placekicker.
“Bola yang digunakan di sepakbola memiliki lingkaran yang lebih besar. Anda bisa menendangnya pada satu sisi serta pada sisi lain dan [bola] itu masih akan melaju sejauh 60 yard,” ujar Meola.
Posisi placekicker menjadi salah satu pilihan bagi pemain sepakbola yang ingin melanjutkan kariernya menjadi pemain american football. Kesamaan situasi dalam menendang menjadi penyebab. Meski secara sistem permainan berbeda, menjadi seorang penendang di NFL hampir memiliki kemiripan dengan apa yang ditunjukkan sepakbola ketika situasi bola mati.
Tak heran jika Lambo, Meola, maupun Smerthust memilih untuk mengubah karier mereka dengan menendang bola yang lebih lonjong dari biasanya.
foto: milehighsports.com
Komentar