Sepakbola dan segala tentangnya kelewat maskulin. Perempuan, yang secara fisiologis mengalami siklus menstruasi, kerap kesulitan bahkan hanya untuk sekadar menonton pertandingan sepakbola. Ketika mereka mengalami menstruasi, fasilitas publik seringnya tidak menyediakan kebutuhan mereka. Di stadion, wadah yang didominasi laki-laki, hal-hal yang berkaitan dengan perempuan seakan terhindarkan.
Akan tetapi kesadaran akan pentingnya produk-produk kebersihan bagi perempuan yang sedang mengalami menstruasi kini tengah meluas. Orlaith Duffy, Erin Slaven, serta Mikaela Mckinley menjadi pelopor dari seruan agar stadion menyediakan produk yang berkaitan dengan kebersihan perempuan yang sedang datang bulan.
Ketiga perempuan yang berasal dari Skotlandia itu adalah pendukung Celtic FC. Ketiganya sering mendatangi stadion untuk mendukung klub kesayangan mereka, dan berkali-kali mengalami sendiri rasanya tidak didukung kenyamanan stadion saat sedang mengalami menstruasi.
“Saya tengah berada dalam pertandingan sepakbola pada awal tahun dan mengetahui bahwa produk sanitasi [menstruasi] terkunci di dalam sebuah mesin, dan keranjang sanitasi tersebut tidak ada dalam setiap toilet, dan hal tersebut bukanlah sebuah prioritas bagi klub sepakbola,” ujar Erin, dikutip dari BBC.
Perempuan tidak berbeda dengan laki-laki. Untuk mendukung kesebelasan yang mereka cintai, perempuan juga datang ke stadion. Tercatat pada musim 2014/15 di Liga Primer Inggris, dari total penonton yang mendatangi stadion, 26% di antaranya perempuan.
Maka dari itu, sebuah klub sepakbola didesak untuk memperhatikan kebutuhan perempuan ketika pertandingan tengah berlangsung, termasuk saat mereka mengalami menstruasi. Bukan hanya itu, ketersediaan produk tersebut sangat penting bagi aktivitas sehari-hari yang dijalani oleh perempuan, terlebih mereka yang ingin mendukung klub sepakbola di stadion.
“Kami mengetahui bahwa dalam lingkungan yang didominasi oleh pria dan hal itu merupakan aspek yang sangat baik, ketika pria mampu berbicara tentang periode [menstruasi],” ucap Mckinley, dikutip dari The Guardian.
Meski pria masih mendominasi, perempuan juga turut ambil bagian dari euforia di dalam pertandingan sepakbola. Perempuan yang menggemari sepakbola memicu penyediaan produk sanitasi yang sangat penting bagi mereka.
Dilansir dari The Independent, pada 2017, sebanyak 137.700 perempuan berusia 10 sampai 18 tahun di Britania Raya tidak bisa mengikuti kegiatan sekolah dikarenakan mereka tidak bisa membeli produk sanitasi. Bahkan 500 di antaranya terpaksa bolos dari sekolah dikarenakan sedang mengalami menstruasi.
Tidak mengherankan ketika Mckinley, Orlaith, serta Erin yang sering datang ke Celtic Park peduli akan hak-hak perempuan dengan gerakan `On The Ball Campaign` yang digalang mereka. Gerakan tersebut juga selaras dengan kebijakan pemerintah Skotlandia yang sudah meluncurkan program bagi 1.000 perempuan dengan pendapatan rendah agar mendapatkan produk sanitasi gratis.
“Kami tidak ingin memaksa klub untuk melakukan apa pun tapi kami ingin memberdayakan para supporter untuk mendorong klub mereka dalam menyediakan produk sanitasi gratis, entah itu menyediakan mesin penyedia dengan gratis ataupun menyediakan pembalut dan handuk bersih,” ujar Mckinley, dikutip dari The Guardian.
Berkat kampanye dari pada pendukung Celtic tersebut, kini perempuan mulai diberikan haknya sebagai penonton di stadion. Brighton and Hove Albion menjadi klub pertama di Liga Primer Inggris yang menyediakan produk sanitasi bagi perempuan yang sedang menstruasi. Bahkan klub-klub Inggris lainnya berencana untuk menyediakan hal serupa.
Memang sudah saatnya bagi sepakbola untuk lebih mengerti perempuan. Stadion sebagai salah satu ruang publik bagi para pendukung sebuah klub harus menyediakan kenyamanan bagi semua gender. Setidaknya, perempuan kini bisa lebih nyaman untuk mendukung klub kesayangannya.
foto: thescottishsun.com
Komentar