Carl Ikeme tahu ada yang tidak beres saat sedang menjalani persiapan pra-musim 2017/18 Wolverhampton Wanderers. Walau demikian sang penjaga gawang tidak berpikir bahwa yang terjadi adalah sesuatu yang serius.
Ikeme mempersiapkan diri lebih awal. Sebelum pra-musim benar-benar dimulai, dia sudah rutin berlatih di gym dengan Matt Murray, eks penjaga gawang Wolves. Ikeme melapor untuk berlatih dalam keadaan bugar. Semangatnya tinggi karena Wolves baru kedatangan manajer baru, Nuno Espirito Santo. Ikeme kemudian menjalani pemeriksaan darah.
“Jumlah trombositku sedikit rendah, dan dokter langsung memberitahuku, tapi itu belum menjadi alasan untuk khawatir. Dia hanya berpikir aku mengalami infeksi,” ujar Ikeme, dikutip dari Guardian. “Beberapa hari kemudian kami menjalani sesi berat di lapangan dan setelahnya berlatih di gym selama 45 menit. Aku kembali dan mimisan. Biasanya aku tidak mengabari dokter mengenai sesuatu semacam itu tapi aku mengabarkannya. Aku juga mengeluh merasa pusing saat latihan. Jadi kami mengulang tes darah dan hasilnya masih rendah.”
Ikeme diminta untuk mangkir dari latihan dan bersama dokter tim menemui seorang ahli sel darah bernama Manos Nikolousis. Ikeme kembali menjalani tes darah dan hasilnya sama. Kelenjar Ikeme diperiksa untuk benar-benar memastikan apakah penyebabnya adalah infeksi virus. Dua hari berselang dokter tim menelepon Ikeme.
“Aku di Homebase (supermarket bahan bangunan) ketika mendapat telepon dari dokter,” ujar Ikeme, dikutip dari BBC. “Aku mengharapkan dia berkata semuanya baik-baik saja. Aku tidak ingat dia berkata ‘kamu terkena kanker’ tapi aku ingat dia berbicara tentang Geoff Thomas dan Stan Petrov dan bahwa aku dan keluargaku akan menghadapi tahun yang berat. Aku ingat berada di lapangan parkir dan menangis.”
Saba, pasangan Ikeme, dijadwalkan akan melahirkan putri kedua mereka dalam satu pekan setelahnya.
“Dia [Saba] orang pertama yang aku kabari,” ujar Ikeme, dikutip dari Guardian. “Tentu saja aku membuncah, sebagaimana wajarnya seseorang yang baru mendengar kabar semacam itu. Aku terkejut. Aku pulang ke rumah dan berpikir: ‘Aku harus mengabari Saba.’ Aku meneleponnya dan tidak bisa berkata-kata, tapi dia tahu terjadi apa-apa. Aku sampai dan Saba menyambutku dan aku memberitahunya. Usia kandungannya sembilan bulan saat itu, dia akan melahirkan dalam sepekan. Aku tidak pernah melihatnya menangis seperti dia menangis saat itu. Berat.”
“Kemudian ibuku, ayahku, saudara perempuanku datang,” ujar Ikeme, dikutip dari BBC. “Melihat sakit di wajah mereka… terkena kanker bukan sesuatu yang seharusnya dikabarkan seorang anak kepada orang tuanya. Malam itu pikiranku hanya tentang kedua anakku dan Saba. Aku mungkin akan punya satu anak yang tak pernah melihat ayahnya dan satu anak yang tumbuh tanpa ayahnya. Bagaimana Saba akan bertahan tanpa aku?”
“Awalnya aku bertanya ‘kenapa aku? Aku bukan orang jahat’. Namun setelah satu atau dua hari pertanyaannya menjadi ‘kenapa bukan aku’. Kenapa harus bukan aku yang mengalami ini? Orang-orang mengalami hidup yang sulit. Orang-orang didiagnosis terkena penyakit. Ini perjalananku. Ini seharusnya terjadi. Penerimaan memainkan bagian besar dalam membantuku melewati masa perawatan.”
Setelah berdamai dengan keadaan, Ikeme menemui Nikolousis untuk menyusun rencana seputar perawatan. Kepada pihak Wolves Ikeme meminta kabar mengenai dirinya diumumkan segera, agar dia bisa langsung berkonsentrasi kepada perawatan. Kabar tentang penyakit Ikeme pun tersiar seketika.
Ikeme diberi pilihan untuk memulai perawatan setelah putrinya lahir, namun ia menolak. Didiagnosis terkena kanker pada 6 Juli 2017, pemain berusia 32 tahun itu memulai perawatan di Rumah Sakit Kanker Christie, Manchester, kurang dari dua pekan berselang. Pada 16 Juli, melenceng 5 hari dari perkiraan dokter kandungan, putri keduanya lahir.
“Aku sedang FaceTime, lalu sambungan terputus dan hal berikutnya yang aku tahu, 20 menit kemudian, Maya lahir,” ujar Ikeme, dikutip dari Guardian. “Gila berpikir tidak hadir di hari kelahiran anak sendiri, tapi aku punya alasan yang cukup kuat.”
Ikeme tinggal di Manchester selama 11 bulan perawatan. Sesekali dia meninggalkan Manchester untuk merayakan Natal di rumah atau memberi kunjungan kejutan kepada rekan-rekannya, seperti ketika Wolves bertandang ke Birmingham.
“Aku sedang di antara perawatan, jadi aku cuma mampir untuk menyapa,” ujar Ikeme, dikutip dari Guardian. “Ada sedikit risiko infeksi, tapi aku ingin menemui semua orang agar mereka tahu aku masih memikirkan mereka.”
Ikeme tidak melupakan dan tidak dilupakan. Pihak klub menjaga Ikeme terus terhubung dengan memasang semua keperluan Ikeme untuk menonton siaran pertandingan di kamar rumah sakitnya. Bahkan Nuno Espirito Santo, yang tak sempat bekerja sama dengan Ikeme di pertandingan, secara rutin menelepon sang penjaga gawang untuk menanyakan kabar dan berbincang-bincang mengenai penampilan pasukannya—penampilan yang seringnya positif.
Posisi penjaga gawang utama Wolves adalah milik Ikeme sejak musim 2012/13. Dia yang menjadi penjaga terakhir barisan pertahanan Wolves di musim promosi dari League One ke Championship Division pada 2013/14. Jika bukan karena kemoterapi yang menyita waktu dan melemahkan tubuh, pasti Ikeme juga yang mengawal gawang Wolves di musim 2017/18, musim promosi mereka ke Liga Primer Inggris.
“Aku mau jadi bagian dari musim promosi tapi perjalananku berbeda, tidak masalah,” ujar Ikeme, dikutip dari Guardian.
Kabar baiknya, Ikeme memenangi pertarungannya sendiri. Ia memasang target untuk dibolehkan pulang dari rumah sakit sebelum ulang tahun kelima Mila, putri pertamanya. Pada 23 Juni 2018, Ikeme mengumumkan dia dibolehkan pulang, walau perawatan belum sepenuhnya selesai.
“Aku sudah menyelesaikan perawatan intens terakhirku dan sudah waktunya aku pulang,” ujar Ikeme, dikutip dari BBC. “Aku mengemasi barang-barangku dari apartemen dan bertanya kepada petugas medis ‘Jika ada yang bertanya situasinya bagaimana saat ini, aku harus menjawab apa?’ Mereka bilang aku mendapat complete remission dan aku bisa melanjutkan hidupku.
“Rasanya benar-benar janggal. Aku pulang tepat waktu untuk ulang tahun kelima Mila. Aku senang bisa ada di sana. Namun aku masih dalam masa penyembuhan. Aku tidak dalam kondisi terbaik.”
Artinya: Ikeme masih belum bisa kembali bermain sepakbola. Bukan kabar yang mengejutkan, sebenarnya. Ikeme sendiri sejak dikabari terkena kanker sudah tahu risiko yang harus dihadapinya. Pada 27 Juli 2018, Ikeme mengumumkan pensiun dari sepakbola.
“Aku tidak tahu apa yang akan ditawarkan masa depan,” ujar Ikeme, dikutip dari BBC. “Aku sekarang pengangguran dan menjalani hidup dari hari ke hari saja. Aku mau bergabung dan belajar dari Federasi Sepakbola Nigeria. Atau bergabung dengan Wolves dan belajar sedikit dari mereka. Mungkin juga bekerja di media. Aku tidak buru-buru memasuki satu dunia karena bersama dengan keluarga adalah prioritasku saat ini.”
“Rasanya nikmat bangun bersama anak-anak setiap hari,” ujar Ikeme, dikutip dari Guardian. “Hal-hal kecil, seperti makan di rumah, menikmati waktu bersama Saba, berjalan ke taman dan menyaksikan anak-anak berlarian—ini semua yang aku butuhkan.”
[pik]
Foto: Guardian
Komentar