Belum Ada Hasil Nyata Pasca Jeda Liga 1

Berita

by redaksi

Belum Ada Hasil Nyata Pasca Jeda Liga 1

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) mengumumkan sanksi untuk Persib Bandung akibat tewasnya suporter Persija Jakarta, Haringa Sirla, di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada Minggu (24/09). Komite Disiplin PSSI mengatakan jika Persib dan bobotoh telah melanggar sejumlah kode disiplin.

Setelah keputusan ini, Liga 1 Indonesia dinyatakan akan bergulir lagi pada 5 Oktober 2018.

Lha, jadi break dua pekan itu—bahkan kurang—cuma untuk mikirin sanksi? Tak ada manager meeting atau pertemuan seluruh klub plus stakeholder bola untuk membuat konsensus baru guna mencegah kekerasan suporter di sisa musim dan musim-musim mendatang? Tak ada agenda menjadikan sanksi kepada Persib sebagai preseden baru yang dimasukkan dalam revisi manual liga dan/atau peraturan turunan lainnya sebagai mitigasi kasus serupa?

Apa jaminan sanksi Persib ini juga akan diberlakukan kepada seluruh klub di berbagai level kompetisi di bawah naungan PSSI jika tak pernah ada agenda merevisi manual dan pelbagai SOP liga lainnya?

PSSI ini rabun dekat dan jauh sekaligus. PSSI berarti berpikir hanya Persib dan bobotoh yang bermasalah. Mereka benar-benar menutup mata bahwa kekerasan suporter ini kadung akut dan laten, terjadi bertahun-tahun lamanya di berbagai kota.

Saya tidak ngarep muluk sanksi kepada Persib ini berlaku surut sehingga kasus-kasus lama pun diperlakukan sama, tapi minimal ada pernyataan dan langkah konkret untuk mencari formula dan terobosan baru, konsensus baru, yang jelas tahapan dan detailnya, sehingga ada kepastian politik dan hukum bahwa PSSI mengambil langkah preventif dan mitigatif yang konkret.

Sudahlah "cacat moral" dalam menyelesaikan kasus-kasus serupa di masa silam secara serius, kali ini PSSI bahkan tidak tampak secara serius mencari terobosan baru untuk mengantisipasi masa depan.

Buat saya jelas: PSSI berarti lepas tangan.

PSSI tak pernah merasa punya tanggung jawab, juga tak merasa punya dosa sama sekali, dalam seluruh kejadian kekerasan suporter yang sudah kelewatan ini. Padahal mereka punya banyak kewenangan untuk berbuat lebih baik guna memutus rantai kekerasan ini. PSSI merasa bukan bagian dari masalah, karena selalu hanya ingin berposisi sebagai hakim—dan itu pun HAKIM yang buruk.

Semoga tidak ada Haringga berikutnya. Namun jika muncul lagi Haringga-Haringga yang lain (semoga tidak), hari ini kita tahu bahwa PSSI adalah salah satu "pembunuhnya".


Dikutip dari pernyataan Zen RS, board of director Pandit Football Indonesia.

Komentar