Jika Anda seorang warga Jawa Barat, kemungkinan besar Anda adalah seorang pendukung Persib Bandung. Jika Anda warga Sumatera Utara, tampaknya Anda pendukung PSMS Medan. Kalau Anda warga Sulawesi Selatan, sepertinya Anda pendukung PSM Makassar. Tapi jika Anda seorang warga Jawa Timur, hmm... cukup sulit menebak kesebelasan Indonesia yang Anda dukung.
Tidak seperti di provinsi lain, Jawa Timur memang merupakan teritorial kesebelasan-kesebelasan sepakbola dengan popularitas tinggi. Jumlah penduduk di Jatim, sekitar 42 juta jiwa pada 2017, memang masih kalah dari Jawa Barat sebagai provinsi dengan penduduk terpadat. Tapi soal animo sepakbola, Jatim tak kalah luar biasa.
Jatim menjadi provinsi dengan kesebelasan profesional* terbanyak di Indonesia. Di setiap gelaran divisi teratas Liga Indonesia, Jatim selalu menjadi provinsi dengan kesebelasan terbanyak. Untuk Liga 1 2018 ini misalnya, ada Persela Lamongan, Persebaya Surabaya, Arema FC, dan Madura United.
Selain empat kesebelasan Jatim yang saat ini menghiasi Liga 1, para pencinta sepakbola Indonesia pun tampaknya tak asing dengan kesebelasan-kesebelasan Jatim lain seperti Persegres Gresik United, Persik (Kediri), Persekabpas (Pasuruan), Deltras (Sidoarjo), Persepam (Madura), dan Persema (Malang). Bahkan kesebelasan-kesebelasan juara yang tak lagi eksis seperti Petrokimia Putra (Gresik) dan Niac Mitra (Surabaya, sebelum sekarang menjadi Mitra Kukar) juga berasal dari Jawa Timur.
Sekarang bandingkan misalnya dengan kesebelasan-kesebelasan di Jawa Barat, provinsi dengan jumlah penduduk tertinggi. Kesebelasan Jabar yang pernah berkompetisi di divisi teratas tak banyak. Selain Persib, hanya Persikab dan Persikabo Bogor yang terhitung cukup dikenal masyarakat luas. Tak banyak yang tahu sepak terjang Persikad (Depok), Persika (Karawang), Persipasi (Bekasi), atau Persigar (Garut).
Hampir tidak ada provinsi lain yang punya banyak kesebelasan "top" sebanyak provinsi Jatim. Tetangga mereka, Jawa Tengah, bisa menyaingi Jatim, itu pun jika memasukkan kesebelasan dari Daerah Istimewa Yogyakarta untuk "menemani" PSIS (Semarang), Persijap (Jepara), dan Persis (Solo), yakni Persiba (Bantul), PSIM (Yogyakarta) dan PSS (Sleman), serta menghitung PS TIRA sebagai kesebelasan "asal" Bantul.
Kesebelasan-kesebelasan Jawa Timur sendiri tidak hanya bermodalkan unggul jumlah di kancah sepakbola nasional. Beberapa kesebelasan pernah mencicipi gelar juara. Di era Liga Indonesia, Persebaya Surabaya menjadi kesebelasan tersukses dengan dua kali juara plus sekali runner-up. Setelah itu ada Persik Kediri dengan dua gelar juara, Arema (Indonesia) dengan sekali juara plus dua runner-up, dan Petrokimia Putra lewat sekali juara dan sekali runner-up.
Sudah ada empat kesebelasan Jawa Timur yang berhasil menjadi juara Liga Indonesia. Pesaing terdekat datang dari Jawa Barat, dengan Persib dan Bandung Raya sebagai juara. Juara lain merupakan satu-satunya kesebelasan dari provinsi asal yang berhasil menjadi juara seperti Persipura (Papua), Sriwijaya FC (Sumatera Selatan), PSM (Sulawesi Selatan), PSIS (Jawa Tengah), dan Persija (DKI Jakarta).
Sebenarnya DKI Jakarta bisa dianggap telah mencatatkan dua gelar juara jika menghitung Bhayangkara FC sebagai kesebelasan asal Jakarta. Tapi dalam diri Bhayangkara FC sendiri terdapat "DNA" Persikubar yang berasal dari Kalimantan Timur, Persebaya yang berasal dari Jawa Timur, bahkan sempat bermarkas di Bekasi, yang tentunya membuat jatidiri mereka patut dipertanyakan. Yang jelas, untuk saat ini, Jawa Timur masih menjadi provinsi paling sepakbola jika jumlah kesebelasan "top" menjadi tolok ukur.
Namun kesebelasan Jawa Timur saat ini tengah lesu prestasi. Kesebelasan Jawa Timur tak lagi cukup ditakuti, tidak seperti kala Niac Mitra, Petrokimia, Persebaya, dan Arema yang gemar nongkrong di papan atas klasemen liga.
Persebaya baru berkompetisi lagi di divisi teratas per musim ini, dan penampilannya masih belum menunjukkan bahwa mereka merupakan kesebelasan besar. Arema FC, kesebelasan Jawa Timur terakhir yang menjuarai Liga Indonesia, di era Liga 1 ini masih gemar berkutat di papan tengah. Justru Persela sempat meroket ke papan atas, walau lambat laun kembali ke habitatnya di zona tengah dan bawah. Hanya Madura United yang saat ini diperhitungkan sebagai kesebelasan kuat dari Jawa Timur.
Walaupun begitu, penampilan kesebelasan-kesebelasan Jawa Timur dari tahun ke tahun selalu menunjukkan bahwa Jatim selalu kompetitif di kompetisi teratas sepakbola Indonesia. Petrokimia tak bertaji, muncul Persik Kediri. Persik tenggelam, masih ada arek Ngalam. Arema tak lagi jadi kandidat juara, wajah Jatim diselamatkan anak-anak Madura.
Jawa Timur, yang secara "resmi" pemerintahannya berjalan per 12 Oktober 1945, tampaknya memang akan selalu menyumbangkan kesebelasan kuat di kompetisi teratas sepakbola Indonesia.
[ard]
*Pada kenyataannya, mayoritas kesebelasan Indonesia belum profesional karena hampir semua kesebelasan belum mampu memenuhi semua persyaratan sebagai kesebelasan profesional sebagaimana yang ditetapkan Club Licensing Regulations milik FIFA dan AFC.
Komentar