Luis Milla sudah dipastikan tidak akan kembali menukangi Timnas Indonesia. Peran Luis Milla akan digantikan oleh legenda hidup sepakbola Indonesia, Bima Sakti. Berdasarkan hasil keputusan Komite Eksekutif PSSI, Bima Sakti resmi ditugaskan menjadi pelatih kepala sejak Minggu (21/10). Tugas pertama yang akan diemban oleh Bima Sakti adalah perhelatan Piala AFF yang akan berlangsung pada tanggal 8 November sampai dengan 19 Desember 2018.
Penunjukan Bima Sakti cukup mengagetkan karena beberapa hari sebelumnya, Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, mengatakan bahwa Luis Milla akan segera kembali ke Indonesia. "Hari ini (Kamis) Luis Milla datang. Kalau hari ini datang ya sudah deal,"
> ucap Edy pada CNN Indonesia.Hasil ini ternyata berbanding terbalik beberapa hari kemudian, di mana Bima Sakti justru diangkat menjadi kepala pelatih Timnas Indonesia. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono.
“Selamat bertugas untuk Pelatih Bima Sakti dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada pelatih Luis Milla atas dedikasi dan kerja samanya selama satu setengah tahun,” kata Joko Driyono dikutip melalui situs resmi PSSI.
Luis Milla pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia pada 21 Januari 2017. Sejak hari itu Luis Milla dibebani target untuk membawa Indonesia lolos ke Piala Asia U-23, juara di SEA Games 2018, dan menjadi semifinalis di gelaran Asian Games 2018.
Nyatanya pelatih kelahiran Teruel, Spanyol, 52 tahun yang lalu tersebut gagal memenuhi target yang sudah ditentukan PSSI. Di Kualifikasi AFC U-23 Indonesia finis di posisi ketiga dengan mengoleksi empat angka. Selain itu di ajang SEA Games, Luis Milla hanya berhasil membawa Indonesia mendapatkan medali perunggu.
Selai itu, Indonesia asuhan Luis Milla pun harus puas menjadi runner-up pada Aceh World Solidarity Tsunami Cup 2017 dan menempati peringkat ketiga dari empat peserta yang mengikuti PSSI Anniversary Cup 2018. Yang terbaru adalah kegagalan Luis Milla mencapai babak semifinal Asian Games setelah dipaksa menyerah oleh Uni Emirat Arab melalui drama adu penalti.
Dari 34 laga yang sudah dijalani oleh Luis Milla, Milla berhasil membawa Indonesia meraih 14 kemenangan, 11 kekalahan, dan sembilan hasil imbang. Sekarang Indonesia pun berada di peringkat 164 FIFA, sementara di awal penunjukan Milla, Indonesia menempati posisi 160.
Sebelum di Indonesia, Milla sebenarnya merupakan pelatih sarat prestasi. Bersama Timnas Spanyol U-19 dan U-20, ia menjuarai Piala Mediteranian. Prestasi terbesar Milla adalah berhasil membawa tim nasional Spanyol U-21 menjuarai piala Eropa U-21 2011 di Denmark. Perjalanan karier kepelatihan Milla bersama tim muda Spanyol harus berakhir karena Milla gagal membawa Spanyol lolos dari fase grup Olimpiade 2012.
Sempat melatih Al Jazira, Lugo dan Real Zaragoza, Milla akhirnya resmi diperkenalkan Indonesia usai Indonesia pulih dari sanksi FIFA. Namun bersama Indonesia, Milla gagal mempersembahkan satu pun gelar juara.
Walaupun begitu, Milla merasa dirinya cukup berhasil selama menangani satu setengah tahun menangani Timnas Indonesia. Ia justru mengkritik PSSI karena membuat kinerjanya dalam 10 bulan terakhir tidak maksimal.
"Sebuah proyek yang lebih dari satu tahun setengah sudah berjalan harus berakhir, di samping manajemen yang buruk, kerap melanggar kontrak dan rendahnya profesionalisme sang pemimpin, dalam 10 bulan terakhir, saya pergi dengan merasa bahwa saya telah melakukan kinerja yang baik," tulis Milla, yang gajinya dikabarkan tertunggak, dalam pernyataan yang ia unggah di akun media sosialnya.
Pernyataan tersebut seolah menjelaskan bahwa hubungan PSSI dan Milla tidak baik usai Asian Games 2018. PSSI sempat mengatakan bahwa Milla "jual mahal" dan kinerjanya dengan besaran gaji yang diterimanya dianggap tidak sesuai ekspektasi. Walau begitu PSSI masih memberikan Milla kesempatan melatih dengan tawaran memperpanjang kontrak, namun Milla ternyata lebih memilih tidak kembali melatih Indonesia.
Komentar