Laga Supercoppa Italia yang mempertemukan Juventus dan AC Milan terancam batal digelar di Arab Saudi. Banyak pihak menentang Arab Saudi sebagai tuan rumah laga tersebut menyusul kasus kematian jurnalis Washington Post, Jamal Kashoggi.
Pada Juni lalu, pihak penyelenggara Serie A menyepakati kerja sama dengan Arab Saudi untuk memainkan laga Supercoppa Italia. Menurut Tuttosport, kontrak yang disepakati kedua belah pihak bernilai 7 juta euro dan memiliki durasi tiga hingga lima tahun. Laga yang mempertemukan sang juara Serie A musim lalu, Juventus, dan runner-up Coppa Italia, AC Milan, pun rencananya digelar di King Fahd Stadium, Riyadh pada Minggu (13/1/2019).
Akan tetapi pihak pengelola Serie A ingin menjadwal ulang laga tersebut menyusul terbunuhnya Kashoggi. Kematian Kashoggi tengah menjadi perbincangan hangat karena Pemerintah Arab Saudi diduga terlibat dalam kasus pembunuhan tersebut.
Kashoggi adalah jurnalis senior yang seringkali melancarkan kritikan pedas terhadap Pemerintah Arab Saudi. Tak hanya melalui artikel-artikelnya, mantan Pemimpin Redaksi Al Arab News Channel tersebut juga kerap menentang kebijakan Pemerintah Arab Saudi melalui media sosial.
Akan tetapi per awal Oktober ini Kashoggi dinyatakan hilang. Dari beberapa saksi, Kashoggi terakhir kali terlihat berkunjung ke Kedutaan Besar Arab Saudi di Istanbul, Turki, untuk mengurus pernikahannya. Setelah beberapa kali membantah, Pemerintah Arab Saudi pun mengakui bahwa Kashoggi tewas di Kedutaan Besar mereka.
Hingga saat ini, jenazah Kashoggi belum juga ditemukan. Banyak pihak yang menduga bahwa Kashoggi dibunuh dengan cara dimutilasi. Sebanyak 15 orang terduga pembunuh Kashoggi diyakini memiliki hubungan dengan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammad bin Salman. Hal ini menyebabkan beberapa acara yang rencananya digelar di Arab Saudi terancam batal. Selain laga Supercoppa Italia, pertandingan tenis antara Rafael Nadal dan Novak Djokovic serta Konferensi Investasi Riyadh juga terancam batal digelar.
Kepala Bidang Amnesti Internasional Inggris, Alan Hogarth, adalah salah satu yang menentang laga Supercoppa Italia 2019 digelar di Arab Saudi. Ia beranggapan bahwa laga tersebut akan menjadi ajang cuci tangan bagi Pemerintah Arab Saudi.
“Jelas bahwa negara seperti Arab Saudi sadar akan potensi olahraga untuk menata ulang citra negara secara halus,” ujar Hogarth seperti dilansir Football-Italia. “Arab Saudi memiliki catatan buruk dalam hal hak asasi manusia, Juve dan Milan harus sadar betul bahwa acara olahraga seperti itu bisa menjadi bentuk dari Sportwashing. Kami meminta klub Italia untuk berpikir dua kali soal sinyal yang dikirim untuk penggemar sepak bola di seluruh dunia, dan aktivis berani yang membela hak asasi di Arab Saudi."
Mantan Menteri Olahraga Italia, Luca Lotti, juga angkat bicara mengenai duel Juve dan Milan di Riyadh. Menurutnya, laga tersebut harus diselenggarakan di luar Arab Saudi. “Sebagai anggota parlemen, sebagai Mantan Menteri Olahraga dan sebagai warga negara Italia, saya mengajukan banding ke Lega Calcio untuk mempertimbangkan kembali keputusan untuk memainkan laga Juve dan Milan di Arab Saudi,” ujarnya seperti dikutip Calciomercato.
Sebelumnya, laga Supercoppa Italia pernah digelar di Amerika Serikat, Tiongkok, dan Qatar, selain tentunya di Italia. Tapi karena sudah adanya kesepakatan antara Lega Calcio dan pemerintah Arab Saudi, bukan tak mungkin laga tetap digelar sesuai rencana. Apalagi pihak Lega Calcio, Juventus dan AC Milan belum berkomentar terkait hal ini.
(mag/ar)
Komentar