Timor-Leste terakhir kali merasakan atmosfer Piala AFF pada 2004. Status mereka saat itu tim undangan. Pada edisi Malaysia-Vietnam tersebut Timor-Leste menjadi lumbung gol lawan-lawannya—total 18 gol bersarang di gawang mereka dalam 4 pertandingan. Selisih gol Timor Leste -16, karena mereka hanya mampu mencetak 2 gol.
Ceritanya kini berbeda. Timor-Leste memastikan diri mengikuti AFF 2018 setelah menyingkirkan Brunei Darussalam di putaran kualifikasi. Timor-Leste kalah 0-1 pada leg pertama, namun menang 3-2 pada pertandingan penentuan. Dengan kemenangan gol tandang tersebut, Timor-Leste bergabung di Grup B bersama Indonesia, Thailand, Filipina, dan Singapura.
Piala AFF 2018 hadir dengan format baru. Singkatnya, semua negara peserta berpeluang menjadi tuan rumah pada fase grup dalam dua pertandingan. Dua lainnya dijalani sebagai tamu.
Beberapa waktu lalu Jose Fonseca, pemain Tim Nasional Timor-Leste, mengatakan masyarakat negerinya sangat menantikan kesempatan tersebut.
“Ke manapun Anda pergi, banyak orang membicarakan sepakbola dan tim ini. Kami berharap bisa bermain di kandang di Piala AFF, dan membuat Timor-Leste bangga. Kami ingin menunjukkan kepada regional ini bagaimana sepakbola kami,” ujar Fonseca dilansir dari Fox Sport Asia.
Namun pengalaman itu tak akan mereka rasakan dalam waktu dekat. Timor-Leste dinyatakan tak berhak menggelar pertandingan kandang karena stadion mereka tidak memenuhi standar. Estadio Municipal de Dili, stadion utama Timor-Leste, tak memenuhi standar pencahayaan. Timor-Leste pun diminta menambah tingkat keterangan lampu sorot stadion dari 668 lux menjadi 1.300-1.500 lux.
Namun setelah sekjen AFF Dato` Sri Azzuddin Ahmad berkunjung ke Dili pada 25 September lalu, Stadion Nasional Timor-Leste dinilai tetap belum layak menggelar pertandingan. Pada pertemuan pertama babak kualifikasi melawan Brunei pun Timor-Leste tidak bermain di kandangnya. Mereka harus melangsungkan pertandingan di KLFA Stadium, Kuala Lumpur.
Pada pertandingan pertama, Timor-Leste dijadwalkan akan berhadapan dengan Thailand tanggal 9 November. Pertandingan tersebut akan dimainkan di stadion Rajamangala, sementara pertandingan mereka melawan Filipina akan dilaksanakan di KLFA Stadium. pada 17 November.
Akibat hal ini Thailand diunggulkan karena mereka akan menjadi tuan rumah sebanyak tiga kali—lebih banyak dari peserta lainnya yang hanya memainkan dua pertandingan kandang. Selain Timor-Leste, Thailand juga akan berhadapan dengan Indonesia di kandangnya, Sabtu (17/11). Delapan hari berselang, Stadion Rajamangala kembali menjadi tempat berlangsungnya pertandingan kandang Thailand saat menghadapi Singapura.
Tentunya hal itu menjadi keuntungan tersendiri bagi Thailand. Mereka tidak harus melangsungkan perjalan jauh. Sebagai tuan rumah, tentunya lingkungan yang akrab juga menjadi nilai tambah, dan jangan lupa dengan suporter Thailand yang tidak akan berhenti meneriakkan dukungan.
[mag/pik]
Komentar