Liga Primer Inggris resmi mengumumkan bahwa VAR (Video Assistant Referee) akan mulai digunakan dalam setiap laga Liga Primer Inggris mulai musim 2019/20. Pada pertemuan pemilik saham kesebelasan-kesebelasan Liga Primer dengan pihak penyelangara kompetisi yang diadakan di London, Kamis, (15/11), para perwakilan kesebelasan menyatakan setuju dengan penggunaan VAR musim depan.
Pertemuan tersebut juga membahas perkembangan terbaru mengenai uji coba VAR non-live yang dilakukan oleh pihak penyelanggara kompetisi dengan Professional Game Match Officials Limited (PGMOL). Hasil dari uji coba VAR di laga Piala FA dan Piala Liga juga dibahas secara rinci pada pertemuan tersebut.
“Program pengujian non-live Liga Primer akan tetap berlaku untuk sisa musim ini, dengan penekanan lanjutan setiap Sabtu sore yang memiliki beberapa pertandingan yang dimainkan secara bersamaan, dan mengembangkan protokol yang jelas untuk mengomunikasikan keputusan VAR kepada penggemar,” bunyi pernyataan melalui laman resmi Liga Primer Inggris. Liga Primer juga sedang mengajukan permintaan izin kepada Dewan Asosiasi Sepakbola Internasional dan FIFA.
Mantan wasit Liga Primer, Mark Halsey, menganggap bahwa keputusan digunakannya VAR adalah hal yang baik. “Saya pikir itu adalah hal yang baik. Saya tahu banyak orang menentangnya tetapi kami harus menerimanya sekarang dan bergerak maju. Kami telah melihat di musim ini ada sejumlah insiden yang bisa dibilang keliru, terutama akhir pekan ini ketika ada sejumlah gol yang dikesampingkan ketika seharusnya tidak terjadi,” ujarnya kepada Radio 5 BBC.
Dia juga menambahkan bahwa para pengadil lapangan sangat membutuhkan VAR untuk memberikan keputusan yang tepat di lapangan. “Para wasit masih ingin keluar dan mendapatkan keputusan kunci pertandingan yang tepat, sangat penting bahwa wasit tidak bersembunyi di balik VAR - mereka masih akan membuat panggilan besar ini dengan benar.”
Baca juga: Serba Salah VAR
Pada awalnya penggunaan VAR sempat ditentang oleh kesebelasan-kesebelasan Inggris. Namun nampaknya sepakbola Inggris memang membutuhkan teknologi yang sudah digunakan di La Liga, Serie A, dan Bundesliga tersebut.
Pada pekan ke-12 Liga Primer yang mempertemukan Southampton dan Watford akhir pekan lalu, Charlie Austin mengeluhkan golnya pada awal babak kedua yang dianulir. Wasit menganggap bahwa bola terlebih dahulu mengenai Maya Yoshida yang berdiri di posisi offside. Padahal pada rekaman ulang, Yoshida sama sekali tidak mengenai bola.
“Itu konyol, kami mencetak gol yang sangat bagus untuk membuat [kedudukan] menjadi 2-0, tetapi ofisial pertandingan mengambil dua poin dari kami hari ini,” ujar Austin kepada Sky Sports. “Mereka bilang bola mengenai Maya (Yoshida), tetapi ternyata tidak, ini adalah lelucon.”
Manajer Southampton, Mark Hughes, juga menegaskan betapa dibutuhkannya VAR. “Semua olahraga besar memiliki ulasan video dan untuk beberapa alasan, Liga Primer Inggris yang ditonton seluruh dunia masih berada di zaman jahiliyah,” ujarnya seperti dilansir BBC.
Pada matchday keempat Liga Champions UEFA antara Manchester City dan Shakhtar Donetsk tengah pekan sebelumnya, Manajer Man City, Pep Guardiola, juga mengeluhkan tidak adanya VAR.
Hal ini menyusul penalti konyol yang diberikan wasit kepada City setelah Raheem Sterling terjatuh di kotak terlarang. “Anda tahu VAR dan apa itu. Wasit harus dibantu karena mereka tidak ingin membuat kesalahan. Mereka ingin performanya bagus tetapi permainan [sepakbola] cepat dan pemain lebih terampil. Butuh tiga atau empat detik untuk membuat keputusan; penalti atau tidak,” ujarnya seperti dilansir Sky Sports.
Terkendala Masalah Teknis pada Layar Besar
Penggunaan VAR bukan hanya menjadi perdebatan bagi Southampton atau Man City, tapi VAR justru menjadi pekerjaan rumah bagi Manchester United dan Liverpool. Pasalnya markas kedua kesebelasan tersebut, Old Trafford dan Anfield tidak memiliki layar yang cukup besar untuk memperlihatkan rekaman ulang VAR kepada pendukung yang hadir di stadion.
Pada putaran keempat FA Cup antara Liverpool dan West Bromwich Albion musim lalu, pendukung yang hadir di Anfield dibuat bingung dengan dianulirnya gol Craig Dawson pada penghujung babak pertama.
VAR menunjukkan bahwa bola lebih dulu menyentuh Gareth Barry yang berdiri di posisi offside. Tak lama berselang, publik Anfield kembali dibuat bingung saat wasit Craig Pawson memberikan penalti untuk Liverpool. Rekaman video menunjukkan bahwa Jack Livermore melakukan kontak dengan Mohamed Salah yang berujung pada penalti untuk Liverpool.
Kedua rekaman VAR pada laga tersebut tidak bisa disaksikan pendukung yang hadir di Anfield dan hanya bisa disaksikan oleh pemirsa di rumah yang menyaksikan melalui televisi.
Sementara itu, sumber internal Liga Premier Inggrus mengatakan bahwa mereka tidak memaksa United dan Liverpool memasang layar besar. “Kami tidak ingin memaksa United atau Liverpool untuk memasang layar [besar] tetapi harus ada diskusi tentang bagaimana para penggemar akan diberitahu,” ujarnya seperti dilansir FOX Sports.
Pihak Liga Primer juga menegaskan bahwa mereka masih mengembangkan dan mencari cara untuk mengomunikasikan VAR kepada pendukung yang hadir di stadion. “Akan ada penekanan terus pada Sabtu sore dan mengembangkan protokol yang jelas untuk mengomunikasikan keputusan VAR kepada penggemar.”
https://twitter.com/panditfootball/status/1063089211648159745
[ilham/dex]
Komentar