Setelah membawa Inggris ke semifinal Piala Dunia 2018, semifinal pertama Inggris dalam 28 tahun terakhir, manajer Timnas Inggris, Gareth Southgate terus menorehkan performa gemilang. Southgate berhasil membawa Inggris lolos ke babak semifinal UEFA Nations League setelah memastikan diri sebagai juara Grup 4 Liga A, menyusul kemenangan 2-1 atas Kroasia di Stadion Wembley, Minggu, (18/11) dini hari WIB.
Akan tetapi, Southgate tetap rendah hati dan memperingatkan para pemainnya untuk tidak terlena dengan capaian mereka di UEFA Nations League. "Dalam hidup, Anda tidak pernah bisa mengatakan Anda berhasil karena itulah hari Anda berhenti maju dan berkembang,” ujarnya kepada Daily Star. “Tetapi apa yang telah kami lakukan adalah kami telah membuat tahun yang benar-benar konsisten bersama-sama dan kami melompati peringkat (peringkat FIFA) tersebut dan mulai mengalahkan beberapa tim teratas tersebut. Di situlah kita harus berada.” Saat ini Inggris berada di peringkat ke-5 ranking dunia versi FIFA.
Lebih lanjut, Southgate juga mengungkapkan keinginannya untuk terus mempertahankan performa The Three Lions. “Kami ingin berada dalam performa ini, ini sangat penting. Semakin banyak laga yang anda mainkan, semakin banyak pula kesempatan untuk melampaui batas di dalamnya dan menguji diri anda sendiri melawan pemain terbaik.”
Tak hanya itu, Timnas Inggris di bawah asuhan Southgate juga memiliki skuad yang relatif muda dengan rataan umur 24,8 tahun. Ben Chilwell, Joe Gomez, dan Marcus Rashford yang masih memiliki umur 21 tahun menjadi starter dalam laga menghadapi Kroasia. Sedangkan Jadon Sancho yang masih berumur 18 tahun masuk menggantikan Marcus Rashford pada menit ke-73. Tak hanya pemain muda, para pemain yang sudah tidak muda lagi dan belum punya pengalaman di level internasional juga diberi kesempatan oleh mantan gelandang Aston Villa dan Midllesbrough tersebut.
“Mereka semua (pemain muda) sangat membantu. Setiap kali saya melihat tim yang memenangkan liga, satu-satunya cara yang tepat untuk tantangan itu lagi adalah dengan menambahkan beberapa pemain baru,” ujar Southgate. “Jadi setiap kali kami membawa pemain baru, pemain itu senang dengan itu tetapi pemain lain juga ingin membuktikan diri kepada pemain itu.”
Sementara itu, rekan setim Southgate saat masih membela Timnas Inggris, Robbie Fowler, mengungkapkan kunci kesuksesan Southgate. Menurutnya, pengalaman Southgate saat masih menjadi pemain telah memberi pengaruh besar terhadap performa Timnas Inggris. Mereka (para pemain Inggris) terlihat percaya diri, mereka terlihat senang, dan ketika anda senang dan nyaman, sepakbola lebih baik. Ketika anda punya manajer yang mengerti pemain Inggris, saya kira itu memberi anda sedikit lebih banyak,” ujarnya pada program televisi Sky Sports bernama "The Debate".
Lebih lanjut dia juga mengungkapkan bahwa Timnas Inggris yang sekarang berbeda dengan yang sebelumnya. "Kami sudah menjadi bagian dari skuad Inggris di masa lalu di mana pemain disimpan di bawah selimut, di mana mereka tidak diizinkan untuk keluar dan mengekspresikan diri, kami melihat Timnas Inggris yang sangat berbeda.”
Fowler juga mengungkapkan bahwa latar belakang Southgate sebagai warga negara Inggris juga memiliki pengaruh. "Ketika anda duduk dan menganalisis Inggris selama bertahun-tahun, manajer terbaik Inggris adalah mereka yang berbahasa Inggris. Bobby Robson, Terry Venables, Anda bisa mengatakan Kevin Keegan, yang membuat pemain mengerahkan kemampuan lebih maksimal. Saya pikir mereka mengerti pemain Inggris sedikit lebih banyak dari Sven Goran-Eriksson atau Fabio Capello."
Sementara itu, lawan debat Fowler di program tersebut yang juga mantan pemain Timnas Inggris, Dion Dublin, mengungkapkan bahwa Southgate berhasil mengangkat beban psikologis para pemainnya. "Ini menunjukkan kedewasaan bahwa Gareth (Southgate), yang mana memungkinkan para pemainnya membuat keputusan. Dia akan memberi mereka batas dan batas, tetapi juga akan memungkinkan mereka membuat keputusan sendiri.
Lebih lanjut, Dublin juga memeragakan bagaimana Southgate mengangkat moral para pemain yang minim pengalaman di level internasional. ”Dia berkata, `Ayo, aku telah melihat betapa bagusnya dirimu, aku telah melihatmu di masa muda, pergi dan tunjukkan di lapangan`.”
[mag/pik]
Komentar