Indonesia Tersingkir, Rochy Putiray: Yang Salah PSSI

Berita

by redaksi 34858

Indonesia Tersingkir, Rochy Putiray: Yang Salah PSSI

Langkah Tim Nasional Indonesia di ajang Piala AFF 2018 dipastikan terhenti di fase grup. Kepastian Indonesia gagal melangkah ke babak semifinal merupakan hasil dari laga lain, yakni Filipina menghadapi Thailand, Rabu (21/11), yang mempengaruhi nasib Timnas Indonesia.

Filipina dan Thailand bermain imbang 1-1. Hasil tersebut membuat Filipina dan Thailand sama-sama mengumpulkan tujuh poin dari tiga laga. Indonesia, dengan jumlah laga yang sama, saat ini baru mengumpulkan tiga poin dan maksimal hanya mampu meraih enam poin jika mengalahkan Filipina di laga terakhir fase grup.

Capaian Indonesia di Piala AFF 2018 ini jelas jadi hasil memilukan. Indonesia gagal mencapai target. PSSI selaku federasi Indonesia menargetkan juara pada ajang antarnegara Asia Tenggara ini. Tapi nasib Indonesia nyatanya seperti pada edisi 2012 dan 2014.

Legenda Timnas Indonesia, Rochy Putiray, memberikan tanggapannya atas kegagalan Indonesia pada ajang Piala AFF kali ini. Ditemui usai menghadiri laga amal untuk korban bencana Palu, pria berusia 48 tahun tersebut menyoroti PSSI yang gagal mempertahankan Luis Milla.

"Ratu Tisha ngerti maen bola gak sih? Pelatih bagus dicoret. Pelatih bagus dibuang. Ngerti maen bola gak? Katanya punya perusahaan bisnis yang enak, yang udah mapan di bisnis, berarti orang kalau ngerti bisnis (harusnya) manajemennya bener.

"Sekarang masyarakat tau, yang salah bukan pelatih. Yang salah pengurus (PSSI). Pengurus tidak obyektif. Semua bilang Luis Milla gagal, tidak punya hasil maksimal. Ade-ade yang main di timnas Asian Games kemaren, delapan besar. Itu bukan tingkat yang rendah. Itu prestasi yang luar biasa," sambungnya.

Rochy memang sangat menyayangkan PSSI yang tidak melanjutkan kerjasama dengan Luis Milla. Sejauh ini, dirinya melihat bahwa Timnas asuhan Milla (U-23) menunjukkan progres positif dan memilik prospek menjanjikan untuk Timnas senior. Namun ketika saat ini Timnas senior, yang diisi para pemain U-23, bermain di Piala AFF 2018 dan tidak dilatih Milla, masih menurut Rochy, permainan Indonesia menjadi buruk.

"Terus denger kabar juga belum bayar gaji tiga bulan tapi dia [Milla] masih pegang Timnas waktu di Asian Games. Tapi saat ini diganti. Saya dapat info juga kalau Luis Milla gak bisa diatur. Mungkin sekarang pengurus ingin cari pelatih-pelatih yang bisa diatur. Pak Jokdri, sudah berapa abad di situ, pak? Gak ada hasilnya. Kenapa masih betah?

"Saat ini kita juga tau, yang lagi bagus Timnas U-16, U-19. Itu bisa dipertahankan gak gaya bermain mereka sampai (Timnas) senior. Jujur, yang saya masih tanda tanya besar, kita di U-16 bagus, di U-19 bagus, di senior kenapa jadi bego? Ada yang salah dengan sistemnya.

"Luis Milla kemarin bagus, kok. Ade-ade yang sekarang ini penuh percaya diri. Enak bermain. Mereka mulai tau gimana caranya main bola pinter. Saya lihat Luis Milla gak ngajarin main bola. Tapi dia mengubah konsep. Mengubah mindset pemainnya bagaimana caranya bermain bola yang benar. Bermain dengan hati-hati. Bermain dengan rasa percaya diri. Bermain dengan sabar. Itu sudah ditunjukin di Asian Games 2018," tambahnya.

Indonesia akan menjalani laga terakhir Piala AFF 2018 dengan menghadapi Filipina pada Minggu (25/11) mendatang. Atas kepastian gugurnya Indonesia, kemungkinan besar suporter Indonesia akan kembali melakukan "mogok" dalam mendukung langsung ke stadion seperti pada laga melawa Timor-Leste. Hal tersebut menjadi salah satu bentuk kritik sejumlah suporter Indonesia yang tak puas dengan hasil Timnas Indonesia senior khususnya di Piala AFF 2018 ini.

foto: affsuzukicup.com

[ar/pik]

Komentar