Jarang ada manajer atau kepala pelatih berkulit hitam di Inggris. Namun Sol Campbell baru saja resmi ditunjuk sebagai manajer kesebelasan League Two (kompetisi tingkat empat di Inggris), Macclesfield Town, pada Selasa (27/11). Dia akan berjuang bersama kesebelasan asal Cheshire tersebut selama 18 bulan sampai masa kontraknya habis.
Campbell yang sempat bermain untuk Tottenham Hotspur dan Arsenal ini menghadapi tantangan berat di Macclesfield.
Saat ini Macclesfield sedang berada di posisi terakhir (ke-24) dengan hanya meraih 10 poin. Dari 19 pertandingan, The Skillmen hanya berhasil menang dua kali. Sisanya empat kali imbang dan 13 kali kalah.
“Macclesfield Town dengan senang hati mengumumkan mantan bek Arsenal dan Inggris, Sol Campbell, menjadi manajer tim utama kami yang baru. Dirinya telah menyetujui kesepakatan kontrak selama 18 bulan dengan klub,” tulis pernyataan yang dilansir dari situs resmi kesebelasan.
Sebelum bergabung bersama Macclesfield, Campbell sudah beberapa kali mengungkapkan keinginannya untuk merasakan iklim dunia kepelatihan. Pada 2017 Campbell pernah menjabat sebagai asisten manajer Trinidad & Tobago. Selain itu dia pernah menyatakan ketertarikan untuk menjadi pelatih di Italia.
“Saya akan pergi ke Italia. Namun itu harus ada artinya bagi saya. Harus ada sebuah proyek,” ujar Campbell, dilansir Football Italia.
Secara lebih lanjut, melalui keterangannya kepada Soccer AM, sosok berusia 44 tahun itu mengatakan: “Saya tengah mencari pekerjaan di sepakbola. Saya ingin menjadi manajer. Saya tahu itu adalah sesuatu yang sulit. Meskipun saya memiliki CV mentereng sebagai pemain, saya tahu bahwa saya harus memulai dari bawah dan berjuang kembali untuk mencapai puncak.”
“Ini semua adalah soal berusaha untuk mencapai tujuan. Ya, saya harus mulai dari awal lagi, namun ini adalah soal membangun karier baru dan saya tertarik melakukannya,” katanya.
Orang Berkulit Hitam Sulit Menjadi Pelatih di Inggris
Pada Oktober lalu sebenarnya Campbell sudah masuk ke dalam staf kepelatihan Timnas Inggris U21. Sejatinya Campbell dijadwalkan mulai masuk ke dalam jajaran staf kepelatihan yang dimpimpin oleh Aidy Boohroyd pada November ini.
Campbell bergabung bersama timnas junior Inggris berkat salah satu program kerja FA yang membuka jalan bagi para etnis kulit hitam, Asia, dan minoritas untuk menjadi pelatih di level timnas.
FA menjelaskan bahwa strategi ini mengusung tema In Persuit of Proggress. Program tersebut baru saja diluncurkan pada Agustus lalu dan memiliki tujuan untuk memberikan peluang terkait gender dan etnis untuk semua kelompok usia baik di tim putra dan putri Inggris.
Dalam sensus terbaru yang diterbitkan oleh Office for National Statistic, ada sekitar lebih dari 7,6 juta masyarakat di Inggris yang terdaftar ke dalam tiga kategori tersebut.
Laporan Think Thank Sport People menemukan bahwa hanya 23 dari 552 peran pelatih elite dipegang oleh orang-orang kulit hitam, Asia, dan minoritas. Data tersebut hanya sekitar 4% dari posisi yang tersedia, meski 25% pemain berasal dari latar belakang tiga kategori tersebut.
“Hal tersebut bisa terjadi karena bias tidak sadar atau memang mungkin rasisme,” kata mantan penyerang Reading, Jason Roberts, dilansir melalui BBC.
Masih dilansir melalui situs yang sama, Penelitian Dr. Steven Bradbury dari Universitas Loungborough pada 2015 menemukan bahwa hanya ada 19 manajer dan pelatih di tingkat elite di seluruh 92 kesebelasan profesional Inggris.
Laporan tersebut sudah dipresentasikan di depan seluruh anggota parlemen, pelatih senior, sampai pelatih U18 di Westminster. Ada dua temuan kunci dalam penelitian tersebut. Pertama adalah adanya bias sadar atau tidak sadar dan stereotip rasial. Kedua, kurangnya tokoh-tokoh tersebut berperan di semua tingkatan.
Selain Sol Campbell, ada nama Claude Makelele yang juga menjadi salah satu staf pelatih di Swansea City. Makelele mendapatkan pekerjaannya sejak Januari lalu.
Makelele bersuara ketika ditanya bagamana tanggapannya terkait kurangnya pekerjaan untuk tiga kategori tersebut di Inggris. “Saya mendapat kesempatan untuk melatih. Saya pikir itu memungkinkan. Kita membutuhkan orang kulit hitam. Anda harus memiliki semangat untuk melakukan pekerjaan ini. Semangat memberikan segalanya,” katanya.
Lebih lanjut Makelele menyebutkan bahwa suatu saat nanti akan ada banyak manajer berkulit hitam.
Manajer kulit hitam terakhir yang melatih di Liga Primer Inggris adalah Darren Moore. Dia bertindak sebagai karteker ketika Alan Pardew dipecat West Bromwich Albion pada 2 April 2018. West Brom kemudian terdegradasi ke Championship di akhir musim itu (2017/18). Meski terdegradasi, Moore dipermanenkan sebagai manajer.
FA sendiri sudah mengeluarkan dana sebesar 1,4 juta paun selama lima tahun untuk memberikan beasiswa kepelatihan kepada orang-orang yang termasuk ke dalam tiga kategori tersebut.
Sementara itu Liga Primer Inggris juga telah menyediakan tempat tambahan dalam bentuk skema magang bagi mereka. Tujuannya jelas, untuk memunculkan pelatih-pelatih terkemuka dan kesegaraman.
[kim/dex]
Komentar