Liga 2 2018 telah selesai digelar. PSS Sleman keluar sebagai jawara setelah mengandaskan perlawanan Semen Padang pada laga final yang di gelar di Stadion Pakansari, Cibinong, Selasa (04/12). Kemenangan 2-0 PSS atas Semen Padang menjadi kado penutup akhir tahun yang indah bagi anak asuh Seto Nurdiyantoro.
Sebelum itu, di hari yang sama, Kalteng Putra berhasil mengalahkan Persita Tangerang juga dengan skor 2-0. Artinya, Kalteng Putra menjadi kesebelasan ketiga yang promosi ke Liga 1 2019, menyusul PSS dan Semen Padang yang berhasil promosi karena mencapai babak final.
PSS, Semen Padang dan Kalteng Putra menghadapi jalan yang berliku untuk bisa mendapatkan tiket promosi. Musim depan, mereka harus bersaing di level tertinggi dan berusaha bertahan agar tidak kembali ke Liga 2. Untuk saat ini, bagaimana kekuatan ketiga kesebelasan yang berhasil menjadi tiga terbaik di Liga 2?
PSS Sleman
PSS sempat melakukan pergantian pelatih di tengah-tengah kompetisi berlangsung. Keputusan tersebut diambil menyusul hasil imbang saat melawat ke kandang Persegres Gresik. Sebelumnya dalam tiga laga, PSS tidak menunjukkan permainan yang berkembang.
“Saat bertandang ke Gresik, target kami adalah menang. Target itu untuk mengganti hilangnya poin di kandang. Dari tiga laga, kami tidak melihat adanya sebuah progres permainan,” kata Manajer PSS, Sismantoro, dilansir melalui Kompas. “Hasil evaluasi kami bertemu dengan tim pelatih, kang Herkis mengundurkan diri dari jabatan kepala pelatih."
Tim yang memiliki julukan Super Elja tersebut telah menjalani 22 laga sebelum akhirnya layak tampil di babak delapan besar. Mereka lolos dengan predikat pemuncak klasemen dengan mengoleksi 43 poin. Tiga tim lainnya, seperti Kalteng Putra, Madura FC, dan PS Mojokerto Putra menguntit di bawahnya.
Berada di Grup B pada babak 8 besar, PSS Sleman bersaing dengan tim-tim lain seperti Persita Tangerang, Persiraja Banda Aceh dan Madura FC. PSS juga berhasil keluar menjadi juara Grup B.
Meski diselimuti isu pengaturan skor saat berhadapan dengan Madura FC, tim asuhan Seto Nurdiyantoto tetap sukses memuncaki klasemen dengan kepemilikan 10 poin. Nilai tersebut juga dikantongi oleh Persita. Namun secara head to head, Persita kalah dari PSS. Sebab saat bermain di kandang, Pendekar Cisadane dipaksa imbang 1-1. Lalu saat tandang ke markas PSS, Persita dibantai 4-1.
Tidak mudah bagi PSS ketika berada di semi-final. Mereka harus menghadapi Kalteng Putra yang pada saat itu mendapatkan predikat sebagai peringkat dua terbaik di Grup A. Pertemuan pertama antara kedua tim berakhir dengan skor 0-0. Di pertemuan kedua, PSS bertindak sebagai tuan rumah. Bermain di Stadion Maguwoharjo, PSS seperti mendapatkan suntikan moril berlebih. Alhasil dua gol berhasil diborong oleh penyerang andalan mereka, Cristian Gonzales.
Gonzales menjadi pemain paling produktif soal urusan mencetak gol dengan torehan 15 gol. Ini seperti menjawab atas keraguan beberapa pihak terkait usia Gonzales yang sudah mencapai kepala empat. Pemain yang dijuluki El Loco ini bahkan merasa masih sanggup bermain di Liga 1.
"Insya Allah masih bisa bermain di Liga 1," ujarnya di Stadion Pakansari seperti dilansir melalui Tempo. Meski menyimpan keinginan untuk kembali lagi ke kompetisi sepak bola tertinggi Tanah Air, pemain yang memiliki julukan "Si Gila" itu belum memikirkan kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Sekedar informasi, tim yang terbentuk pada 20 Mei 1976 itu memang jatuh bangun berjuang untuk mencapai kasta tertinggi liga. Dalam kompetisi Liga Indonesia misalnya, mereka berada di Divisi Satu sejak 1994 hingga 2000. Mereka baru naik ke Divisi Utama di tahun 2001 dan bertahan hingga 2014. Pada 2016 mereka menempati peringkat kedua Indonesia Soccer Championship B.
Semen Padang
Semen Padang memang tidak membutuhkan waktu lebih lama untuk kembali bersaing setelah degradasi dari Liga 1 pada musim lalu. Sejak memulai perjalanan di Liga 2, mereka benar-benar menunjukkan adanya mental juara pada diri tim.
Meski dikepung dengan lawan-lawan kuat seperti Persita Tangerang, Persiraja Banda Aceh, PSPS Riau, dan Persis Solo, Semen Padang tetap mampu memuncaki klasemen grup wilayah barat. Dari 22 pertandingan, mereka dapat mengumpulkan 39 poin hasil 12 kemenangan, tiga imbang, dan tujuh kekalahan.
Di babak delapan besar, Semen Padang harus bersaing dengan Kalteng Putra, Aceh United, dan PS Mojokerto Putra. Hasilnya, Hengki Ardiles dan kawan-kawan berhasil menjadi pemuncak klasemen grup A dengan perolehan 10 poin. Perolehan poin Semen Padang sama dengan yang dikumpulkan Kalteng Putra. Namun, Semen Padang lebih unggul dari segi agresivitas gol dari Kalteng Putra, sehingga berhak maju ke semifinal sebagai juara grup.
Tantangan berat memang baru dirasakan Semen Padang saat berada di babak semi-final. Di pertemuan pertama dengan Persita, mereka kalah tipis 0-1. Pada pertemuan kedua, Semen Padang sempat dikejutkan ketika Persita berhasil mencetak gol terlebih dahulu. Semen Padang akhirnya meraih kemenangan dramatis. Mereka dapat membalikkan keadaan menjadi 3-1. Semen Padang berhak melaju ke final setelah unggul dengan agregat 3-2.
Syafrianto Rusli selaku pelatih Semen Padang buka suara terkait apa yang akan dilakukannya usai memastikan diri promosi. Dia mengaku akan melakukan perombakkan tim jika masih dipercaya menakhodai tim asal Sumatera Barat tersebut.
"Secara lisan sudah ada, tepi secara legalnya belum. Nantinya kalau saya pegang tim ini, ada penambahan di berbagai posisi. Saya melihat kebutuhan tim (peluang merekrut pemain asal Padang). Kalau ada orang Padang yang sesuai kebutuhan akan kami utamakan," ujar Syafrianto seperti dilansir melalui Bolasport.
Semen Padang menyamai catatan Arema Malang, sebagai mantan tim Galatama yang terdegradasi ke divisi kedua, tetapi hanya butuh satu tahun untuk kembali ke divisi tertinggi. Arema pernah terdegradasi dari Divisi Utama 2003, tetapi setahun berikutnya, Arema dapat menjadi juara dan promosi ke Divisi Utama 2004.
Untuk bisa bertahan di Liga 1, Semen Padang tampaknya wajib memperbaiki kualitas lini pertahanan mereka. Mereka menjadi satu-satunya tim yang berhasil lolos tanpa menorehkan satu pun catatan nirbobol.
Kalteng Putra
Kalteng Putra menjadi kesebelasan terakhir yang promosi ke Liga 1 2019. Sejak awal musim, kesebelasan yang sebelumnya bernama Persepar Palangkaraya ini merupakan salah satu kandidat kuat promosi. Walau begitu, langkah mereka meraih juara tiga Liga 2 ini tetap dilalui dengan tidak mudah.
Di grup A, Kalteng Putra menempati posisi kedua. Begitu juga ketika memasuki delapan besar, lolos dengan status runner-up grup di bawah PSS. Pada laga semi-final, mereka kembali bertemu dengan PSS Sleman yang memang sulit mereka kalahkan.
Untuk sekelas klub yang berkompetisi di divisi kedua sepak bola Indonesia, Kalteng Putra memiliki catatan pertahanan yang kuat. Mereka merupakan klub kedua yang paling sedikit kebobolan dengan 18 gol. Selain itu, catatan 10 kali nirbobol juga menjadi hal yang dapat dibanggakan oleh Kalteng Putra di sepanjang penyisihan grup. Lolos ke babak delapan besar, Kalteng Putra juga hanya kebobolan satu gol dari enam pertandingan yang dijalani.
Tim berjuluk Laskar Isen Mulang berhasil meraih jatah ke Liga 1 dengan mengalahkan Persita di perebutan tempat ketiga. Keberhasilan mereka promosi ini akan menambah daftar kontestan asal Kalimantan di Liga 1. Pada gelaran Liga 1 musim ini, Pulau Borneo sudah memiliki tiga wakil yaitu Barito Putera, Borneo FC, dan Mitra Kukar. Walau begitu Mitra Kukar sedang terancam degradasi.
"Selama ini sepak bola Kalteng di bawah bayang-bayang Kalsel dan Kaltim. Kini saatnya kami menyejajarkan diri dengan mereka. Inshaa Allah, kami akan menambah kontestan Liga 1 dari Kalimantan," ujarnya seperti dilansir Bola.
Pada bulan April, Kalteng Putra menunjukkan keseriusannya untuk menapaki perjalanan di Liga 2. Mereka merekrut gelandang penuh pengalaman, Firman Utina. Dalam klausul kontraknya, Firman Utina merangkap sebagai asisten pelatih sekaligus pemain.
“Setelah pertimbangan yang cukup matang dan komunikasi yang panjang dengan Kalteng FC, Firman akhirnya memilih klub ini (Kalteng Putra). Ada beberapa tawaran sebelumnya dari klub Liga 1 dan Liga 2. Namun, keseriusan dari pelatih Kas Hartadi dan manajemen Kalteng FC terhadap Firman yang mempermudah pilihan ini,” ujar sang agen.
Firman Utina dan Kas Hartadi dikenal memiliki kedekatan tersendiri. Keduanya merupakan bagian dari skuat Sriwijaya FC yang menjuarai ISL 2012. Saat itu Firman Utina bermain satu tim dengan pemain legendaris Indonesia lainnya, seperti Muhammad Ridwan, Supardi Nasir, dan Achmad Jufriyanto.
Sebenarnya Kalteng Putra sempat memiliki kesempatan untuk promosi ke divisi tertinggi Liga Indonesia pada pada 2013, yang saat itu masih memakai nama Indonesia Super League (ISL). Kalteng Putra saat itu masih dengan nama Persepar Palangkaraya. Mereka berada di peringkat ke-9 klasemen saat akhir Indonesia Premier League (IPL) di tahun 2013. Mereka juga memiliki kesempatan untuk mengikuti proses verifikasi tim. Namun, mereka dianggap tidak memenuhi persyaratan sebagai klub profesional. Akibatnya mereka dinyatakan gagal untuk berkompetisi di ISL.
***
Ada fakta menarik atas keberhasilan PSS dan Kalteng Putra promosi ke Liga 1. Kedua tim sama-sama pernah menjadi juara Divisi Utama. Kalteng Putra juara Divisi Utama pada 2012, sementara PSS adalah juara di 2013. Tapi keduanya tidak pernah promosi ke ISL. Baru sekarang dua tim itu promosi sama-sama ke Liga 1.
Selain ketiga kesebelasan promosi, Liga 2 juga meroketkan nama penyerang PS Mojokerto Putra, Indra Setiawan, yang ditahbiskan sebagai top skor alias pencetak gol terbanyak Liga 2 2018. Sepanjang musim ini Indra Setiawan mampu mencetak 29 gol. Sementara itu, Ichsan Pratama yang membela PSS dinobatkan sebagai pemain terbaik Liga 2 2018.
[mau/ar]
Komentar