Laga pekan ke-26 Divisi Championship 2018/19 antara Leeds United melawan Derby County menyajikan duel seru di dalam dan luar lapangan, terutama di luar lapangan. Selain nama besar Frank Lampard dan Marcelo Bielsa sebagai pelatih di masing-masing kubu, duel ini mempertemukan dua kesebelasan papan atas di liga kelas dua Inggris tersebut, Leeds pemuncak klasemen dan Derby saat itu berada di posisi keenam.
Laga berkesudahan dengan skor 2-0 untuk kemenangan anak asuh Marcelo Bielsa. Namun cerita mengenai Bielsa yang memata-matai sesi latihan Derby County menjadi cerita menarik. Insiden ini kemudian ramai diperbincangkan dengan sebutan Spygate.
Kamis lalu atau sehari menjelang pertandingan itu, dua orang staf Leeds kepergok sedang memata-matai skuat Derby yang sedang melangsungkan latihan. Seorang penghuni yang tinggal di belakang markas latihan The Rams seketika menghubungi polisi saat melihat seorang pria bertingkah aneh di semak-semak membawa teropong dan pemotong kawat. Orang itu ditengarai memantau latihan anak asuh Frank Lampard dengan menggunakan alat perekam tanpa seizin kubu lawan.
Seusai pertandingan yang dimenangi Leeds, Bielsa mengakui bahwa ia yang mengutus stafnya untuk memata-matai latihan Derby County dan mengatakan bahwa hal semacam itu sudah biasa ia lakukan sejak dulu saat menjadi pelatih di Argentina.
"Tanpa berusaha mencari pembenaran, saya telah menggunakan metode semacam ini sejak Piala Dunia bersama Argentina," kata Bielsa.
Frank Lampard sebagai Manajer Derby County tidak begitu saja menerima pernyataan Bielsa.
"Pada level sportivitas, itu hal buruk. Jika kita berbicara tentang budaya dan mengatakan saya melakukannya di tempat lain dan baik-baik saja, saya tidak mempercayai itu. Itu mengganggu persiapan kami dalam pertandingan. Orang-orang akan mengatakan saya membuat alasan, namun saya akan tetap berbicara seperti ini, terlepas apakah kami menang, seri atau kalah," ketusnya merespons Marcelo Bielsa.
Pada Rabu malam (16/1) di tempat latihan Leeds, Thorp Arch, Bielsa mengadakan konferensi pers. Alih-alih menyampaikan pengunduran diri, sesuai yang diduga banyak orang, mantan pelatih Olympique de Marseille ini malah memberikan pernyataan dan meluruskan situasi. Dia mula-mula mengatakan bahwa ia adalah orang yang bertanggung jawab atas kejadian ini dan menolak menyalahkan timnya.
"Saya sudah katakan saya adalah satu-satunya yang bertanggung jawab atas situasi ini. Kesebelasan tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi dan tidak seorangpun dari staf saya bertanggung jawab dalam hal ini."
Pada konferensi pers berdurasi 70 menit itu Bielsa bersikeras bahwa menonton sesi latihan lawan itu tidak ilegal dan ia melakukannya karena tidak merasa bahwa itu adalah kekeliruan.
"Mengenai apa yang sudah saya lakukan, apa yang saya lakukan tidak illegal. Itu tidak ditentukan dan tidak dikekang. Kita bisa membahasnya. Itu tidak dilihat sebagai hal yang baik tetapi itu bukan suatu pelanggaran. Saya tahu bahwa tidak semua yang legal itu boleh dilakukan," ujarnya
Berikutnya, dengan presentasi PowerPoint, ia menjelaskan metode melatihnya. Ia menjelaskan bahwa spionase adalah bagian metode melatihnya, "Dari setiap lawan, kami menyaksikan semua pertandingan pada 2018/2019, kami menyaksikan 51 pertandingan Derby County. Analisis setiap laga membutuhkan empat jam kerja, Mengapa kami melakukan itu? karena kami pikir itu adalah apa yang profesional lakukan."
Spionase Lainnya di Sepakbola
Tidak hanya Marcelo Bielsa yang melakukan tindakan memata-matai lawannya, beberapa kesebelasan dan pelatih juga pernah melakukan hal serupa.
Pada April 2014, Cardiff menuduh bahwa susunan sebelas pemain mereka bocor ke Crystal Palace dua hari sebelum pertandingan Liga Inggris. Cardiff mengklaim, bahwa Direktur Olahraga Palace, Lain Moody, yang sebelumnya bekerja untuk kesebelasan asal Wales ini menjadi biang keroknya. Moody mengatakan bahwa tuduhan itu tidak benar. Pertandingan dimenangi Palace 3-0, tapi akhirnya otoritas Liga Inggris menjatuhkan hukuman pada Palace.
Di Italia pada 2013 lalu, pelatih Genoa ditemukan bersembunyi di semak-semak untuk memata-matai sesi latihan yang diadakan oleh rival sekota mereka, Sampdoria. Staf pelatih muda Luca de Pra telah menyaksikan Il Samp berlatih dari bawah pohon sambil mengenakan perlengkapan kamuflase.
Menjelang Derbi Manchester 2009, helikopter Manchester United terlihat terbang di atas tempat latihan Manchester City. Setelah berputar dua kali di atas pemain City yang sedang melakukan persiapan terakhir menjelang laga, helikopter itu terlihat mendarat di pusat pelatihan United untuk menjemput Sir Alex Ferguson dan membawanya ke balapan Newbury.
United berhasil mengalahkan City dengan skor 4-3 dan tidak ada hukuman yang diterima Manchester United dan Fergie.
Tidak ada regulasi spesifik mengenai apakah memata-matai latihan pemain lawan merupakan tindakan yang keliru. Dalam kasus Marcelo Bielsa sendiri praktik ini mencuat karena dianggap curang dan tak biasa di Inggris. Selepas konferensi pers, justru banyak kalangan memuji Bielsa selepas apa yang ia jabarkan mengenai metode melatihnya.
"Jadi mengapa saya mengirim seseorang untuk menonton [kesebelasan lain]? Sebab saya berpikir itu tidak melanggar norma. Semua informasi yang saya butuhkan untuk mengklarifikasi [taktik saya] saya kumpulkan tanpa menonton sesi latihan lawan. Tapi kami merasa bersalah jika kami tidak cukup bekerja," ujarnya.
"Jadi menyaksikan latihan lawan memungkinkan kami untuk tidak terlalu cemas dan dalam kasus saya, saya cukup bodoh membiarkan perilaku semacam ini."
Kemudian apakah spionase adalah perilaku yang salah? Tergantung masing-masing kita yang menilainya.
Komentar