"Demi PSSI berjalan dan maju, hari ini saya nyatakan mundur dari Ketum PSSI. Ini semua saya lakukan dalam kondisi sehat walafiat. Bertanggung jawab kalian. Saya mundur, karena saya bertanggung jawab."
Begitu kata Edy Rahmayadi ketika menyatakan diri mundur dari jabatan Ketua Umum PSSI yang dirinya emban sejak 2016 lalu. Pria yang kini menjabat Gubernur Sumatera Utara itu mengungkapkan mundur pada acara Kongres PSSI yang digelar Minggu (20/1), di Bali.
Keputusan tersebut ternyata disambut baik oleh para tamu undangan yang diisi oleh para pemegang hak suara alias voters. Bahkan setelah kalimat mundur dari Edy Rahmayadi terucap, sejumlah pemegang hak suara bertepuk tangan. Ada juga yang berteriak Allahu akbar!
Di sisi lain, Edy Rahmayadi sendiri memohon maaf atas kepemimpinannya yang belum memuaskan masyarakat Indonesia. "Begitu berat saya rasakan. Untuk itu sampaikan ke rakyat PSSI ini milik rakyat seluruh Indonesia yang diwakilkan ke kita. Saya tak mampu lakukan ini saya mohon maaf," ujar Edy dalam pidatonya.
Kekosongan kursi Ketua Umum PSSI ini akan diisi sementara oleh Joko Driyono yang saat ini menjabat Wakil Ketua Umum. Ini jadi kali kedua Joko Driyono menjadi Plt. Ketua Umum PSSI. Sebelumnya, ia menjadi Plt. Ketum PSSI ketika Edy Rahmayadi cuti untuk keperluan kampanye sebagai calon Gubernur Sumut pada awal 2018 silam.
Menariknya, dalam pidatonya itu Edy Rahmayadi sempat "menyerang" manajer Persib Bandung, Umuh Muchtar. "Mungkin lebih pantas Umuh pimpin di sini, silakan. Jangan teriak-teriak di luar (lagi). Karena bangsa lain lihat, Indonesia primitif. Tidak baik untuk PSSI karena kita saling mencintai. Dibanding kalian berkelahi, biar saya yang keluar dari rumah ini. Setuju?"
Sebelumnya, jelang akhir 2018, Umuh memang sempat menyatakan kekecewaannya terhadap Edy Rahmayadi yang rangkap jabatan. Bahkan ke sejumlah media Umuh menyatakan setuju jika Edy Rahmayadi lebih baik lengser dari jabatan Ketua Umum PSSI sebagaimana #EdyOut menggema, khususnya di media sosial. Situasi ini menjadi unik karena sebenarnya Edy Rahmayadi merupakan Ketua Umum yang didukung oleh Umuh Muchtar pada 2016 lalu.
Walau begitu, pria yang akrab disapa "Wa Haji" ini merasa saat ini bukan waktu yang tepat. Belum lagi ada orang yang menurutnya mengkhianati Edy Rahmayadi sehingga memilih mundur.
"Pak Edy (Rahmayadi) tak ada salah. Beliau polos, percaya kepada bawahan, akhirnya karena ketelodoran, sudah dipercaya malah dikhianati. Pak Edy dikhianati," tutur Umuh. "Pak Edy sudah tahu [ada yang mengkhianati]. Siapa saja yang diperiksa, siapa yang ditangkap, siapa yang belum ditangkap, dan diperiksa, gitu saja lah."
"Tunggu lah, kami terlalu dini. Belum sampai situ, saya juga belum kepikiran siapa. Lebih cepat, lebih baik ya. Setelah pemilu mungkin. Saya tidak mampu. Kalau saya hanya membimbing saja kalau ada yang tidak baik," tuturnya.
[ar]
Komentar