Persebaya Surabaya dikabarkan selangkah lagi merekrut gelandang serang asal Argentina, Damian Lizio. Menariknya, pemain berusia 29 tahun ini merupakan gelandang jebolan River Plate. River Plate sendiri merupakan kesebelasan yang kerap diisi oleh gelandang serang berkualitas, khususnya yang berasal dari akademi.
Nama-nama seperti Ariel Ortega, Marcelo Gallardo, Andres D`Alessandro, Pablo Aimar, Diego Buonanotte, Roberto Pereyra, hingga Manuel Lanzini adalah para gelandang serang jebolan River Plate. Nama-nama tersebut dikenal sebagai gelandang flamboyan atau gelandang klasik no. 10 ketika posisi gelandang di belakang dua penyerang masih jadi primadona di seluruh penjuru dunia.
Lizio sendiri merupakan alumnus River Plate. Bergabung sejak 2004 ketika masih berusia 15 tahun, dia berhasil promosi ke skuat senior pada usia 18 tahun. Namun menurut catatan Transfermarkt, pemain bertinggi 167cm ini hanya bertahan sampai 2010. Dalam dua musim di skuat senior (musim ketiganya dipinjamkan ke kesebelasan Spanyol yang bermain di Divisi Dua, Cordoba), hanya tiga kali ia bermain.
Melihat komposisi lini tengah River ketika itu memang wajar jika Lizio yang masih minim pengalaman kurang mendapatkan jam terbang. Saat pertama kali dipromosikan pada 2007, River punya gelandang serang seperti Fernando Belluschi dan Ariel Ortega yang sejak 2006 kembali dari petualangannya di Eropa. Belum lagi River juga mempromosikan pemain-pemain bertalenta menyerang lain seperti Buonanotte, Alexis Sanchez, Augusto Fernandez dan Radamel Falcao.
River saat itu memang cukup dihuni oleh pemain-pemain berkualitas Argentina baik yang masih usia belia maupun usia matang. Di posisi penjaga gawang terdapat Juan Pablo Carrizo. Di posisi bek tengah terdapat Mateo Musacchio yang sekarang bermain di AC Milan. Mauro Rosales dan Leonardo Ponzio juga sudah mengisi lini tengah River saat itu.
Dengan persaingan yang ketat, Lizio yang menggunakan nomor punggung 37 hanya sekali bermain sebagai starter dan satu laga lain bermain sebagai pemain pengganti. Pada laga debutnya melawan Club Huracan, Lizio bermain penuh tapi gagal memberikan kemenangan (kalah 1-2). Ketika bermain sebagai pengganti Buonanotte pada laga melawan Banfield, River juga mengalami kekalahan (0-1).
Musim berikutnya kans bermain Lizio semakin kecil. River yang dilatih oleh Diego Simeone memulangkan Marcelo Gallardo yang sebelumnya membela DC United. Roberto Pereyra yang sekarang membela Watford FC pun baru dipromosikan dari tim junior. Malah Pereyra lebih menjanjikan potensinya karena eks pemain Juventus ini berusia dua tahun lebih muda dari Lizio.
Persaingan ketat itulah yang membuat Lizio dipinjamkan ke Cordoba. Sial baginya, potensinya tak maksimal di kesebelasan asal Spanyol tersebut. Dia bahkan sampai terasingkan ke Liga Siprus untuk membela Anorthosis Famagusta FC. Tapi tetap saja, bakat dan talentanya gagal menembus persaingan sepakbola Eropa.
Kariernya justru lebih berkibar di Bolivia. Masih menurut Transfermarkt, sejak 2011 hingga 2017 lalu, kontraknya dimiliki penuh oleh Bolivar. Pada 2014 dia bahkan bermain untuk Timnas Bolivia, melepaskan kans bermain untuk Timnas Argentina. Total 11 caps ia dapatkan bersama Timnas Bolivia.
Meski dimiliki Bolivar, pihak klub kerap meminjamkannya ke kesebelasan lain. Ia sempat kembali bermain di Argentina selain pernah juga bermain untuk kesebelasan Cile dan Brasil. Dia juga sempat bermain di kesebelasan Kuwait, Al-Arabi SC.
Baca juga: Akhir Cerita Si Penyihir Bernama Pablo Aimar
Sejak pertengahan 2018 kontrak Lizio tak diperpanjang pihak klub. Dengan rekam jejak di atas, Persebaya akan menjadi kesebelasan kesembilan yang pernah diperkuat Lizio. Persebaya tentunya berharap sang pemain bisa meneruskan jejak para gelandang flamboyan Argentina dari River Plate yang bisa memberikan mereka prestasi.
Komentar