Real Madrid dipastikan tak bisa mempertahankan gelar juara mereka pada Liga Champions UEFA 2018/19 ini. Malah sang raja Eropa tersebut tersingkir lebih dini. Di babak 16 besar, meski menang 2-1 pada leg pertama, Madrid tersingkir setelah kalah 1-4 dari Ajax Amsterdam pada leg kedua yang digelar Rabu (6/3) dini hari WIB.
Kekalahan 1-4 terbilang memalukan untuk Real Madrid. Gawang Thibaut Courtois dibobol empat kali di depan 77 ribu penonton yang memadati Santiago Bernabeu, kandang Madrid. Apalagi beberapa hari sebelumnya, para pendukung Real Madrid pun menelan kekecewaan di tempat yang sama setelah Madrid kalah 0-1 dari Barcelona.
Level Ajax Amsterdam boleh dikatakan bukan kesebelasan bertabur bintang seperti Barcelona, Juventus, Bayern München, Paris Saint-Germain, atau Manchester City. Maka kekalahan dari Ajax menjadi pertanda bahwa Madrid benar-benar sedang ada dalam periode buruk. Toh, di La Liga pun Madrid mulai kesulitan mengejar Barcelona (saat artikel ini ditulis Madrid terpaut 12 poin dari Barça dan menempati peringkat tiga klasemen, di bawah Atlético Madrid).
Kepergian Zinedine Zidane dan Cristiano Ronaldo tampaknya membuat Real Madrid turun level. Ronaldo adalah mesin gol Madrid sejak 2009. Sementara itu Zidane merupakan pelatih yang mengantarkan Real Madrid juara Liga Champions tiga kali secara berturut-turut.
Musim 2018/19 ini, dengan tersingkirnya Madrid dari Liga Champions yang biasanya menjadi arena pertunjukan kekuasaan mereka, menjadi penegas bahwa Madrid baru saja mengakhiri era keemasannya bersama Ronaldo dan Zidane. Walau sebenarnya, era baru Madrid sudah terlihat sejak perekrutan pemain yang dilakukan mereka mulai jauh dari kesan Los Galacticos yang identik dengan pemain bintang top dunia.
https://twitter.com/panditfootball/status/1103093328722124800
Baca juga: Kecenderungan Transfer Real Madrid Bergeser
Sebagai pengingat, terakhir kali Madrid tersingkir di babak 16 besar Liga Champions terjadi 9 tahun silam. Ketika itu Madrid kalah dari Olympique Lyonnais lewat agregat 1-2. Saat itu merupakan awal era Los Galacticos pertama di mana Cristiano Ronaldo dan Ricardo Kaka menjalani musim pertamanya di Madrid.
Saat itu juga menjadi masa transisi Real Madrid di bawah kepemimpinan Ramon Calderon ke Florentino Perez. Di bawah pimpinan Ramon sendiri Madrid sudah kerap tersingkir di babak 16 besar. Sebelum Lyon, ada Liverpool, AS Roma, Bayern, Arsenal, dan Juventus yang bergiliran menghentikan langkah Madrid di babak awal fase gugur.
Namun setelah kegagalan pada 2009/10, Real Madrid mulai kembali menjelma jadi kesebelasan terbaik dunia. Diawali era José Mourinho yang disambung Carlo Ancelotti, Rafael Benitez, sampai akhirnya Zidane, setidaknya Madrid terhenti di babak semifinal. Kesebelasan-kesebelasan yang menyingkirkan Madrid pun kesebelasan yang memang sedang dalam level permainan terbaik di Eropa: Barcelona, Bayern, Dortmund, dan Juventus. Dengan menjadi juara Liga Champions dalam lima tahun terakhir, DNA Madrid seolah-olah hanya ada di Liga Champions.
https://twitter.com/panditfootball/status/1103117672445825024
Baca juga: Kejayaan di Liga Champions dan DNA Real Madrid
Diawali kalah dari Atlético di Piala Super UEFA, Real Madrid musim ini sudah kalah 14 kali di berbagai kompetisi resmi selama musim ini. Beberapa kekalahan bahkan terlihat memalukan seperti dari Levante, Eibar, Leganes, dan Girona. Padahal sepanjang musim lalu mereka hanya kalah 9 kali.
Disingkirkan Ajax di babak 16 besar Liga Champions benar-benar jadi penegas kemunduran Real Madrid. Setelah Julien Lopetegui yang dicap gagal di awal musim, Santiago Solari pun terbukti gagal mengembalikan Real Madrid pada jalur yang benar.
Tampaknya Real Madrid membutuhkan revolusi baru sebagaimana yang pernah dilakukan pada awal periode kedua Florentino Perez (2009) sebagai pengampu kebijakan tertinggi di Madrid. Entah itu dengan merekrut pemain top atau pelatih top, Perez tentu tidak bisa tinggal diam menyaksikan Madrid yang tak lagi jadi kesebelasan menakutkan di Eropa.
Simak opini dan komentar Rochy Putiray terkait para pengurus PSSI yang ditangkap oleh Satgas Anti Mafia Bola di video di bawah ini:
Komentar