Derbi Milan edisi Minggu (17/3/2019) dimenangkan oleh Internazionale Milan. Meski berstatus tamu, skuat asuhan Luciano Spalletti itu mampu tampil dominan di hadapan AC Milan. Inter bahkan unggul cepat dengan mencetak gol pada menit kedua, dan mampu unggul 0-2 lebih dulu. Sempat dikejutkan gol Tiemoue Bakayoko, Inter menjauh lewat gol penalti Lautaro Martinez. Skor akhir 3-2 untuk Inter setelah Mateo Musacchio sempat memberikan harapan comeback.
Gennaro Gattuso, pelatih Milan, melakukan empat perubahan susunan pemain dari laga sebelumnya melawan Chievo Verona. Diego Laxalt, Andrea Conti, Samu Castullejo, dan salah satu pencetak gol ke gawang Chievo, Lucas Biglia, duduk di bangku cadangan. Penggantinya adalah Ricardo Rodriguez, Davide Calabria, Hakan Calhanoglu dan Bakayoko.
Di sisi lain, Spalletti memainkan kembali Lautaro Martinez yang absen di laga Liga Europa melawan Frankfurt dan Matias Vecino yang absen pada laga melawan SPAL karena akumulasi kartu. Balde Keita, Cedric Soares, dan Antonio Candreva pun tergusur ke bangku cadangan karena digantikan Kwadwo Asamoah (melawan Frankfurt bermain sebagai attacking winger), Martinez, Marcelo Brozovic, dan Roberto Gagliardini.
Ruang di Lini Tengah Milan
Milan turun dengan pola dasar 4-3-3. Bakayoko mengisi posisi Biglia sebagai gelandang jangkar. Dia ditemani Lucas Paqueta dan Franck Kessie. Saat menguasai bola, ketiganya bisa naik membantu serangan. Sementara saat tak menguasai bola atau dalam mode bentuk pertahanan, mereka menjaga area lingkar lapangan tengah dan bertanggung jawab pada menutup jalur operan setelah pemain depan Milan melakukan pressing pada pemain Inter yang menguasai bola.
Skema ini bertujuan untuk membuat Inter tidak leluasa mengatur serangan dari lini pertahanan. Tapi yang terjadi Inter justru mampu menaklukkan garis lini pertama dan kedua Milan. Pressing-pressing yang dilakukan Kryzstof Piatek, Calhanoglu, dan Suso tidak diikuti kesiapan pemain tengah Milan lain untuk menutup jalur operan.
Sebaliknya, lini kedua Milan saat bertahan yang diisi Paqueta-Bakayoko-Kessie ini berkali-kali memberikan banyak ruang bagi lini tengah Inter. Lebih spesifik, area di belakang Paqueta kerap jadi pintu masuk Inter dalam menggulirkan bola dari lini pertahanan ke lini tengah. Apalagi pemain asal Brasil tersebut kerap terpancing melakukan pressing sehingga ada celah yang bisa dimanfaatkan para pemain Inter untuk menggulirkan bola.
Gol pertama Inter yang diciptakan Vecino bermula dari situasi di atas. Bola berhasil digulirkan dari lini pertahanan (Stefan De Vrij) ke lini tengah di mana Vecino memanfaatkan ruang di belakang Paqueta dan Calhanoglu. Bola sendiri tidak langsung dikirimkan dari De Vrij ke Vecino ketika Paqueta dan Calhanoglu menutup jalur operan pada Vecino. Bola digulirkan ketika Paqueta terpancing mendekati De Vrij yang kemudian diarahkan ke sayap melalui Danilo D`Ambrosio. Calhanoglu yang berfokus pada D`Ambrosio pun tak mampu mengawasi pergerakan Vecino di belakangnya. Vecino menerima bola dari D`Ambrosio cukup bebas untuk kemudian bisa membawa bola ke daerah pertahanan Milan.
Jika melihat video di atas, Marcelo Brozovic juga punya peranan penting dalam serangan-serangan Inter. Tekanan para pemain Milan berhasil diatasi dengan baik melalui distribusi bola pemain asal Kroasia tersebut. Terlebih kombinasinya dengan Vecino, di mana Brozovic seolah tahu kapan momen yang tepat untuk memberikan bola pada Vecino yang mampu mengisi ruang-ruang kosong di lini tengah Milan, khususnya di belakang Paqueta.
Pentingnya peran Brozovic juga terlihat dari statisik operan yang ia ciptakan pada laga ini. Brozovic menjadi pemain Inter dengan jumlah operan terbanyak, yakni 60 kali. Akurasi operannya sendiri menjadi yang tertinggi pada laga ini dengan 93%. Jangan lupakan juga jika ia pun berperan pada gol ketiga, di mana umpannya pada D`Ambrosio mengawali serangan cepat Inter yang berujung pelanggaran di kotak penalti pada Mateo Politano.
Dalam skema 4-3-3 Inter, Brozovic memang jadi gelandang pengatur serangan yang banyak beredar di depan kotak penalti pertahanan (deep lying playmaker). Gagliardini, sementara itu, lebih berperan dalam memutus transisi bertahan ke menyerang Milan, di mana ia jadi pemain dengan tekel terbanyak Inter, yaitu tujuh kali (Vecino 0, Brozovic 0) plus tiga pelanggaran (terbanyak Inter). Vecino, sebagaimana yang sudah disebutkan di atas, bertugas memindahkan bola dari lini pertahanan ke lini penyerangan sehingga dia banyak beredar di belakang Martinez sebagai penyerang tengah.
Grafis sentuhan Vecino yang lebih banyak terjadi di depan kotak penalti Milan (Inter menyerang ke sebelah kiri)
Respons Taktik Gattuso
Gattuso bukannya tidak menyadari kelemahan timnya. Setelah turun minum Paqueta yang terus-terusan diporsir areanya oleh Vecino dan Politano langsung diganti oleh Castillejo. Milan juga mengubah pola dasar mereka dari 4-3-3 menjadi 4-2-3-1 dengan Castillejo di belakang Piatek, Bakayoko berduet dengan Kessie di depan garis pertahanan terakhir. Jangkar ganda ini tampaknya menjadi upaya Gattuso untuk mengatasi bocornya lini tengah Milan di babak pertama.
Sebetulnya itu cukup menetralisasi serangan Inter. Peluang-peluang Inter mulai lebih sering muncul dari sayap. Tapi sial bagi Milan, Inter mampu menambah gol melalui skema set-piece sepak pojok. Politano mengirimkan umpan silang ke kotak penalti yang disambut De Vrij.
Milan sendiri sempat membalas satu gol juga melalui bola mati. Umpan Calhanoglu dilanjutkan sundulan Bakayoko yang tak mampu dijangkau Samir Handanovic.
Tapi sebelum gol Bakayoko, perubahan pola 4-2-3-1 ini malah membuat Milan tidak bisa keluar dari tekanan ketika menguasai bola di lini pertahanan. Gattuso pun sudah menyiapkan Patrick Cutrone sebelum gol Bakayoko terjadi. Cutrone lantas dimasukkan menggantikan Rodriguez. Per menit ke-58 itu, Milan mengubah formasi dasar lagi menjadi 4-4-2. Calabria ditempatkan di bek kiri sementara Kessie menempati pos Calabria sebelumnya (bek kanan).
Perubahan ini memunculkan kembali kelemahan pada babak pertama: lubang di lini tengah. Bakayoko dan Calhanoglu pun tak berdaya menghadapi kombinasi Gagliardini-Brozovic-Vecino. Ini juga yang menyebabkan penalti untuk Inter terjadi, di mana Calhanoglu kewalahan di lini tengah yang kemudian dimanfaatkan Brozovic-D`Ambrosio yang berakhir di pelanggaran Castillejo pada Politano di kotak penalti. Martinez mencetak gol lewat titik putih.
Gattuso kemudian menarik keluar Kessie untuk memasukkan Conti. Tak lama kemudian Milan memang mencetak gol, tapi lagi-lagi melalui bola mati. Kemelut terjadi usai Milan mendapatkan sepak pojok. Musacchio mendapatkan bola liar di mulut gawang.
*
Dua gol bola mati yang diciptakan Milan menunjukkan bahwa secara skema permainan terbuka, Gattuso gagal menembus pertahanan Inter. Toh, setelah gol Musacchio, Milan hanya menambah tiga tembakan saja dalam periode 18 menit. Inter sendiri langsung berusaha mengamankan kemenangan dengan melakukan penyegaran pemain melalui pergantian pemain. Karena itu pula kedua kesebelasan tak mampu menambah gol dan skor akhir tetap 3-2 untuk Inter.
Simak opini, komentar, dan sketsa adegan Rochy Putiray bersama pemain naturalisasi gadungan dan agennya, terkait kebijakan naturalisasi yang hanya merupakan akal-akalan klub dalam menyikapi peraturan pemain asing serta merugikan Tim Nasional Indonesia untuk jangka panjang:
Komentar