Paris Saint-Germain menggelontorkan biaya transfer sebesar 222 juta euro untuk memboyong Neymar Jr. dari Barcelona pada musim panas 2017. PSG berani menjadikan Neymar sebagai pemain termahal dunia dengan harapan kemampuannya bisa meningkatkan level PSG di level Eropa. Tapi menjelang musim ketiga Neymar di PSG, Les Parisiens masih sebatas raja di Perancis, sama sebelum Neymar datang.
Tak bisa dimungkiri bahwa Neymar adalah salah satu pemain terbaik dunia. Di Barcelona bisa dikatakan dia sudah mendapatkan semua gelar. Di Timnas Brasil, dia menjalani debut sejak usia 18 tahun, menjadi kapten, dan kini menjadi tumpuan kesebelasan karena Brasil seolah ompong tanpa kehadirannya.
Sialnya di PSG kariernya tidak berjalan mulus. Bukan karena penampilannya yang tidak sesuai harapan, tapi Neymar lebih sering absen ketimbang berpeluh dengan seragam kebesaran PSG.
Saat artikel ini ditulis, ketika PSG sudah memastikan gelar juara Ligue 1 dengan menyisakan lima pertandingan, Neymar tercatat "baru" bermain sebanyak 24 kali di semua kompetisi. Di Ligue 1, dari 33 laga yang sudah dijalani PSG, Neymar hanya bermain pada 14 pertandingan saja.
Jumlah tersebut tak berbeda jauh dengan musim 2017/18 yang jadi musim pertama Neymar di PSG. Hanya 30 pertandingan saja pemain yang kini berusia 27 tahun ini bermain untuk PSG. Jumlah tersebut merupakan jumlah paling sedikit dalam karier Neymar selama di Eropa. Selama di Barcelona, jumlah pertandingan yang dilakoninya nyaris 50 laga per musim. Paling sedikit 41 laga pada 2013/14.
Sejak pindah ke PSG, Neymar memang mulai lebih sering dibekap cedera. Menurut catatan Transfermarkt, ketika dalam empat musim di Barcelona cedera paling parahnya hanya membuatnya absen selama satu bulan (dua kali pada musim 2013/14), eks pemain Santos tersebut dua kali cedera serius yang membuatnya absen lebih dari tiga bulan.
Pada musim pertama, cedera metatarsal membuatnya harus menepi sekitar 114 hari dan melewatkan 17 pertandingan PSG. Dengan cedera minor lain, dia melewatkan 22 laga.
Simak cerita dan sketsa adegan Rochi Putiray tentang rasisme yang jadi musuh bersama di sepakbola:
Musim ini sejak akhir tahun 2018 pun Neymar beberapa kali absen karena cedera minor. Namun sial pada awal 2019 dia kembali menderita cedera metatarsal (cedera metatarsal kelima) di kaki kanannya. Cedera tersebut membuatnya harus istirahat selama 85 hari. Total sudah 27 laga ia lewatkan pada musim ini.
Cedera-cedera tersebut memaksa Neymar harus absen di laga-laga penting. Salah satu faktor PSG tersingkir dari Liga Champions pun tak lepas dari absennya Neymar. Jika musim ini PSG (tanpa Neymar) disingkirkan Manchester United di kedua leg babak 16 besar, musim lalu PSG juga tersingkir di babak 16 besar oleh Real Madrid di mana Neymar absen pada leg kedua.
Pentingnya Neymar untuk skuat PSG terlihat dari torehan gol yang diciptakannya. Musim pertama diakhirinya dengan 28 gol dan 16 asis dari 30 laga. Di Liga Champions kala itu, Neymar mencetak enam gol dan tiga asis dari tujuh laga. Sementara musim ini dia mencetak 20 gol dan 11 asis dari total 24 laga. Di Liga Champions musim ini sebelum cedera, Neymar mencetak lima gol dan dua asis dari enam laga.
Kegagalan PSG lolos dari babak 16 besar musim ini pun membuat Neymar meradang. Dia tak terima dengan keputusan VAR yang memberikan penalti untuk United pada leg kedua. Gara-gara gol penalti tersebut, PSG tersingkir setelah kalah agregat gol tandang.
"Ini sangat memalukan. Mereka bahkan menaruh empat orang yang tak tahu apa-apa soal sepakbola untuk mengurusi VAR [Video Assistant Referee]. Itu bukan penalti. Bagaimana mungkin itu penalti jika terkena (lengan) belakangnya. Ah, sialan," tulis Neymar pada akun Instagramnya.
Ternyata komentarnya itu mengundang sorotan dari UEFA. Malah UEFA akhirnya menjatuhkan hukuman pada Neymar akibat komentar tersebut dengan larangan bermain sebanyak tiga laga pada kompetisi Liga Champions mendatang. Hukuman tersebut akan membuat Neymar semakin sering absen untuk membela PSG.
[ar]
Komentar