Liverpool keluar sebagai juara Liga Champions UEFA 2018/19. Dalam partai final yang dihelat di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Liverpool mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor akhir 2-0.
Spurs dan Liverpool sama-sama menurunkan skuat terbaiknya. Harry Kane dan Roberto Firmino yang sempat absen beberapa pekan karena mengalami cedera langsung diturunkan dari menit awal.
Mengambil inisiatif menyerang di awal pertandingan, Liverpool langsung mendapat hadiah tendangan penalti dari wasit Damir Skomina pada detik ke-25 karena bola mengenai tangan Moussa Sissoko. Mohamed Salah yang maju sebagai eksekutor tak menyiayiakannya untuk mencetak gol dan membawa Liverpool unggul 1-0.
Setelah mendapat kejutan lewat gol tersebut, Spurs langsung berusaha bangkit untuk mengejar ketertinggalan. Cristian Eriksen dkk langsung menguasai ball possesion sebesar 61 persen.
Liverpool yang terus ditekan hanya mengandalkan bermain menunggu setengah lapangan dan melakukan serangan balik ketika Spurs gagal melakukan serangan. Bahkan mereka bisa saja menggandakan kedudukan apabila tendangan dari Trent Alexander-Arlond pada menit ke-15 menyamping tipis di sisi kanan gawang Spurs dan tendangan Andrew Robertson dari luar kotak penalti tak ditepis oleh Hugo Lloris pada menit ke-38. Hingga babak pertama berakhir, Liverpool berhasil mempertahankan kedudukan.
Memasuki babak kedua, Mauricio Pochettino melakukan beberaoa perubahan taktis. Spurs langsung mengambil inisiatif serangan dan pertandingan berjalan lebih menarik. Son Heung-Min, Cristian Eriksen, dan Danny Rose secara bergantian membongkar pertahanan Liverpool yang cukup rapat. Jürgen Klopp masih menginstruksikan anak asuhannya untuk tidak mengubah cara bermain, gegen-pressing, menunggu, dan melakukan serangan balik.
Melihat Spurs yang terus menekan, Kloop akhirnya mengambil keputusan untuk melakukan pergantian pemain. Divock Origi masuk menggantikan Firmino di menit ke-58 dan James Milner menggantikan Georginio Wijnaldum pada menit ke-62.
Terus gagal membongkar pertahanan Liverpool, Pochettino melakukan pergantian pemain dengan memasukkan Lucas Moura—pahlawan Spurs pada semifinal—di menit ke-66, Eric Dier di menit ke-74, dan Fernando Llorente di menit ke-82. Dua pergantian terakhir jelas menandakan Spurs ingin bermain lebih fisikal.
Namun bukannya mampu mencetak gol, lini pertahanan Spurs justru hilang konsentrasi. Mereka kembali kebobolan pada menit ke-87 lewat tendangan kaki kiri Origi setelah Liverpool memanfaatkan bola lepas dari situasi sepak pojok. Liverpool unggul 2-0.
Gol dari Origi tersebut mengakhiri perjuangan Liverpool hingga berhasil menjuarai ajang terbesar di Eropa. Sementara bagi Spurs, hasil ini memastikan mereka gagal meraih satu pun gelar di musim ini.
Namun ini adalah capaian yang luar biasa bagi Spurs. Mereka tak melakukan pembelian pemain sama sekali musim ini. Mereka juga lolos dari grup neraka berisi Barcelona, Internazionale Milan, dan PSV Eindhoven. Kemudian di fase knock-out mereka juga mampu mengalakan lawan-lawan berat.
Bagi Liverpool, gelar ini menjadi gelar Eropa keenam. Gelar juara ini juga menjadi hal yang spesial bagi Klopp. Kegagalan meraih gelar juara Premier League musim ini dibayar dengan raihan gelar juara Liga Champions, sekaligus mengakhiri kutukan tiga final Liga Champions yang dialami oleh Klopp, di mana dia pernah gagal dua kali di partai final ketika masih menjadi pelatih Borrusia Dortmund dan satu kali di musim lalu ketika Liverpool dikalahkan oleh Real Madrid.
Komentar