Krisis kreativitas Manchester United berlanjut. Dan, ketika penyerangan lawan efektif, maka hasilnya adalah bencana, seperti yang terjadi dalam kekalahan 1-2 dari Crystal Palace, Sabtu (24/08).
Penguasaan bola dalam laga yang berjalan di Stadion Old Trafford ini berat sebelah ke tuan rumah. Berdasarkan statistik WhoScored, mereka memegang bola sebanyak 71,4%.
Dengan jumlah penguasaan bola sebanyak itu, wajar jika Manchester United mencatatkan banyak peluang. Total 22 tembakan dilepaskan. Namun, angka ini memunculkan pertanyaan ketika hanya tiga di antaranya yang mengarah ke gawang, sama seperti yang dicatatkan Palace dari total lima tendangan.
Kemenangan bersejarah Palace atas Man United - untuk pertama kalinya di era Premier League - tidak terlepas dari kepintaran manajer Roy Hodgson. Ia menerapkan formasi 4-5-1, berbeda dengan dua laga pertama yang menggunakan 4-4-2.
https://twitter.com/premierleague/status/1165291868705447937
Dengan formasi ini, kedalaman Palace, sangat terjaga. Apalagi, Cheikhou Koyate, yang absen dalam dua laga sebelumnya, bermain apik. Ia menjadi pemain dengan jumlah tekel sukses tertinggi (lima kali) sepanjang laga.
Taktik Palace mampu mengeksploitasi penyakit akut yang dimiliki Man United: miskin kreativitas. Kecenderungan menyerang dari sayap - total 27 umpan dilepaskan - terlalu mudah diantisipasi oleh Palace yang mencatatkan 27 sapuan, sementara Marcus Rashford dan Jesse Lingard tidak cukup imajinatif untuk mengubah pola serangan.
Penyerang muda Mason Greenwood, yang menggantikan Lingard pada menit ke-56, juga tidak mampu memenuhi ekspektasi. Ia hanya menyentuh bola sebanyak 11 kali dan dua kali kehilangan bola.
Pada akhirnya, adalah efektivitas yang menjadi pembeda terbesar antara kedua tim. Proses terjadinya gol pertama Palace berlangsung sangat cepat. Tendangan jauh dari kiper Vicente Guaita berhasil dimenangkan oleh Jeffrey Schlupp yang beradu sundulan dengan Victor Lindelöf. Bola jatuh di kaki Jordan Ayew dalam posisi tanpa pengawalan dan berakhir di jala gawang David De Gea. Hebatnya lagi, itu adalah tendangan dan sentuhan pertama Palace di dalam area kotak Man. United.
Adapun gol kedua yang dicetak Patrick van Aanholt berasal dari serangan balik. Ia menjadi pemain pertama yang mencetak gol kemenangan sebuah tim atas Man United di masa injury time sejak Thierry Henry (Arsenal) pada Januari 2007.
https://twitter.com/OptaJoe/status/1165292158804512768
Sementara, skuat asuhan Ole Gunnar Solksjær justru gagal memanfaatkan penalti yang didapatkan setelah Scott McTominay dijatuhkan di kotak terlarang pada menit ke-70.
Tentu, tidak ada jaminan bahwa jika Rashford sukses mengkonversikan penalti maka Man United akan memenangi pertandingan - atau setidaknya mengamankan hasil imbang. Yang pasti, jika permasalahan kreativitas ini tidak segera diselesaikan, maka musim kompetisi 2019/20 akan menjadi musim yang sangat panjang bagi para suporter Setan Merah.
cuplikan pertandingan Manchester United vs Crystal Palace dapat disaksikan pada link berikut.
Komentar