Membuka kalender Desember 2019 dengan derbi Merseyside seakan sudah menjadi pertanda bahwa Liverpool akan menjalani akhir tahun yang berat. Menjalani empat kompetisi berbeda dalam sebulan, Jurgen Klopp mengaku tidak memiliki prioritas utama. Liga Primer Inggris, Piala Liga, Piala Dunia Klub, Liga Champions UEFA, semuanya sama di matanya.
“Desember selalu menjadi periode yang berat. Kami pernah merasakan Desember yang indah, tapi kemudian menurun di Januari. Jadi kali ini, fokus utamanya adalah meraih kemenangan sebanyak mungkin,” ungkap Klopp.
“Saya merasa ini memang sesuatu yang unik dari Inggris. Liverpool bukanlah satu-satunya kesebelasan yang pernah menjalani jadwal padat seperti ini. Saya duduk bersama Kepala Pelatih Tim Nasional Inggris [Gareth Southgate] di Manchester. Dia bercerita, bahwa dirinya pernah merasakan hal serupa. Main di tanggal 26 dan 27 Desember 1993. Berarti belum 50 tahun yang lalu! Inggris jelas sudah terbiasa dengan jadwal lucu seperti ini,” lanjut nakhoda asal Jerman tersebut.
VIDEO: Liverpool dominasi derby Merseyside
Klopp terlihat tenang menyikapi jadwal padat yang dimiliki Liverpool. Akan tetapi membuka Bulan Desember dengan derbi Mersyside sepertinya berhasil membakar semangat anak-anak asuhannya. Padahal, terlepas dari label derbi, Liverpool seharusnya dapat merasa tenang menghadapi Everton. Dalam 19 pertemuan terakhir kedua tim di semua kompetisi, the Reds tidak pernah kalah saat derbi Mersyside. Apalagi main di Anfield, the Toffees sudah 20 tahun tidak pernah meraih kemenangan saat bertamu ke kandang Liverpool.
Jika ada yang perlu menjadikan laga ini sebagai momentum, mereka adalah pemain-pemain Everton. Bukan Liverpool. The Toffees sempat mengutarakan ambisi mereka untuk mengguncang tatanan papan atas Liga Primer Inggris. Kenyataannya, meskipun sudah mendapatkan kucuran dana besar dari Farhad Moshiri sejak 2017, performa Everton terus menurun. Mereka menghabiskan lebih dari 100 juta Paun pada musim panas 2019, namun Alex Iwobi dan kawan-kawan justru duduk di papan bawah klasemen sementara Liga Primer Inggris. Hanya unggul dua poin dari zona degradasi yang ditempati Southampton (14:12).
Mereka yang seharusnya berapi-api jelang derbi Mersyside. Apalagi pertandingan ini kabarnya akan jadi laga hidup dan mati untuk Sang Nakhoda, Marco Silva. Bedasarkan bursa taruhan, peluang Marco Silva bertahan di Everton setelah derbi Mersyside sangatlah kecil. Bet Victor memberi angka 4/9 sementara William Hill menetapkan 2/5 untuk Silva. Lebih kecil dibandingkan Ole Gunnar Solskjaer yang memiliki perbandingan 4/1 dari kedua rumah tersebut.
Liverpool harusnya tenang, karena tekanan tidak ada pada mereka. Setidaknya tidak di pekan ke-15 ini. Mereka masih unggul delapan poin dari pesaing terdekat di klasemen sementara Liga Primer Inggris 2019/2020, Leicester City. Kalah tentu bukanlah sesuatu yang diinginkan dari setiap laga kompetitif. Tapi kalah pun, mereka masih akan tetap berada di puncak klasemen.
Akan tetapi, justru Liverpool yang sepertinya panas jelang derbi Mersyside. “Saya tidak sabar untuk main di derbi Mersyside. Untungnya kami punya waktu yang cukup untuk mengembalikan kebuguran tubuh. Kami harus memastikan bahwa di laga ini, kekuatan yang dikeluarkan lebih dari 100 persen,” kata Virgil van Dijk berusaha membakar semangat teman-temannya.
“Anda tahu apa? Saya sudah fokus ke pertandingan lawan Everton,” tulis Adrian di sosial media miliknya setelah the Reds menang 2-1 atas Brighton & Hove Albion. Dia juga mengunggah foto di depan dinding Anfield bertuliskan “the Walk of Champion”.
Semangat yang dimiliki pemain-pemain Liverpool tentu merupakan hal positif. Kecuali jika mengingat kejadian pada 2014. Bagaimana Steven Gerrard berusaha membakar semangat teman-temannya usai menang dramatis 3-2 melawan Manchester City. “Don’t let this slip!,” kata Gerrard mengacu ke peluang mereka menjuarai Liga Primer Inggris musim itu. Namun dua pekan kemudian, Gerrard secara harafiah terpeleset di pertandingan melawan Chelsea. Memberikan Demba Ba gol mudah dan akhirnya the Reds kalah 0-2. Gerrard pun batal mencetak sejarah.
Derbi Mersyside memang pertandingan besar. Rivalitas sekota tentu memberikan gairah tersendiri. Tapi Liverpool seharusnya bisa bertindak sebagai pihak yang tenang. Sombong jika perlu. Contoh Aston Villa, setiap bertemu Birmingham, the Villans selalu jadi pihak yang tenang.
Mereka tidak peduli Birmingham membawa nama kota. Mereka tetap merasa lebih besar karena prestasi di masa lampau. Biarkan saja suporter Birmingham masuk ke lapangan memukul Jack Grealish. Grealish justru menjadi pahlawan the Villans dengan mencetak gol semata wayang dalam pertandingan tersebut. Tenang, Liverpool. Tenang. Terlalu semangat nanti kepleset lagi..
Derbi Mersyside antara Liverpool kontra Everton akan tersaji pada Hari Kamis, 5 Desember 2019. Saksikan pertandingan ini melalui Mola TV, aplikasi, parabola, ataupun Polytron Streaming. Aplikasi Mola TV bisa diunduh secara gratis. Hanya registrasi dan saksikan laga terbesar di Kota Liverpool dengan kualitas High Definition. TVRI juga menyiarkan pertandingan ini pukul 03.15 WIB.
Komentar