Emilio Audero Mulyadi memang sempat menolak tawaran membela Tim Nasional Indonesia. Namun, pemuda berdarah lombok ini tetap memiliki keterikatan dengan negara asalnya. Emil Audero mengatakan bahwa ia tetap menyempatkan berkunjung ke Lombok ketika ia bisa. Ia juga mengatakan bahwa dalam kehidupan kesehariannya saat ini, terjadi percampuran antara budaya Italia dan Indonesia. Pada saat-saat tertentu budaya Italia mendominasi kehidupannya, di saat yang lain budaya Indonesia yang mendominasi.
"Kapan pun saya bisa kembali ke Indonesia, pasti akan ke sana. Walaupun jauh, itu sepadan. Ayah saya berasal dari Lombok. Saya juga lahir di sana. Tapi kami lebih lama menghabiskan hidup di Turin, tempat asal ibu saya, tepatnya daerah Cumiana. Budaya Indonesia dan Italia sama-sama mempengaruhi diri saya," aku Audero ke Dugout.
"Biasanya, budaya Italia akan aktif dengan sendirinya saat saya sedang menjalani pekerjaan sebagai atlet. Menghadapi hal-hal kompleks yang perlu banyak persyaratan harus dibutuhkan kesabaran. Saat seperti itu, budaya Italia lebih mempengaruhi saya. Sementara untuk kehidupan sehari-hari, hal-hal yang lebih santai dan tenang, budaya Indonesia lebih kuat. Oleh karena itu, budaya Indonesia lebih kuat. Lebih sering saya terapkan," jelasnya.
VIDEO: Emil Audero: Saya bangga dengan asal saya
Audero bukanlah satu-satunya pemain keturunan Indonesia yang mewarnai divisi sepakbola tertinggi Italia, Serie-A. Pada 2006 atau sekitar dua tahun sebelum Audero masuk akademi Juventus, Piacenza sudah memperkenalkan talenta keturunan Indonesia dalam diri Radja Nainggolan. Ketika itu, Piacenza yang masih main di divisi dua, Serie-B, memberikan debut profesional untuk Nainggolan di pekan ke-42 liga melawan AC Arezzo. Ia masuk menggantikan Tommaso Bianchi di menit ke-74.
Nainggolan gagal meraih kemenangan di pertandingan pertamanya tersebut. Piacenza ditekuk 2-3 oleh Arezzo. Namun, empat tahun kemudian kemampuannya berhasil menarik perhatian peserta Serie-A, Cagliari. Nama Nainggolan melonjak di sana. Dirinya sempat membela AS Roma (2014-2018) dan Inter Milan, sebelum kembali ke Cagliari sebagai pemain pinjaman.
Hingga 9 Januari 2020, Audero dan Nainggolan sudah dua kali bertemu di atas lapangan. Pertama di Serie-A (3 Desember 2019) kemudian pada babak ke-empat Coppa Italia (6 Desember 2019). Nainggolan selalu berhasil mengungguli Audero dalam dua laga tersebut. Akan tetapi pertemuan pertama mereka di Serie-A jadi lebih spesial.
Bukan hanya karena itu adalah pertemuan pertama mereka, tapi Nainggolan juga berhasil memaksa Audero dua kali memungut bola. Pertama mencatatkan namanya sendiri ke papan skor dan memperkecil ketertinggalan Cagliari jadi 1-2. Kemudian saat ia mengarsiteki gol Joao Pedro yang menyeimbangkan kedudukan jadi 3-3.
Meski ada di pihak yang kalah, Audero tetap berhasil melakukan tiga penyelamatan dalam pertandingan yang berakhir 4-3 untuk Cagliari tersebut. Termasuk mementahkan tendangan bebas Nainggolan.
Baik Nainggolan dan Audero mungkin bukan warga negara Indonesia. Mereka juga tidak membela Tim Garuda. Tapi pertemuan keduanya di divisi tertinggi Italia tentu menjadi hal unik tersendiri bagi penikmat sepakbola Indonesia.
VIDEO: Pertemuan Emil Audero dan Radja Nainggolan di Serie A
Komentar