Buat klub Indonesia, merekrut pemain asing bak membeli kucing dalam karung. Jika beruntung, akan mendapatkan pemain berkualitas yang mampu mengangkat performa tim. Jika tidak beruntung, pemain asing tersebut akan dilepas pada pertengahan musim karena kontribusi kurang maksimal.
Maklum, klub Indonesia yang "belum mengenal" pembelian pemain membuat pemain asing yang didatangkan bukanlah pemain yang memang benar-benar diinginkan klub tersebut. Bahkan tak sedikit klub yang hanya menanti tawaran agen untuk pemain-pemain impor berstatus free transfer, karenanya kans mendapatkan pemain zonk cukup besar.
Apalagi sekarang sudah banyak klub yang tak lagi menggunakan proses seleksi untuk merekrut pemain asing. Itu artinya, klub-klub Indonesia sudah mulai mengenal kriteria pemain seperti apa yang bisa cocok main di Indonesia, entah itu hanya melihat gaya permainannya dari YouTube, rekomendasi pemain/pelatih, atau melihat rekam jejaknya yang menjanjikan.
VIDEO: Update informasi sepakbola dunia
Nah, jika mengacu pada rekam jejak, Liga 1 2020 tampaknya akan kedatangan beberapa pemain asing baru berkualitas. Selain Marco Motta yang sudah dibahas pada artikel sebelumnya, sedikitnya ada 7 pemain lain yang CV-nya cukup meyakinkan untuk bisa memberikan tontonan menghibur bagi para penikmat sepakbola Indonesia lewat permainan mereka. Siapa saja mereka?
Yashir Islame (Barito Putera)
Meski berstatus pemain Tim Nasional Palestina, Yashir Armando Pinto Islame merupakan pemain kelahiran Cile. Pemain yang sudah mencatatakan 16 caps untuk Palestina ini memiliki keturunan Palestina dari sang ayah.
Menariknya, Yashir Islame sempat menjadi bagian dari generasi emas Cile. Pada usia 18 tahun, penyerang anyar Barito Putera ini sempat diboyong pelatih Tim Nasional Cile saat itu, Marcelo Bielsa, untuk laga kualifikasi Piala Dunia 2010.
Memang pada akhirnya Yashir yang kala itu bermain untuk Colo-Colo, salah satu tim besar Cile, tak dimainkan Bielsa. Tapi kala itu ia merupakan bagian dari skuad Cile yang diisikan pemain-pemain seperti Claudio Bravo, Arturo Vidal, Gonzalo Jara, Jorge Valdivia, Jaime Valdes, Jean Beausejour, dan pemain-pemain lain yang kemudian tampil di Piala Dunia 2010, bahkan menjadi andalan Cile hingga saat ini.
Artyom Filiposyan (Persikabo)
Persikabo merekrut Artyom Filiposyan yang sudah berusia 32 tahun. Tapi jangan salah, usia senior pemain dari Uzbekistan ini juga menunjukkan pengalaman mumpuni dalam 14 tahun karier profesionalnya.
Filiposyan pernah bermain di tiga kesebelasan papan atas Uzbekistan, yakni Nasaf Qarshi, Bunyodkor, dan Lokomotiv Tashkent. Nasaf dibawanya menjadi juara AFC Cup, serta runner-up Liga Uzbek dan Piala Uzbek. Bunyodkor berhasil juara liga dan dua kali juara Piala Uzbek, serta melenggang ke semifinal Liga Champions Asia. Terakhir bersama Lokomotiv, Filiposyan menjadi runnerup liga dan juara Piala Uzbek.
Filiposyan merupakan salah satu bek tengah andalan Tim Nasional Uzbekistan. Sebelum gabung Persikabo, ia membawa juara Prachuap FC juara Piala Liga Thailand. Ini jadi jaminan bahwa Persikabo telah merekrut seorang pemain bermental juara.
Petteri Pennanen (Persikabo)
Bukan cuma Filiposyan, Persikabo juga merekrut pemain berkualitas lainnya dalam diri Petteri Pennanen. Gelandang berusia 29 tahun ini direkrut dari klub papan atas Finlandia, Kuopion Palloesura (KuPS). Dalam tiga musim terakhir, KuPS tidak pernah finis di luar urutan tiga besar, terbaik runner-up.
KuPS pun mewakili Finlandia di Liga Europa dalam dua musim terakhir. Namun langkah mereka terhenti oleh Legia Warsawa dan FC Copenhagen pada babak kualifikasi pada dua musim berbeda.
Yang istimewa dari Pennanen, dia bukan pemain pelengkap di KuPS. Ia merupakan kapten tim. Total 173 penampilan dicatatkan eks penggawa Tim Nasional junior Finlandia ini. Untuk KuPS, ia tercatat mencetak 37 gol dan 27 asis. Pemain yang sempat membela FC Twente ini sendiri bisa dimainkan di berbagai posisi menyerang, entah itu gelandang serang, winger, hingga penyerang.
Mahmoud Eid (Persebaya)
Persebaya memboyong Mahmoud Eid untuk menjadi tandem David da Silva di lini depan. Meski berstatus pemain asing Asia karena ia merupakan pemain Tim Nasional Palestina, pemain berusia 26 tahun ini merupakan pemain kelahiran Swedia.
Yang membuat Eid cukup menjanjikan adalah ia bermain cukup reguler di liga Swedia. Bersama klub terakhirnya, Kalmar FF, Eid memang tak begitu produktif di divisi teratas Swedia. Tapi ia sempat mencatatkan 21 gol dan 18 asis saat membela klub divisi tiga, Nykopings.
Dengan rekam jejak itu, rasanya Eid bisa menjadi tandem ideal bagi David da Silva. Kelebihannya bisa dimainkan di berbagai posisi menyerang pun akan membuat pelatih Persebaya, Aji Santoso, punya berbagai alternatif strategi untuk membombardir pertahanan lawan.
Shunsuke Nakamura (Persela)
Kei Hirose takkan lagi membela Persela pada musim ini. Tapi lini tengah laskar Joko Tingkir tetap akan dihiasi kengototan khas pemain dari Negeri Samurai karena mereka telah merekrut pemain Jepang lainnya, Shunsuke Nakamura. Nakamura sendiri didatangkan Laskar Joko Tingkir atas rekomendasi dari Kei Hirose.
Bukan Nakamura yang pernah membela Celtic, Nakamura yang direkrut Persela ini masih berusia 25 tahun. Pada 2018, bersama Kei Hirose dan tiga pemain Jepang lainnya, Nakamura mengadu nasib di klub Malta. Jika Hirose membela Mosta, Nakamura membela Pieta Hotspurs.
Hirose musim lalu memilih ke Indonesia, sementara Nakamura melanjutkan karier di Eropa dengan membela klub Latvia, Valmiera Glass. Tampil sebanyak 30 kali, Nakamura yang mencetak dua gol dan lima asis membawa Valmiera finis di urutan keempat.
Elias Alderete (Arema FC)
Mario Gomez selalu membutuhkan penyerang asal Argentina di setiap tim yang dilatihnya. Kini melatih Arema FC, tak tanggung-tanggung, eks asisten pelatih Inter Milan ini langsung merekrut dua bomber asal Negeri Tango; Jonathan Baumann dan Elias Alderete.
Baumann bukan pemain baru di kancah sepakbola Indonesia karena sebelumnya pernah membela Persib, juga bersama Gomez. Berbeda dengan Aldarete yang baru kali ini akan mencicipi karier di Indonesia, bahkan di luar Argentina negara kelahirannya.
Alderete masih berusia 24 tahun. Menariknya, ia direkrut Arema FC dengan status pinjaman dari klub divisi dua Argentina, Chacharita Juniors. Usianya yang masih terbilang muda dan enggan dilepas klub lamanya, terlebih dikontrak hingga 2022, bisa menjadi indikasi bahwa Alderete punya potensi menjanjikan, terlebih ia dilatih oleh Gomez yang terkenal pandai memaksimalkan potensi para pemainnya.
Emmanuel Oti Essigba (Madura FC)
Disokong oleh Brian Ferreira dan Zah Rahan dari lini tengah, lini depan Madura United akan menebar ancaman serius bagi para lawannya karena kini memiliki winger asal Ghana, Emmanuel Oti Essigba. Apalagi Madura United masih akan mengandalkan ketajaman Beto Goncalves dan Greg Nwokolo sebagai juru gedor.
Essigba pernah membela klub Portugal, Braga, untuk tampil di tim reserves yang berkompetisi di divisi dua. Lantas tiga musim terakhir ia bermain cukup reguler di divisi teratas Swedia, Esbjerg.
Total 88 pertandingan plus 7 gol dan 8 asis sudah ditorehkan Oti Essigba di usia yang masih terbilang muda, 23 tahun. Dengan gaya permainannya yang mengandalkan kecepatan, juga dilatih Rahmad Darmawan di musim pertamanya, tampaknya ia punya kans besar untuk memiliki karier panjang di sepakbola Indonesia.
***
Perlu diketahui, bursa perekrutan pemain Liga 1 2020, menurut FIFA TMS, baru akan berakhir pada 21 Maret 2020, atau sekitar tiga pekan setelah kick-off (jika tanpa perubahan). Pemain asing di Liga 1 2020 sendiri masih terbatas 3 pemain asing non-Asia + 1 Asia.
Persib dan Persija masih memiliki kuota untuk mendatangkan pemain asing. Tim promosi, Persik, bahkan belum mendatangkan satupun pemain asing. Di sisi lain, Persela dan Borneo FC yang juga cukup sering mendatangkan pemain berkualitas pun masih punya slot untuk pemain asing baru. Artinya bukan tak mungkin akan ada pemain asing berkualitas lainnya yang akan merumput di Liga 1 musim ini, termasuk pemain asing "antah berantah" yang ternyata bisa langsung nyetel dengan sepakbola Indonesia.
Komentar