Penyerang Belanda keturunan Suriname, Steven Bergwijn, resmi meninggalkan PSV Eindhoven untuk bermain di Liga Primer Inggris bersama Tottenham Hotspur. Ditebus dengan dana 30 juta Euro, Bergwijn menjadi pemain termahal ketiga yang pernah dijual oleh PSV. Setidaknya hingga 1 Februari 2020, hanya Hirving Lozano (38 juta Euro) dan Memphis Depay (34 juta Euro) yang pernah memberikan kucuran dana lebih banyak dari Bergwijn. Mengikat Bergwijn dengan kontrak lima setengah tahun, Tottenham tentu memiliki harapan besar untuk pemain kelahiran 8 Oktober 1997 ini. Mereka bahkan sudah menyaksikan langsung kemampuan Bergwijn ketika bertemu PSV di fase grup Liga Champions 2018/19.
The Lilywhites mengakhiri kompetisi tersebut sebagai finalis, tapi Bergwijn hampir membuat mereka tersingkir di fase grup. Partai kontra PSV di Stadion Wembley menjadi laga hidup-mati bagi Tottenham. Kalah dan mereka tidak bisa melanjutkan kampanye di Liga Champions. Saat pertandingan tersisa kurang dari 10 menit dan skor masih imbang 1-1, Bergwijn mengelabui Toby Alderweireld, melepaskan umpan matang ke Donyell Malen dan siap membuat publik Wembley terdiam, sedih. Namun Malen yang sudah mendapatkan peluang emas dari Bergwijn gagal mendorong bola melewati Paulo Gazzaniga. Justru Tottenham yang kemudian berhasil mencetak gol dan memastikan tiket 16 besar lewat Harry Kane.
Cukup dengan satu momen ajaib itu, potensi Bergwijn sudah cukup terlihat. Tapi bagi PSV yang telah melihat dan membantu mengasah kemampuan Bergwijn berkembang sejak ia masih berusia 13 tahun, pemain Tim Nasional Belanda tersebut lebih dari sekedar potensi. Ia adalah pemain andalan di Phillips Stadion. Tak tergantikan di lini serang PSV sejak 2017/18, ketika ia masih remaja, Bergwijn merupakan alasan utama PSV masih bisa bersaing di papan atas Eredivisie 2019/20.
VIDEO: Hari Pertama Steven Bergwijn di Tottenham Hotspur
Duduk di peringkat lima klasemen sementara Eredivisie, PSV berpeluang naik dua anak tangga dan menggeser Feyenoord Rotterdam apabila mereka menang dalam laga bertajuk `De Topper` melawan Ajax Amsterdam (2/2). Jarak PSV dan Feyenoord hanya selisih satu poin. Tapi jika mereka seri atau kalah, peluang PSV untuk mewarnai kompetisi antar klub Eropa di 2020/21 semakin kecil. Walaupun Eredivisie masih menyisakan 13 pertandingan lagi setelah De Topper, jika tidak mengakhiri musim di tiga besar, PSV harus menjalani play-off melawan tiga klub lain untuk bisa mewakili Belanda di Liga Europa 2020/21.
Sebagai salah satu dari tiga raksasa di Belanda, duduk di peringkat lima tentu bukanlah hal positif untuk PSV. Tapi jika tanpa Bergwijn, mereka mungkin sudah ada jauh lebih di bawah. Bergwijn yang menyumbang lima gol dan 10 asis dari 16 pertandingan bersama PSV di Eredivisie 2019/20, bertanggung jawab atas 34% gol timnya. Tanpa Bergwijn, PSV bahkan bisa kehilangan tujuh poin dan berada di luar zona play-off Liga Europa.
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh the Athletic, Bergwijn merupakan pemain paling efektif ketiga pada Eredivisie 2019/20. Dirinya terlibat dalam sebuah gol setiap 89 menit. Hanya kalah dari Dusan Tadic (78`) dan Hakim Ziyech (79`), dua pemain Ajax. Angka tersebut merupakan peningkatan yang cukup signifikan untuk Bergwijn. Sebelumnya di 2017/18, ia melibatkan diri dalam sebuah gol setiap 136 menit. Sementara pada 2018/19, efektivitas Bergwijn membaik jadi satu gol per 110 menit. Mungkin kurang adil jika membandingkan perolehan satu musim penuh dengan data di pertengahan kompetisi. Namun, itu hanyalah gambaran bagaimana PSV sangat bergantung kepada Bergwijn.
Sepanjang Eredivisie 2019/20, Bergwijn hanya absen tiga kali dari PSV karena mengalami cedera dan dalam tiga partai tersebut, tim berjuluk Rood-Witten tak sekalipun meraih kemenangan. Hanya bisa puas dengan satu hasil imbang. Sisanya kalah, hilang delapan poin karena Bergwijn absen dari pertadingan. PSV akan menjalani laga krusial melawan Ajax pada 2 Februari 2020 dan mereka tak lagi bisa mengandalkan Bergwijn. Jelas sebuah kehilangan besar bagi tim yang sedang mempertaruhkan tradisi mereka sebagai wakil tetap Belanda di kompetisi antar klub Eropa sejak 1974/75.
VIDEO: 5 Gol Terbaik Ajax Amsterdam di Laga De Topper
Komentar