Sandi Sute kurang senang dengan keputusan pelatih Persija, Sergio Farias, yang menarik dirinya keluar pada menit ke-19. Ia keluar lapangan dengan emosional. Bahkan setelah diganti, ia tak berjalan menuju bench, melainkan langsung menuju ruang ganti Stadion Gelora Bung Karno.
Tapi di balik ekspresi kecewa Sandi terdapat keputusan jitu yang dilakukan Farias. Farias dengan berani mengganti Sandi lebih awal untuk memasukkan Evan Dimas. Pergantian inilah yang mengubah jalannya pertandingan Persija vs Borneo FC, yang membuat pertandingan akhirnya bisa dimenangkan oleh Persija dengan skor 3-2.
VIDEO: Update informasi sepakbola dunia
Persija Tanpa Peluang
Persija memainkan formasi dasar 4-3-3 pada laga ini. Dua pemain asing anyar dimainkan, yakni Marco Motta di bek kanan dan Marc Klok di pos gelandang tengah. Osvaldo Haay yang baru bergabung musim ini pun dipasang di sayap kiri. Sisanya adalah pemain-pemain andalan Persija musim lalu.
Tapi susunan pemain dan skema awal Persija ini tak berjalan dengan baik. Aliran serangan macet. Sebaliknya, Borneo FC yang juga bermain dengan pola dasar 4-3-3 mampu menciptakan sejumlah peluang baik itu melalui Francisco Torres maupun Guy Junior. Setidaknya ada empat peluang yang diciptakan Borneo dalam tempo 20 menit pertama.
Farias tampaknya melihat situasi itu terjadi karena peran dan permainan Sandi Sute yang kurang maksimal. Diharapkan bisa menghentikan serangan-serangan Borneo yang lini tengahnya diisi Nuriddin Davronov, Wahyudi Hamisi, dan Sultan Samma, Sandi Sute beberapa kali kecolongan.
Salah satu peluang emas Borneo melalui Torres terjadi melalui serangan tengah. Belum lagi terdapat satu pelanggaran yang dilakukan Sandi terhadap Guy Junior di depan kotak penalti, tapi tendangan Davronov melenceng.
Di saat pertahanan punya celah di depan kotak penalti, Persija juga tak bisa mengalirkan serangan. Tipikal permainan Sandi membuat Persija memilih menyerang lewat sayap, terlebih memiliki Marco Motta dan Rezaldi Hehanusa di kedua fullback. Terbukti juga ketika menguasai bola, passing progresif yang dilakukan Sandi pada Marko Simic pada menit ke-16 berhasil direbut lawan. Itu jadi satu-satunya operan ke sepertiga akhir lawan yang dilakukan Sandi selama 19 menit bermain.
Evan Dimas Berkontribusi di Ketiga Gol Persija
Farias yang melihat permainan anak asuhnya tak berkembang di 15 menit pertama langsung menyiapkan Evan Dimas di bangku cadangan, untuk menggantikan Sandi. Secara gaya permainan, Evan memang punya potensi untuk meningkatkan daya serang, tapi di sisi lain aksi defensifnya tak sebaik Sandi Sute. Farias memilih untuk menambah daya serang timnya.
Ternyata tak butuh lama buat Evan untuk membuktikan pergantian ini sangat efektif bagi serangan Persija. Sentuhan keduanya setelah masuk ke lapangan langsung mampu merusak bentuk formasi 4-4-1-1 Borneo FC ketika tak menguasai bola, yang kemudian berujung gol pertama.
Pergerakan Evan Dimas yang menggiring bola ke area tengah lapangan memancing lini tengah Borneo FC untuk bergeser. Sementara itu tanpa disadari, pergerakan Evan, dibarengi pergerakan tanpa bola Klok sehingga memancing Davronov, memberikan celah bagi Riko untuk menguasai bola dengan bebas, di mana Riko melanjutkannya dengan memberikan umpan jauh pada Marco Motta yang memanfaatkan ruang kosong di sisi kiri pertahanan Borneo FC. Kekosongan itu pun tak lepas dari pergerakan Riko yang menarik Kevin Gomes meninggalkan posnya dan Kevin terjebak untuk menjaga Rohit karena Wahyudi harus mengkaver ruang di belakang Davronov. Setelah itu sepert yang kita tahu, Motta menyambut umpan Riko lalu memberikan asis untuk gol perdana Osvaldo Haay di Persija.
Skema ini tak terjadi di 20 menit sebelumnya karena posisi Sandi Sute terpaku di belakang Rohit dan Klok. Pergerakan tanpa bolanya pun membuat dirinya sulit mendapatkan posisi tepat untuk menerima bola maupun membagi bola. Berbeda dengan Evan yang akan terus menyesuaikan posisinya dengan posisi Rohit dan Klok untuk tetap membentuk pola segitiga di tengah, serta mencari ruang untuk menerima bola, ketika salah satu dari Rohit atau Klok turun menjemput bola ke belakang.
Pergerakan ketiga pemain tengah yang dinamis punya potensi untuk membuat lini tengah lawan pun harus terus bergerak untuk menutup celah. Jika pergerakan tanpa bola pemain statis, seperti yang dilakukan Sandi yang tak bergerak ketika pemain lain mengisi posisinya, membuat lawan lebih mudah untuk menebak jalur operan atau build up.
Pertukaran posisi juga yang terjadi ketika gol kedua Persija tercipta. Rohit yang kembali turun ke belakang untuk menjemput bola dibarengi dengan Evan Dimas yang posisinya lebih naik. Dalam situasi serangan balik, Evan dengan visinya memilih untuk memberikan bola pada Motta yang bebas di sayap kanan. Setelah itu Motta menunjukkan kualitasnya dengan melakukan sprint hingga melewati tengah lapangan, dengan menaklukkan Wahyudi. Ia menyodorkan bola pada Riko yang juga menyisir sayap kanan, diakhiri dengan umpan silang mendatar pada Marko Simic yang sudah menanti di mulut gawang.
Indikasi pergerakan lini tengah yang dinamis ini tak terjadi ketika Persija tak menguasai bola, memang hanya ketika menguasai bola. Para pemain Persija membentuk pola 4-1-4-1 untuk bertahan dengan Evan Dimas di depan dua bek tengah. Tapi begitu menguasai bola, para pemain tengah Persija dibebaskan untuk bergerak saling mengisi posisi yang kosong, termasuk ketika Evan memanfaatkan serangan balik untuk mencetak gol ketiga Persija pada laga tersebut.
***
Borneo FC berhasil mencetak dua gol pada laga ini. Seperti yang sudah dibahas di awal tulisan, memainkan Evan memang memiliki risiko merapuhkan lini tengah Persija saat bertahan. Farias bahkan sampai mengganti Klok yang sudah mengoleksi kartu kuning (diganti Ramdani Lestaluhu) dan Rohit yang diganti Tony Sucipto.
Terlepas dari kemampuan dan kualitas Evan, keberanian Farias untuk menarik keluar Sandi Sute sejak awal pertandingan jadi keputusan kunci yang mengubah hasil akhir. Tanpa superioritas Evan dalam mengatur serangan, mungkin tak ada Motta-Riko connection di sisi kanan Persija pada laga ini.
Komentar