Arsenal menawarkan rasa optimistis kepada para penggemarnya dalam dua pertandingan awal Premier League 2020/21. Mereka menang beruntun atas Fulham (0-3) dan West Ham United (2-1).
Tak hanya secara hasil, dari segi permainan pun skuad asuhan Mikel Arteta menunjukkan performa apik. Eks asisten Pep Guardiola ini konsisten menerapkan formasi 3-4-3 sejak akhir musim lalu.
Dalam skema permainan Arteta, peran signifikan Pierre-Emerick Aubameyang kerap menjadi sorotan. Dalam formasi 3-4-3, Arteta kerap menempatkan striker asal Gabon itu sebagai penyerang sayap kiri.
Perubahan posisi itu tidak memperkecil peluang mencetak gol Aubameyang. Ia masih menjadi pencetak gol utama sekaligus memberikan kontribusi besar bagi permainan The Gunners.
Transfermarkt mencatat, di bawah arahan Arteta musim lalu, eks penggawa Dortmund itu tampil sebanyak 16 kali sebagai penyerang sayap kiri di Liga Inggris musim lalu. Hasilnya, 11 gol dan dua asis ditorehkan. Sementara itu, pada musim yang sama ketika masih diasuh Unai Emery, Aubameyang lebih banyak ditempatkan sebagai penyerang tengah (11 kali) dan mencetak enam gol.
Jika merujuk catatan tersebut, penyerang sayap kiri merupakan posisi ideal bagi Aubameyang. Selain tetap bisa mencetak gol, ia juga dapat memberikan asis kepada pemain lain. Satu gol serta satu asis dalam dua pertandingan yang telah dijalani musim ini memperlihatkan bahwa Gudang Peluru cukup bergantung kepada sang kapten.
Musim lalu, Aubameyang sukses mencetak 22 gol, terpaut satu gol dari Jamie Vardy selaku top skor. Sementara itu, rekannya di Arsenal, Alexandre Lacazette “hanya” menorehkan 10 gol.
Lima gol terbaik Pierre-Emerick Aubameyang di Premier League
Aubameyang memiliki keunggulan lewat kecepatan dan akurasi tendangan yang membuat transisi bertahan-menyerang Arsenal kian efektif. Ia membuktikan hal itu dengan golnya ke gawang Fulham pada pekan perdana lalu. Kehadiran Aubameyang pun membuat The Gunners sering menyerang dari sayap kiri.
Namun, jika hanya bertumpu pada Aubameyang, Arsenal dalam masalah. Sejauh ini, belum terlihat formula Arteta jika, misalnya, Aubameyang absen, terutama di laga-laga krusial. Dari sisi permainan, hilangnya Aubameyang di lapangan membuat cara main Arsenal sedikit berbeda.
Pada pertandingan terkini melawan Leicester City di ajang Piala Liga Inggris, gol Arsenal berawal dari sayap kanan. Aubameyang tak berpartisipasi dalam laga tersebut. Kemampuan Reiss Nelson, yang bermain di sisi kiri saat melawan Leicester, belum bisa disejajarkan dengan Aubameyang.
Jika Arteta masih kukuh dengan skema 3-4-3, maka pekerjaan rumah menanti sang pelatih asal Spanyol tersebut. Arteta harus mencari alternatif untuk memaksimalkan kemampuan Alexandre Lacazette, Willian, atau Nicolas Pepe.
Lacazette sendiri memiliki kemampuan penempatan posisi yang baik sebagai penyerang tengah. Pepe dan Willian pun punya talenta dalam hal kreasi peluang lewat sayap kanan.
Untungnya, Aubameyang merupakan pemain yang cukup lihai dalam menjaga kebugaran fisik. Ia jarang cedera sejak datang ke Arsenal pada 2018. Selama dua musim berseragam merah-putih, Aubameyang tercatat telah bermain sebanyak 112 pertandingan di berbagai ajang.
Menilai performa Arsenal dan Aubameyang hanya dalam dua pertandingan awal mungkin terlalu dini. Namun, hal tersebut bisa menjadi patokan bagaimana The Gunners bakal bermain sepanjang musim ini.
Pada pertandingan pekan ketiga, Arteta bakal menemui tantangan cukup berat tatkala bersua Liverpool di Stadion Anfield, Selasa (29/9). Lain itu, Aubameyang juga bakal mendapatkan lawan tangguh di sisi kanan pertahanan The Reds, yakni Alexander-Arnold.
Akan tetapi, dengan permainan Arnold yang cenderung naik membantu serangan, peran Aubameyang bisa jadi akan kembali menentukan. Klub ibu kota tentu tak ingin jika hasil minor pekan ketiga musim 2019/20 saat bersua The Reds kembali terulang.
Pertandingan Liverpool vs Arsenal dapat Anda saksikan di Mola TV (klik di sini).
Komentar