Sekilas, menempati peringkat 27 dunia ranking FIFA per 17 September 2020 menunjukkan bahwa Austria bukanlah negara yang memiliki kekuatan sepakbola terlampau kuat. Padahal, jika ditelisik lebih jauh, Das Team—julukan timnas Austria—sempat mencicipi peringkat tiga pada Piala Dunia 1954.
Kemudian, naik-turun prestasi dialami Austria dalam beberapa dekade terakhir. Teranyar, tim yang kini dilatih Franco Foda telah memastikan satu tempat di Euro 2020 usai bercokol di posisi runner-up Grup G pada babak kualifikasi, di bawah Polandia yang menjadi juara grup.
Harapan akan bangkitnya sepakbola Austria terlihat dari sejumlah penggawa yang mayoritas bermain di kompetisi level atas Eropa, terutama Bundesliga Jerman. Nama-nama seperti Martin Hinteregger (Eintracht Frankfurt), Xaver Schlager (VfL Wolfsburg), hingga Stefan Lainer (Borussia Monchengladbach), misalnya, muncul ke permukaan dan menjadi andalan di klubnya masing-masing.
Menurut catatan Transfermarkt, musim ini, terdapat 30 pemain Austria yang menyebar ke seluruh klub Bundesliga Jerman.
Termutakhir, David Alaba bisa dijadikan contoh pesepakbola Austria yang sukses menjalani karier di Bundesliga Jerman. Pemain kelahiran Wien, 24 Juni 1992 tersebut telah memenangkan berbagai trofi bersama Bayern, mulai dari Liga Champions, juara Bundesliga Jerman, DFB Pokal, Piala Super Jerman, UEFA Super Cup, hingga juara dunia antarklub.
Kini, lupakan dulu David Alaba. Pertanyaan kemudian muncul, kenapa para pemain Austria doyan untuk berkiprah di Bundesliga Jerman?
Link streaming Austria vs Yunani (international friendly match)
Secara geografis, jarak antara Austria dan Jerman cukup dekat. Kedua negara berbatasan langsung di sisi selatan Jerman. Hal ini membuat kedua negara memiliki kedekatan dalam lingkup budaya.
Maka, dengan kompetisi sepakbola yang lebih maju dan berkembang, Bundesliga Jerman banyak diminati oleh para pemain profesional Austria. Proses adaptasi menjadi salah satu faktor utama yang bisa membuat pemain dapat menunjukkan performa maksimal dengan cepat.
Pada era 1990-an, salah satu pemain Austria, Andreas Herzog, diklaim sebagai sosok yang membuat para pemain sepakbola Austria berani menjejali kompetisi Liga Jerman; sekaligus membuat klub Bundesliga melirik talenta Austria. Penampilannya bersama Werder Bremen dan Bayern Munchen menjadi acuannya.
Direkrut Bremen dari Rapid Vienna pada 1992, Herzog pindah ke Bayern pada 1995 untuk kemudian kembali ke Bremen pada 1996 hingga 2002. Herzog total membuat 344 penampilan bersama dua klub tersebut dalam kurun waktu 10 tahun kariernya di Jerman.
Sejumlah gelar prestisius diraihnya. Bersama Bremen, Andreas Herzog ikut berkontribusi meraih trofi Bundesliga Jerman 1992/93, serta dua trofi DFB Pokal 1993/94 dan 1998/99. Sedangkan kala membela Bayern, pemain kelahiran 10 September 1968 itu mendulang trofi Piala UEFA 1995/96.
Kehebatan Herzog diamini oleh eks pemain timnas Austria, Johnny Ertl. Menurutnya, Herzog merupakan pemain panutan yang memperlihatkan kepada generasi setelahnya bahwa bermain di Bundesliga bukanlah sesuatu mustahil.
“Menurut pendapat saya, Andreas [Herzog] benar-benar membuka jalan bagi pesepakbola Austria untuk pergi ke Bundesliga Jerman dan sukses. Saya tidak ragu bahwa kesuksesannya di Bremen penting dalam membantu generasi masa depan pemain Austria untuk sukses di sana” kata Johnny Ertl.
Sementara itu, di level timnas, karier Herzog juga cemerlang. Herzog melakoni debut bagi timnas Austria dalam laga persahabatan melawan Yunani pada April 1988. Sepanjang kariernya membela timnas, ia mengumpulkan caps terbanyak (103 penampilan) dan mengoleksi 26 gol.
Sebagai seorang gelandang, kehebatan Herzog terlihat dalam hal tendangan keras serta semangat yang menggebu. Setelah gagal membawa Austria tampil di Piala Dunia 1994, Herzog tampil bersama Austria di Piala Dunia 1998 Prancis. Sayang, pada gelaran ini Herzog tak tampil prima lantaran cedera yang dideritanya.
Momentum untuk memperlihatkan kehebatannya pun urung terjadi meski pada gelaran tersebut ia masih bisa mencetak gol kala bersua Italia di pertandingan pemungkas penyisihan grup. Austria pun tak lolos ke fase gugur kendati mampu menahan imbang Kamerun dan Chile dalam dua laga awal.
Markus Geisler, koresponden untuk majalah Austria, Sportmagazin, menyayangkan atas cedera yang dialami Herzog. Di usia emas, cedera membuat Herzog tak bisa menampilkan performa terbaiknya.
“Piala Dunia 1998 seharusnya menjadi turnamen miliknya, ia dalam usia yang sempurna. Namun, sayangnya dia mengalami cedera sehingga tidak bisa tampil seperti yang diharapkan semua orang, termasuk dirinya sendiri,” ucapnya.
Pada 1992, hanya terdapat lima pemain Austria yang berkiprah di Bundesliga Jerman. Selain Andreas Herzog, empat nama lainnya yakni Mario Posch (KFC Uerdingen 05), Harald Cerny (Bayern), serta Thomas Weissenberger & Reinhold Hintermaier (FC Nuremberg).
Peningkatan terjadi pada musim 1996/96 dengan jumlah pemain mencapai lima orang. Bahkan, musim lalu (2019/20) merupakan rekor tersendiri lantaran terdapat 32 pemain Austria yang membela klub Bundesliga Jerman.
Dengan catatan-catatan tersebut, nama Andreas Herzog bisa disebut sebagai pelopor. Dengan segala kehebatan dan prestasi yang direngkuhnya, ia seolah meyakinkan para pemain lain untuk tidak takut bersaing di Bundesliga Jerman.
Untuk hal ini, mantan gelandang timnas Austria, Markus Kiesenebner, mengamini kehebatan Herzog. Ia sempat berucap, “Andreas [Herzog] adalah legenda besar dalam sepakbola Austria dan pemain yang tak terlupakan. Negara kami memiliki beberapa pemain fantastis di masa lalu, seperti Herbert Prohaska, Hans Krankl, dan Toni Polster, dan sekarang David Alaba,” katanya.
Di masa jeda internasional, Anda tidak akan kekurangan tontonan. Mola TV menayangkan pertandingan persahabatan, UEFA Nations League, dan Kualifikasi Piala Dunia 2022. Pertandingan Austria vs Yunani pada Kamis (8/10) pukul 01.30 WIB dapat Anda saksikan dengan mengeklik tautan ini.
Komentar