Wajar melihat seorang bek senior dan sudah mengemban ban kapten meneriaki rekan satu timnya di atas lapangan. Tetapi, Ruben Dias, sosok bek yang masih berusia 23 tahun, selalu meneriaki dan menginstruksi rekan-rekannya di lapangan bak diktafon berjalan.
Dias baru saja merampungkan kepindahan senilai 65 juta paun dari Benfica menuju Manchester City. Pep Guardiola tentu memproyeksikan Dias sebagai Vincent Kompany baru atau pengganti Nicolas Otamendi musim 2017/18. Namun, tak sedikit yang meragukan kualitasnya. Dias dianggap transfer kepepet lantaran City tidak mampu mendatangkan Kalidou Koulibaly atau Jose Maria Gimenez.
Apakah Dias dapat menjadi solusi lini belakang City yang rapuh sepeninggal Kompany dan Otamendi? Jawabannya hanya masalah waktu. Setidaknya, Joao Tralhao, eks pelatih akademi Benfica, yakin gaya bermain City yang lini pertahanannya cenderung terekspos, cocok untuk Ruben.
“Satu hal yang dapat saya katakan kepada Anda, Ruben adalah jenis pemain yang siap dengan situasi seperti itu. Karena ketika Anda bermain untuk Benfica, baik di level senior atau tim muda, lini pertahanan Anda selalu terekspos. Anda banyak mengambil resiko dalam kondisi ofensif yang menyebabkan para pemain bertahan terekspos,” ujar Tralhao kepada The Athletic.
“Jadi tentu saja dia adalah jenis pemain yang bakal sempurna untuk gaya City, karena dia sudah banyak bermain dengan gaya tersebut sejak datang di Benfica,” tegasnya.
Link streaming pertandingan UEFA Nations League: Prancis vs Portugal
Pendapat yang hampir sama diutarakan oleh eks pelatih Dias di Benfica B, Helder Cristovao. Menurutnya, Dias bagus dalam bertahan, kuat di udara, dan memiliki kemampuan operan panjang yang terbilang akurat.
Keterampilan tersembunyi Dias yang mungkin sangat dibutuhkan City adalah jiwa kepemimpinan di ruang ganti atau di atas lapangan. Dias memiliki itu. Meski masih muda, dia tidak sungkan meneriaki dan menginstruksi rekan satu timnya. Video leadership speech dari Dias di ruang ganti Benfica B yang marak di internet dapat menjadi contohnya.
Mungkin naif dan tidak realistis berharap kepada pemain 23 tahun untuk menggantikan sosok Kompany di ruang ganti. Tetapi dia tidak bisa diam, dia akan memberitahu rekannya kapan untuk menyapu bola atau sekadar menahan untuk mengatur tempo laga, mirip sebuah diktafon.
“Dia tidak bisa diam satu detik pun ketika laga berlangsung. Dia berbicara selama 90 menit, tidak berhenti. Itu seperti bermain dengan sebuah diktafon. ‘Maju… mundur… jatuhkan dia… bergerak ke sana… ke sini’,” ungkap eks rekan satu timnya, Nelson Feijao.
Di level tim nasional, Pelatih Portugal, Fernando Santos, sudah memanggil Dias sebelum gelaran Piala Dunia 2018. Meski dimasukkan ke daftar, Dias tidak bermain dari empat kesempatan timnya di babak grup hingga 16 besar.
Kini, Dias menjadi sosok utama di lini belakang Portugal bersama bek gaek, Pepe. Sejak melakoni debut pada 2018 silam, Dias sudah mengantongi 19 caps.
Kiprah Dias bersama Portugal dapat dipantau dalam laga UEFA Nations League Liga A Grup C melawan Prancis, Senin (12/10/2020) di Stade de France, Paris. Portugal untuk sementara memimpin Grup C dengan perolehan enam poin, hasil dari 2 kemenangan kontra Kroasia dan Swedia.
Di masa jeda internasional, Anda tidak akan kekurangan tontonan. Mola TV menayangkan pertandingan persahabatan, UEFA Nations League, dan Kualifikasi Piala Dunia 2022. Pertandingan Prancis vs Portugal pada Senin (12/10) pukul 01.45 WIB dapat Anda saksikan dengan mengeklik tautan ini.
Komentar