Tak sedikit pemain top yang meredup di klub Premier League dan kemudian menampilkan performa yang lebih baik saat hijrah ke Serie A. Beberapa musim belakangan, Romelu Lukaku, Alexis Sanchez, hingga Chris Smalling menunjukkannya. Di AS Roma, selain Smalling, terdapat Henrikh Mkhitaryan yang menunjukkan kualitas aslinya setelah melalui periode suram di Manchester United dan Arsenal.
Pindah saat sudah berusia 30 tahun, Mkhitaryan justru menampilkan permainan yang lebih baik dibanding ketika ia merantau di Inggris. Paulo Fonseca berhasil memoles kembali talenta gelandang asal Armenia tersebut. Baru datang pada pertengahan musim, Mkhitaryan menjadi energi baru lini serang Giallorossi dengan mencetak sembilan gol dan enam asis dari 27 pertandingan.
Pada 2020/21, kontribusi eks gelandang Arsenal tersebut semakin berpengaruh. Mkhitaryan sudah melampaui catatan gol dan asisnya musim lalu. Ia mencetak total 11 gol dan 11 asis dari 30 pertandingan semua kompetisi. Pemain berusia 32 tahun ini pun menjadi top skor sementara Roma di Serie A dengan sembilan gol, sama dengan eksekutor penalti Giallorossi, Jordan Veretout.
“Roma memercayai saya, Anda dapat melihat dari cara bermain saya bahwa saya bahagia di sini,” kata Mkhitaryan kepada surat kabar La Republicca, Januari lalu.
Kebangkitan Mkhitaryan adalah hasil dari kesesuaian taktik pelatih dengan talenta sang pemain. Sebelum dipermanenkan Roma, Mkhitaryan telah mengungkapkan ketidaksesuaiannya dengan peran yang dituntut Unai Emery di Arsenal.
“Saya bermain sebagai winger, tapi harus membangun permainan dengan gelandang bertahan. Itulah mengapa saya tidak bisa mencetak banyak gol atau asis,” kata Mkhitaryan kepada FourFourTwo pada 2019 lalu.
“Saya ingin bermain lebih bebas dan bergerak ke mana pun terdapat celah, tetapi Anda harus mengerjakan apa yang diminta pelatih,” lanjutnya.
Kebebasan. Itulah yang diminta pemain kelahiran Yerevan, Armenia ini dan faktor di balik permainan terbaiknya. Juergen Klopp memberinya cukup kebebasan untuk bersinar di Borussia Dortmund. Fokus di lini serang membuatnya mampu mengemas 11 gol dan 20 asis di Bundesliga 2015/16, musim yang membuat Manchester United merekrutnya.
Kini, Fonseca memberi hal serupa. Mkhitaryan diberi keleluasaan sebagai gelandang serang dalam sistem 3-4-2-1 Fonseca. Ia ditandemkan dengan Lorenzo Pellegrini dan menjadi kreator serangan utama Giallorossi.
Mkhitaryan utamanya beroperasi di belakang striker atau sayap kiri. Peran sentralnya adalah membantu dan kadang menjadi poin vital laju serangan AS Roma. Mkhitaryan sering hadir sebagai opsi umpan di sepertiga akhir, memainkan umpan-umpan pendek demi melanjutkan build up, atau melakukan pergerakan dummy untuk membuka ruang bagi rekan-rekannya.
Eks pemain Manchester United ini juga cakap menginisiasi serangan balik. Kemampuan olah bola Mkhitaryan belum pudar. Bersama La Lupa, pemain dengan 88 caps Timnas Armenia ini tangkas menggiring bola hingga mendekati atau memasuki kotak penalti lawan. Di Serie A, Mkhitaryan mencatatkan 150 progressive carries. Progressive carries adalah membawa bola ke depan (minimal berjarak lima yard) yang memasuki area lawan atau setiap dribel yang mencapai kotak penalti lawan. Di antara skuad Roma, hanya bek kiri, Leonardo Spinazzola yang mencatatkan progressive carries lebih banyak.
Saat fase menyerang, Mkhitaryan adalah gaya AS Roma. Jebolan tim muda FC Pyunik Yerevan ini mencatatkan sentuhan terbanyak di sepertiga akhir (571) maupun kotak penalti (118) di antara skuad Giallorossi. Pada fase ini, kreativitas Mkhitaryan penting bagi penciptaan peluang Roma. Ia cakap membuat peluang melalui umpan silang maupun terobosan. Mkhitaryan sering mengirim umpan berbahaya dari area half-space.
Kualitas umpan Mkhitaryan pun terbilang sangat baik. Delapan asisnya adalah catatan tertinggi di Serie A, sama dengan gelandang AC Milan, Hakan Calhanoglu. Mkhitaryan mencatatkan nilai expected assists (XA) tertinggi di liga (7,3). Expected assists adalah nilai umpan yang diperkirakan menjadi asis.
Selain itu, Mkhitaryan juga menjadi opsi penyelesaian akhir di kotak penalti. Tujuh dari sembilan golnya musim ini dicetak di dalam kotak penalti lawan. Pemain bernomor punggung 77 ini pun tak ragu berspekulasi dengan tembakan jarak jauh. Percobaan Mkhitaryan ini di antaranya menciptakan gol spektakuler lawan Parma pada November 2020 silam.
Mkhitaryan adalah salah satu pemain kunci yang diharap mampu membawa Roma ke papan atas Serie A. Target La Lupa jelas: mempertahankan pos empat besar hingga musim berakhir. Persaingan Roma untuk menembus Liga Champions sendiri sangat ketat. Mereka hanya terpaut empat poin dari Napoli di peringkat tujuh. Hingga sepertiga musim berjalan, persaingan di tujuh besar Serie A masih berjalan alot.
Anak asuh Fonseca pun wajib mempertahankan konsistensi permainan, terutama menghadapi rival tujuh besar mereka. Musim ini, empat dari lima kekalahan Roma diderita dari pesaing mereka di papan atas, yaitu Napoli, Atalanta, Lazio, dan Juventus.
Roma sendiri akan menghadapi runner-up sementara, AC Milan pada Senin (1/3/2021) dini hari. Di laga AS Roma vs AC Milan, Paulo Fonseca mengharapkan Mkhitaryan untuk menampilkan permainan terbaik. Mkhitaryan, bersama Lorenzo Pellegrini, diistirahatkan saat Roma mengeliminasi Braga di 32 Besar Europa League, 26 Februari lalu. Ia akan menghadapi Rossoneri dalam kondisi prima.
Komentar