Real Madrid memiliki peluang lebih baik untuk lolos ke perempat final Liga Champions 2020/21. Kemenangan 0-1 di Bergamo membawa mereka unggul agregat sekaligus mengantongi satu gol tandang. Real Madrid vs Atalanta akan menentukan siapa yang lolos dari 16 Besar di Stadion Alfredo Di Stefano, Rabu (17/3/2021) dini hari waktu Indonesia.
Di leg pertama lalu, Los Blancos mendapat keuntungan usai Remo Freuler dikartu merah pada menit 17. Kejadian itu mengacaukan rencana Atalanta dan tuan rumah terpaksa mengubah pendekatan. La Dea gagal menunjukkan performa maksimal dengan 10 pemain. Mereka gagal megirim satu pun tembakan tepat sasaran sepanjang laga. Gol Ferland Mendy di pengujung babak kedua pun memastikan kemenangan tandang Madrid.
“Maaf kami tidak bisa memainkan leg pertama sebagaimana yang kami inginkan. Kami harus memainkan sepakbola defensif. Tetapi kini kami tidak boleh memikirkan pertandingan itu. Ia adalah masa lalu,” kata Gian Piero Gasperini dikutip Football Italia.
La Dea kalah tanding, tetapi mereka belum tereliminasi. Gasperini menegaskan bahwa anak asuhnya akan memainkan sepakbola khas Atalanta di leg kedua: menyerang, cair, dan intensif. Pasukan Gasperini tertinggal satu gol dan mesti tampil berani di kandang lawan.
“Kami tidak pernah mengganti pendekatan atau identitas kami. Kami bisa saja memarkir bus dan menunggu peluang [serangan balik], tetapi itu bukanlah mentalitas kami,” tegas pelatih berusia 63 tahun tersebut.
Atalanta diperkirakan kembali menurunkan formasi 3-4-1-2 untuk menghadapi Real Madrid. Gasperini menduetkan Duvan Zapata dan Luis Muriel di leg pertama. Kemungkinan ia akan mengulanginya di Alfredo Di Stefano.
Anak asuh Gasperini butuh gol menghadapi tim dengan catatan defensif apik. (Madrid baru kebobolan 22 gol dari 27 pertandingan La Liga). Menurunkan dua striker natural adalah opsi bagus untuk mencari kehadiran pemain yang lebih sering di kotak penalti dan memberi tekanan lebih ke lini belakang.
Zinedine Zidane pun wajib mewaspadai ancaman yang ditunjukkan duet Kolombia itu, terutama Luis Muriel. Striker berusia 29 tahun ini tampil prolifik pada 2020/21 dan telah melampaui statistik gol kompatriotnya. Musim lalu, Muriel dan Zapata sama-sama mencetak 19 gol di semua kompetisi. Kini, Muriel telah mencetak 16 gol atau hampir dua kali lipat dari jumlah gol Zapata (sembilan gol).
Muriel tampil sangat efisien pada musim ini. Kerap diturunkan sebagai supersub, ia justru menjadi top skor klub. Di semua kompetisi, eks Udinese tersebut mencetak 19 gol dan tujuh asis dari total 1.510 menit bermain. Pada 2020/21, ia tampil 35 kali, hanya 19 kali sebagai starter.
Efisiensi Muriel amat impresif di ajang Serie A. Penyerang dengan 32 caps Timnas Kolombia ini mencetak 16 gol dan lima asis dari 25 penampilan (11 sebagai starter). Ia rata-rata mencetak 1,49 gol per pertandingan atau satu tiap 60 menit. Rerata gol-per-pertandingan Muriel di ajang liga melampaui Robert Lewandowski, Erling Haaland, serta Cristiano Ronaldo.
Di Serie A, penyerang kelahiran Santo Tomas ini hampir memecahkan rekor sebagai supersub terbaik. Ia telah mencetak 21 gol dari 96 penampilan sebagai pengganti. Hanya Giampaolo Pazzini (22) dan Alessandro Marti (25) yang mencetak gol lebih banyak ketika turun dari bangku cadangan. Pazzini dan Matri sendiri telah pensiun, sedangkan Muriel semakin tajam saat menjelang usia 30-an.
Selain itu, agresivitas Muriel penting bagi skema pressing konstan Atalanta untuk menekan Real Madrid. Eks striker Sevilla tersebut mencatatkan tekel di sepertiga akhir terbanyak ketiga di skuad La Dea. Muriel pun menempati urutan teratas dalam hal pressing di area lawan. Statistik itu menunjukkan work rate tinggi Muriel yang tak akan membiarkan Raphael Varane dan kawan-kawan beristirahat.
Daya supersub Muriel berperan penting dalam kelolosan Atalanta ke fase gugur. Turun dari bangku cadangan, ia mencetak gol kemenangan anak asuh Gasperini di kandang Ajax Amsterdam. Gol itu memastikan status La Dea sebagai runner-up Grup D.
Di Spanyol, Gasperini tentu mengharapkan kontribusi serupa dari sang striker. Real Madrid memang klub raksasa sekaligus tim tersukses di Liga Champions. Tetapi, anak asuh Zidane menorehkan rekor mengkhawatirkan dua musim belakangan. Los Blancos selalu tersingkir di babak 16 Besar Liga Champions sejak menjuarainya pada 2017/18.
Jelang laga ini, Zidane mendapat kabar baik dengan pulihnya Sergio Ramos. Namun, melawan Atalanta, mereka ganti tidak bisa diperkuat Casemiro yang menerima akumulasi kartu. Di tengah badai cedera dan dekadensi Madrid, mampukah La Dea mengejar agregat dan menyingkirkan mereka?
Komentar