Cedera Robert Lewandowski saat membela Polandia adalah kerugian bagi Bayern Muenchen. Striker Polandia itu menderita cedera ligamen di lutut kanan saat timnya mengalahkan Andorra, 29 Maret lalu. Lewandowki diperkirakan akan menepi selama empat pekan dan terancam melewatkan partai-partai krusial, termasuk dua leg perempat final Liga Champions kontra Paris Saint-Germain.
Eks striker Borussia Dortmund tersebut adalah sosok penting dalam kesuksesan Bayern beberapa musim belakangan. Pada 2019/20, Lewandowski menjadi pemain pertama sepanjang sejarah yang memenangi treble kontinental sekaligus menjadi top skor di masing-masing kompetisi (Bundesliga, Liga Champions, DFB-Pokal). Ia mencetak 55 gol dari 47 pertandingan musim lalu. Sepanjang musim ini, Lewandowski masih luar biasa tajam dengan torehan 42 gol dari 36 pertandingan.
Lewandowski, tidak diragukan lagi, adalah penyerang terbaik di dunia saat ini. Meski demikian, ketidakhadirannya bukanlah akhir bagi Bayern. Di tim sebagus Bayern, kolektivitas selalu bisa menambal hilangnya individu brilian. Pertanyaannya adalah, siapa yang akan dipasang Hans-Dieter Flick untuk menggantikan Lewandowski?
Jelang menghadapi PSG, pendekatan Flick menarik dinanti. Di skuad Bayern, eks asisten Joachim Loew itu memiliki Eric Maxim Choupo-Moting sebagai pelapis di pos penyerang tengah. Pemain muda Bayern, Jann-Fiete Arp juga merupakan no.9 natural. Selain dua nama tersebut, Flick masih memiliki opsi lain untuk mengatasi lubang yang ditinggalkan Lewandowski.
Jika Flick hendak bersetia dengan sistem 4-2-3-1 miliknya, kemungkinan besar ia akan menurunkan Choupo-Moting. Penyerang 31 tahun ini kaya pengalaman dan kapabel menjalani peran sebagai striker komplet. Meski tak memiliki insting mencetak gol tajam atau kemampuan teknis yang mendekati Lewandowski, kehadiran Choupo-Moting sebagai pelapis dapat diandalkan oleh Flick.
Kapasitas Choupo-Moting membuat Flick tak perlu membuat penyesuaian terlalu banyak. Sebagaimana Lewandowski, eks penyerang PSG ini bisa memimpin lini serang dengan dukungan Thomas Mueller, Serge Gnabry, dan Kingsley Coman atau Leroy Sane yang bergerak secara cair di sekitarnya.
Di partai krusial Bundesliga lawan RB Leipzig, Flick pilih memasang Choupo-Moting sebagai deputi Lewandowski. Meski tidak mencetak gol, Choupo-Moting tampil cukup baik. Ia rajin menekan dan mengganggu build-up serangan Leipzig dan sempat mengancam Peter Gulacsi dengan tiga tembakan yang dua di antaranya tepat sasaran.
Selain itu, pada musim ini, eks pemain Schalke 04 tersebut telah tampil dalam 23 pertandingan Bayern dengan delapan kali menjadi starter dan mencetak lima gol.
Flick juga masih memiliki Fiete Arp yang berposisi natural sebagai striker tengah. Namun, pemain berusia 21 tahun ini kemungkinan besar tidak akan dipilih. Arp masih terlalu muda untuk diturunkan di partai sepenting perempat final Liga Champions.
Selain itu, Flick juga bisa mengandalkan Serge Gnabry untuk mengisi pos yang ditinggalkan Lewandowski. Eks pemain Stuttgart itu memang lebih terbiasa berperan sebagai winger. Tetapi, dia juga bisa menjadi penyerang tengah. Jika Gnabry bermain di posisi itu, ia bisa membentuk trisula penyerang yang bergerak cair dan kerap bertukar posisi untuk mengelabui bek lawan.
Di Timnas Jerman, Gnabry biasa melakukannya bersama Leroy Sane. Dua pemain Bayern tersebut kerap diturunkan Joachim Loew sebagai trio penyerang Jerman dengan Timo Werner atau Kai Havertz. Pergerakan Gnabry dari pos no. 9 tetaplah berbahaya. Untuk menciptakan disorganisasi pertahanan lawa, ia bisa bergerak turun atau melebar sehingga menciptakan ruang di lini belakang PSG.
Apa pun pendekatan yang dipilih Flick, Bayern memiliki daya serang dahsyat dan patut dipertimbangkan sebagai favorit di pertemuan ini. Tanpa Lewandowski sekali pun, mereka tetap mampu jaga level permainan dan memenangi partai akbar.
Sabtu (3/4) kemarin, die Roten mengalahkan Leipzig 0-1 dalam laga yang didapuk sebagai “final” Bundesliga musim ini. Kemenangan itu memperlebar jarak Bayern dengan Leipzig di peringkat kedua menjadi tujuh poin. Trofi Bundesliga 2020/21 pun hampir pasti milik mereka.
“Tujuan besar kami adalah memenangkan pertandingan itu [lawan Leipzig] untuk membuat pernyataan [jelang menghadapi PSG],” kata Flick. Pesan Flick jelas, PSG akan menghadapi tim dengan kekuatan yang setara dengan apa yang mereka hadapi pada final Liga Champions 2019/20.
Di lain sisi, PSG sebenarnya memiliki masalah cedera yang lebih parah dari Bayern. Absennya pemain sekaliber Lewandowski memang mendominasi pemberitaan. Tetapi, di pihak PSG, terdapat enam pemain senior yang berhalangan tampil. Mereka adalah Alessandro Florenzi, Marco Verratti, Layvin Kurzawa, Leandro Paredes, dan Juan Bernat.
Kehilangan Verratti dan Paredes adalah kerugian besar bagi lini tengah PSG. Verratti selama ini adalah playmaker andalan Les Parisiens. Ia juga berperan penting dalam lolosnya PSG ke perempat final. Di leg pertama kontra Barcelona, ia tampil brilian dan mengemas satu asis. Bintang lapangan pada malam itu memang Kylian Mbappe yang mencetak hat-trick. Namun, kecerdikan Verrati mengatur tempo permainan dari lini tengah juga berperan penting.
Musim ini, Verratti masih diandalkan Mauricio Pochettino di lini tengah PSG. Gelandang internasional Italia tersebut menjembatani penciptaan peluang Les Parisiens dengan cakap. Verratti rata-rata membuat 10,9 operan ke sepertiga akhir dan 2,0 umpan ke kotak penalti per pertandingan di Ligue 1 2020/21. Ia pun mencatatkan umpan terbanyak di antara skuad PSG dengan persentase kesuksesan mencapai 92,4%. Statistik tersebut menunjukkan krusialnya peran playmaking yang diemban Verratti.
Absennya Verratti pun diperparah dengan ketiadaan Paredes. Gelandang asal Argentina itu dihukum akumulasi kartu kuning dan tak akan berpartisipasi di leg pertama. Untuk mengatasi hal ini, Pochettino sepertinya akan menurunkan Idrissa Gueye dan Ander Herrera sebagai pivot ganda.
Sementara untuk menyerang, eks pelatih Tottenham itu kemungkinan akan menurunkan kuartet Kylian Mbappe, Neymar, Angel Di Maria, serta Moise Kean. Mbappe dan Neymar berkesempatan menebus kegagalan musim lalu ketika peluang mereka dimentahkan Manuel Neuer.
Bayern Muenchen difavoritkan mengingat keperkasaan mereka yang berlanjut sejak musim lalu, saat die Roten menjuarai UCL usai mengalahkan PSG di final. Namun, segalanya bisa terjadi di Liga Champions dan bagi PSG, yang terpenting dari leg pertama adalah menjaga margin agregat dan berupaya mencetak gol tandang.
Sembari menahan gempuran Bayern, PSG bakal berharap kuartet penyerangnya tampil menekan bek lawan secara meyakinkan dan memaksa mereka membuat kesalahan. Di final musim lalu, mereka beberapa kali melakukannya meskipun tak berbuah gol. Kali ini, apakah eksekusi peluang Les Parisiens akan berbuah lebih baik? Selain duel di tiga lini, adu tangkas Keylor Navas dan Manuel Neuer kemungkinan akan menjadi nuansa yang menentukan hasil akhir laga ini.
Komentar