Harry Kane memberikan lap of honour kepada suporter Tottenham Hotspur usai timnya dibekuk Aston Villa pada Rabu (19/5/2021) kemarin. Ia melambaikan tangan ke ribuan suporter yang setahun lebih absen dari stadion. Lambaian tangannya kemudian menjadi perbincangan. Tak sedikit yang mengartikan gestur Kane sebagai salam perpisahan.
Hal tersebut menyusul isu transfer sang pemain yang mencuat beberapa hari belakangan. Sky Sports melaporkan bahwa Kane telah meminta Tottenham untuk menjualnya di bursa transfer. Chelsea, Manchester City, dan Manchester United dilaporkan mendekati penyerang berusia 27 tahun itu.
Pada 20 Mei, ikon Spurs ini mengaku bimbang atas masa depannya di Tottenham Hotspur Stadium. Ia mencintai The Lilywhites, namun level dan pencapaian klub sejauh ini tak sesuai ambisinya.
“Saya ingin bermain di pertandingan terbesar, momen terbesar. Musim ini saya melihat Liga Champions, melihat tim-tim Inggris melakukan hal luar biasa di sana. Saya ingin terlibat dalam pertandingan semacam itu,” kata Kane dilansir Independent.
Isu mengenai keinginan pindah Kane telah berembus beberapa tahun belakangan. Namun, Spurs selalu berhasil mempertahankan striker internasional Inggris tersebut. Kini, sang pemain secara terbuka mengakui kegusarannya dan meminta klub mempertimbangkan baik-baik.
Baca juga: Mengupas Peran Harry Kane di Tottenham
Akan tetapi, transfer Kane di bursa musim panas mendatang sepertinya akan sulit terwujud. Daniel Levy dilaporkan segan menjualnya. Kalaupun permohonan transfer dikabulkan, harga yang dipatok Spurs untuk Kane ditaksir sekitar 150 juta paun.
Beberapa musim belakangan, harga transfer pemain bintang memang naik gila-gilaan. Sejak 2016/17 sampai 2019/20, lima liga top Eropa selalu menyaksikan perpindahan pemain dengan biaya transfer melebihi 100 juta euro. Paris Saint-Germain memecahkan rekor transfer termahal senilai 222 juta euro untuk Neymar pada 2017.
Di lain sisi, Spurs tentu tak ingin kalah dari rival domestik dalam hal penjualan pemain bintang. Pada 2017/18, Liverpool mendapat sekitar 135 juta euro untuk Philippe Coutinho. Sedangkan Chelsea mendapat 115 juta euro berkat penjualan Eden Hazard ke Real Madrid.
Harry Kane adalah pemain Spurs yang paling berharga di pasar transfer. Menurut kalkulasi Transfermarkt, penyerang kelahiran London ini memiliki nilai pasar 120 juta euro. Di bursa transfer, ia jelas tak akan dilepas tanpa penawaran lebih dari 100 juta.
Masalahnya, klub-klub top Eropa tidak dalam posisi finansial yang baik untuk menebus biaya sebesar itu. Banyak klub menanggung kerugian dari tahun ke tahun dan pandemi memperparah keadaan. Di antara klub-klub besar Eropa, hanya segelintir yang menjadi destinasi potensial Harry Kane.
Dua klub dengan pendapatan terbesar versi Deloitte Money League, Barcelona dan Real Madrid, terlilit utang yang, jika digabung, jumlahnya melebihi 2 miliar euro. Mengingat kondisi finansial mereka, transfer besar untuk Kane akan sulit diwujudkan.
Baca juga: Harry Kane dan Penanganan Serius Cedera Hamstring
Kepindahan ke Italia pun peluangnya kecil. Klub terkaya Serie A, Juventus bukan penawar potensial. Si Nyonya Tua memang tak ragu menggelontorkan dana besar demi satu pemain. Sejak 2016/17, mereka tiga kali membuat transfer termahal Serie A untuk Gonzalo Higuain, Matthijs de Ligt, dan Cristiano Ronaldo. Namun, situasi finansial klub-klub Italia memburuk pada musim ini.
Di antara klub-klub luar Inggris, hanya Bayern Muenchen dan PSG yang punya kekuatan finansial untuk merekrutnya. Namun, kepindahan ke Jerman peluangnya sangat kecil. Ini karena kebijakan perekrutan Bayern yang cenderung menghindari megatransfer dan pengelolaan keuangan mereka yang amat hati-hati.
Maka dari itu, tinggal PSG yang menjadi destinasi potensial Kane di luar negeri. Meskipun Les Parisiens dilaporkan belum melakukan pendekatan, klub asal Perancis ini memenuhi syarat untuk mendatangkan bintang Spurs tersebut.
PSG diperkirakan memiliki kemampuan finansial untuk merampungkan transfer besar. Meninjau dominasi mereka di Perancis sedekade belakang, mereka juga memenuhi syarat klub yang diinginkan Kane, yaitu kapabilitas meraih trofi. Meskipun telah meraih berbagai penghargaan individual, ia belum pernah meraih trofi bergengsi selama membela Spurs. Ketidakmampuan juara ini ialah salah satu alasan utama Kane ingin hengkang.
“Tujuan saya sebagai pemain saat ini adalah untuk memenangi trofi tim. Sehebat-hebatnya hal ini [penghargaan individual], saya ingin memenangi penghargaan terbesar yang bisa diraih tim. Kami [Spurs] tidak cukup mengupayakannya,” kata kapten Timnas Inggris tersebut.
Baca juga: Spursy: Tentang Tottenham Hotspur yang Konsisten Berjalan dengan Kegagalan
Keberadaan Mauricio Pochettino pun menjadi daya tarik tersendiri bagi Kane. Eks pelatih Spurs itu adalah sosok yang membantunya mencapai permainan terbaik. Pada era Pochettino, sang pemain dua kali menyabet gelar top skor Premier League.
Akan tetapi, PSG saat ini tidak sedang kekurangan penyerang. Di pos penyerang tengah, mereka masih memiliki Mauro Icardi dan Moise Kean. Pochettino pun terkadang mengakomodasi Kylian Mbappe di pos ujung tombak.
Jika Pochettino ingin mendatangkan Kane, Icardi sepertinya akan “dikorbankan” untuk memberinya tempat. Musim ini, eks striker Inter Milan tersebut terganggu cedera dan tampil di bawah ekspektasi.
PSG merupakan opsi masuk akal bagi Kane. Satu-satunya penghalang adalah kesediaan sang pemain untuk pindah dari Inggris. Penyerang Tottenham ini dilaporkan masih ingin berkiprah di Premier League, kendati The Lilywhites enggan menjualnya ke rival domestik.
Tiga klub Premier League, Manchester United, Manchester City, dan Chelsea adalah destinasi potensial baginya. Tiga klub ini pun dilaporkan tengah mendekati sang pemain.
Manchester United tertarik mendatangkan Kane sejak beberapa musim belakangan. Menyusul saga transfer yang dimulai sang pemain, bursa transfer musim panas adalah momen tepat untuk mewujudkan ketertarikan Setan Merah.
United memang masih memiliki Edinson Cavani. Namun, penyerang Uruguay tersebut bukanlah opsi jangka panjang. Penyerang lain yang biasa menempati pos ujung tombak, Anthony Martial gagal memenuhi ekspektasi di posisi tersebut. Harry Kane dapat menambah daya gedor MU untuk beberapa tahun ke depan.
Akan tetapi, masalahnya adalah, bersediakah MU merampungkan transfer besar di awal musim depan? Saat ini, Setan Merah dilaporkan hendak memperkuat pos gelandang bertahan dan bek tengah. Biaya besar untuk transfer Kane tentu membatasi manuver mereka di bursa.
Rival sekota MU, Manchester City juga menjadi destinasi potensial bagi Harry Kane. The Citizens mampu secara finansial. Mereka pun akan ditinggalkan Sergio Aguero musim depan. Kane dapat menjadi pengganti Aguero yang tepat.
Kane memiliki kualitas mumpuni untuk eksperimen Pep Guardiola. Pada 2020/21, eks penyerang Leicester itu tampil brilian sebagai striker komplet. Hingga pekan 37 Premier League, sang pemain menjadi top skor sementara sekaligus menjadi penyedia asis terbanyak.
Harry Kane ingin pindah dan Guardiola dapat menggaetnya untuk membuat Man City semakin digdaya. Namun, kesediaan The Citizens menggelontorkan dana besar demi satu pemain juga belum pasti. Pada April lalu, Guardiola menyampaikan bahwa klub “mustahil” membeli striker mahal di bursa transfer mendatang.
Selain duo Manchester, klub Inggris yang dijagokan mendapatkan Kane adalah Chelsea. Sang pemain dapat melengkapi profil lini serang The Blues. Namun, mengingat rivalitas Spurs dan Chelsea, kepindahan ke Stamford Bridge cukup sulit diwujudkan.
Kedua klub enggan terlibat langsung dalam urusan transfer. Daniel Levy tak mau salah satu pemain terbaik Spurs menyeberang langsung ke Stamford Bridge. Pada 2011 silam, The Lilywhites berulangkali menolak tawaran Chelsea untuk Luka Modric. Tottenham baru mengizinkan gelandang Kroasia itu pindah ketika tawaran Real Madrid datang, kendati tawaran mereka lebih murah dibanding The Blues.
Penyerang sekelas Harry Kane tentu diminati klub-klub besar. Ia merupakan top skor ketiga Tottenham sepanjang masa. Namun, masalah finansial yang dihadapi banyak klub membuat megatransfer sulit terjadi. Jika ada klub yang mampu, belum tentu mereka mau mengambil risiko finansial.
Baca juga: Ryan Mason: Mengatasi Mimpi Buruk dan Menjadi Pelatih Termuda EPL
Di lain sisi, Kane belum sepenuhnya mendapatkan lampu hijau untuk pindah. Kane mengaku ingin membicarakan masa depan “secara terus terang” dengan Daniel Levy. Posisi awal Tottenham jelas menginginkannya bertahan. Sedangkan sang pemain ingin hengkang.
Jika akhirnya diizinkan pindah, tawar-menawar transfer Kane pun kemungkinan akan alot, mengingat valuasi sang pemain dan kondisi finansial klub-klub Eropa. Upaya pertukaran pemain untuk mengurangi harga beli pun mungkin terjadi.
Kane pada akhirnya menepis ilusi one man club dan ingin pindah demi kariernya. Selama ini, dia loyal kepada Tottenham dan terus menampilkan yang terbaik. Loyalitas tersebut seiring dengan valuasinya yang meninggi. Namun, keinginan itu diungkapkan ketika banyak klub besar sedang terlilit masalah finansial.
Apakah sudah terlambat bagi Harry Kane untuk hengkang?
Komentar