Semifinal Piala Eropa 2020 mempertemukan Italia vs Spanyol di Stadion Wembley, Rabu (7/7/2021) dini hari WIB. Ini adalah pertemuan ke-34 antara kedua tim nasional tersebut. Laga terkini antara Italia vs Spanyol digelar dalam ajang kualifikasi Piala Dunia 2018, di mana anak asuh Julen Lopetegui membungkam Italia yang dilatih Giampiero Ventura dengan skor 3-0.
Pertemuan terpenting Italia vs Spanyol terjadi pada 2012 silam. Waktu itu, Gli Azzurri menantang anak asuh Vicente del Bosque di final Piala Eropa. Italia tak berdaya meladeni La Furia Roja yang sedang dalam puncak performa. Timnas Italia digilas empat gol tanpa balas.
Piala Eropa 2012 menjadi akhir dari dominasi global Spanyol. Mereka mentok di awal fase gugur pada tiga turnamen mayor berikutnya. Sedangkan Italia tak jauh berbeda. Kendati lolos ke perempat final Piala Eropa 2016, mereka gagal lolos dari babak grup Piala Dunia 2014 dan bahkan tak masuk putaran final Rusia 2018.
Situasi Italia mulai berubah sejak Roberto Mancini menjabat. Eks Sampdoria itu membawa Gli Azzurri selalu menang di Piala Eropa 2020, mulai babak kualifikasi hingga putaran final. Lorenzo Insigne dan kawan-kawan juga tak terkalahkan dalam 32 pertandingan terakhir, rekor baru bagi Timnas Italia.
Baca juga: Piala Eropa 2020 dan Kebangkitan Italia
Mancini membawa Gli Azzzurri meninggalkan tradisi sepakbola defensif. Timnas Italia kini bermain atraktif dan, sebagaimana Spanyol, tampil dominan dengan mengurung lawan di area pertahanan mereka. Di bawah Mancini, istilah “Tikitalia” berbunyi lebih nyaring dari sebelumnya.
“Selain memiliki para pemain top, Italia benar-benar [bermain] sebagai tim. Mereka menyerang dan bertahan sebagai unit, yang mana sangat mirip dengan apa yang kami lakukan. Mereka menerapkan pressing tinggi, yang mana sulit membayangkannya dilakukan Italia dahulu,” kata Pelatih Timnas Spanyol, Luis Enrique sebelum pertandingan.
Ketat di Lini Tengah
Baik Spanyol ataupun Italia menorehkan rata-rata penguasaan bola yang tinggi di Piala Eropa 2020. La Furia Roja mencatatkan 73,2% penguasaan bola dari lima pertandingan, tertinggi di turnamen. Sedangkan Italia 57,2% penguasaan bola per pertandingan, tertinggi ketiga.
Upaya kontrol masing-masing tim tentu tak bisa dilepaskan dari peran lini tengah. Baik Italia maupun Spanyol memiliki trio gelandang yang menjadi jantung permainan tim, dengan satu gelandang jangkar yang mengatur ritme dari posisi dalam.
Duel Jorginho vs Sergio Busquets sebagai metronom tim patut dinanti dalam pertandingan ini. Gelandang Chelsea tersebut dijuluki “Il Professore” oleh rekan-rekannya, senantiasa vokal meneriakkan instruksi agar tempo dan bentuk (shape) tim tetap terjaga.
Di Timnas Spanyol, Busquets memainkan peran serupa. Baru bisa bermain di partai ketiga (vs Slovakia), gelandang Barcelona ini memberi tambahan kualitas ke lini tengah La Furia Roja. Busquets telah sedekade lebih menjalankan peran ini dan pengalamannya dibutuhkan Luis Enrique.
Di lain sisi, adu kreativitas antara empat gelandang lain patut dinanti. Marco Verratti tampil brilian sebagai kreator serangan Italia sejak kembali tampil di partai ketiga fase grup. Meskipun baru bermain di tiga pertandingan, gelandang Paris Saint-Germain ini mencatatkan umpan kunci terbanyak (12) di skuad Italia. Verratti juga telah mengemas dua asis sejauh ini.
Baca juga: Pedri: Maestro Baru Timnas Spanyol
Sementara itu, Nicolo Barella menawarkan agresi yang dibutuhkan bagi pressing tinggi Gli Azzurri. Pemain Inter Milan tersebut juga menjadi ancaman tersendiri via pergerakan dan suplai bolanya kepada para striker. Sejauh ini, Barella mencatatkan tujuh umpan kunci dan tujuh umpan ke kotak penalti.
Di pihak Spanyol, Pedri dan Koke menjadi outlet kreasi peluang yang mumpuni dari lini tengah. Pedri tercatat telah membuat sembilan umpan kunci dan sembilan umpan ke kotak penalti sejauh ini. Sedangkan Koke membuat delapan umpan kunci dan lima umpan ke kotak penalti.
Duel Tim Ofensif
Italia vs Spanyol mempertemukan dua tim dengan catatan gol terbanyak hingga semifinal Piala Eropa 2020. La Roja mencetak 12 gol dari lima pertandingan. Sedangkan Italia mengemas 11 gol, sama dengan Denmark. Mereka juga mencatatkan rata-rata tembakan per pertandingan tertinggi.
Akan tetapi, Spanyol sejatinya memiliki kelemahan dalam menyerang meskipun menjadi tim paling ganas. Pasalnya, anak asuh Luis Enrique memiliki masalah konversi peluang. Patut dicatat bahwa 10 gol Spanyol dicetak dalam laga kontra Slovakia dan Kroasia. Selebihnya, Alvaro Morata dan kawan-kawan hanya mencetak satu gol masing-masing lawan Swiss dan Polandia, serta gagal memecah kebuntuan lawan Swedia.
Sepanjang turnamen, La Roja mengumpulkan peluang dengan xG kumulatif mencapai 14,4. Dua di antara 12 gol Spanyol merupakan gol bunuh diri. Jadinya, lini serang Spanyol mencetak empat gol lebih sedikit dari angka yang diharapkan.
Baca juga: Piala Eropa: Dua Chiesa, Satu Cerita
Dengan sederet pemain kreatif di lini tengah dan posisi sayap, Spanyol sejatinya tak memiliki masalah berarti dalam hal kreasi peluang. Toh, mereka memimpin tabel xA (expected assists) Piala Eropa 2020 dengan nilai yang cukup signifikan (9,3).
Enrique mungkin cukup puas dengan cara strikernya memengaruhi permainan. Namun, catatan konversi peluang para penyerang mengundang kekhawatiran tersendiri. Menurut Sofascore, Morata dan Gerard Moreno adalah dua pemain yang melewatkan peluang emas terbanyak di Piala Eropa 2020.
Di lain sisi, pertahanan Italia solid dan tak mudah ditembus. Gli Azzurri hanya kemasukan dua gol sejauh ini, meraih tiga nirbobol di pertandingan fase grup. Menghadapi “generasi emas” Belgia, Italia hanya kebobolan satu gol, kemasukan dua tembakan tepat sasaran yang semuanya dimentahkan Gianluigi Donnarumma.
Meskipun demikian, Italia juga mesti tampil tanpa salah satu bek terbaik mereka, Leonardo Spinazzola. Bek AS Roma ini aktif membantu serangan Gli Azzurri sekaligus cakap menyediakan kover. Bek Chelsea yang jarang bermain, Emerson Palmieri pun kemungkinan akan menggantikannya untuk menghadapi Spanyol.
Emerson hanya bermain dua kali di Premier League musim lalu. Sang pemain kurang mendapat kesempatan dan kini mesti membuktikan diri di laga penting.
Sementara itu, Spanyol juga kemungkinan tidak diperkuat salah satu winger andalannya, Pablo Sarabia. Pemain berusia 29 tahun ini menderita cedera otot saat menghadapi Swiss dan diperkirakan tidak cukup fit untuk menjadi starter.
Dani Olmo pun kemungkinan akan diturunkan menggantikan pemain Paris Saint-Germain tersebut. Eks Dinamo Zagreb ini tampil impresif ketika timnya membungkam Kroasia 3-5, mencetak dua asis kendati baru masuk pada menit 71.
Selain itu, Enrique juga memiliki opsi lain untuk membuat perbedaan, Adama Traore. Winger Wolves tersebut baru bermain selama 13 menit di Piala Eropa 2020. Namun, ia dapat diandalkan untuk memecah organisasi pertahanan Italia yang diperkuat dua bek veteran dan tanpa Spinazzola.
Memiliki pemain dengan akselerasi sangat cepat selalu membantu untuk menghadapi tim yang disiplin. Saat menghadapi Belgia, Italia pun beberapa kali direpotkan Jeremy Doku yang memiliki akselerasi seperti Traore. Pergerakan Doku membuahkan satu penalti yang berbuah gol tunggal Belgia.
Jelang laga ini, menarik untuk melihat bagaimana penampilan Italia tanpa Spinazzola dan solusi La Roja mengatasi problem konversi peluang. Kedua tim mencatatkan rekor impresif dalam hal penyerangan, jual-beli peluang pun sangat mungkin terjadi di Wembley.
Komentar