Liverpool dan Real Madrid akan bertemu di pertandingan puncak Liga Champions 2021/22 di Stade de France, Minggu (29/5), Pukul 02.00 WIB. Total, keduanya sudah bertemu di final Liga Champions sebanyak tiga kali. Pertemuan final terakhir, terjadi pada empat tahun lalu ketika Liga Champions musim 2017/18.
Di final tersebut, Liverpool takluk atas Real Madrid dengan skor 3-1. Bagi Liverpool, akan ada rasa balas dendam atas laga final tahun 2018. Klub berjuluk The Reds ini pun menantang dendam kepada Madrid dengan skuad yang lebih merata. Sementara Karim Benzema masih akan tetap menjadi sorotan di Madrid dalam laga ini.
Lini serang Liverpool yang merata
Bermain dengan formasi 4-3-3, tim asuhan Jurgen Klopp tampil agresif di atas lapangan. Tekanan dan garis pertahanan tinggi sering diandalkan Liverpool kepada lawannya. Tiga penyerang bertugas melakukan tekanan kepada pemain belakang lawan ketika menguasai bola. Begitu juga dengan lini tengah Liverpool yang membantu mengawasi pergerakan lawan di bagian tengah lapangan.
Ketika menguasai bola, Liverpool diberkahi gelandang yang pandai mengalirkan bola dan mengatur tempo permainan, yaitu Thiago Alcantara dan Jordan Henderson. Hanya saja Thiago diragukan tampil pada laga kali ini karena sempat mengalami cedera. Selain itu, dua full-back Liverpool menjadi senjata lain dalam menjalankan serangan. Sudah 19 asis disumbangkan Trent Alexander-Arnold dan 15 asis dari Andrew Robertson. Jumlah asis mereka menjadi bukti peran penting bagi skema serangan Liverpool.
Lini serang Liverpool pun begitu menyeramkan. Tiga posisi penyerang depan biasa diisi Sadio Mane, Diogo Jota, dan Mohamed Salah. Mereka telah menyumbang total 75 gol di semua kompetisi musim ini. Salah mengemas 31 gol, Mane 23 gol, dan Jota 21 gol. Bukan hanya itu, masih ada pelapis yang tak kalah moncer, yakni Roberto Firmino yang mengemas 11 gol dan Luis Diaz sudah mencetak enam gol. Padahal, Diaz baru didatangkan Liverpool pada bursa transfer Januari lalu.
Sosok krusial Karim Benzema
Terlihat jelas jika Karim Benzema memiliki peran tersendiri di lini serang Madrid. Kemampuan membaca ruang, pergerakan tanpa bola, hingga penyelesaian akhir yang baik, menjadi senjata tersendiri bagi kesebelasannya. Benzema pun menjadi pencetak gol terbanyak Liga Champions sejauh musim ini dengan total 15 gol.
Sebagai seorang penyerang, Benzema sukses menjadi ujung tombak yang berjasa membawa Madrid ke babak final. Tidak pernah absen ketika membela Madrid di 16 besar Liga Champions, Benzema selalu berperan di setiap pertandingan.
Benzema selalu pintar mencari celah luas antar bek tengah lawan untuk menyambut umpan silang dari sayap sisi sayap maupun operan langsung dari tengah. Dalam hal ini, sosok Vinicius Junior dan Luca Modric menjadi penyuplai bola kepada Benzema. Dua dari tiga gol Benzema ketika melawan Paris Saint-Germain (PSG) dan Chelsea pada laga-laga sebelumnya, berasal dari asis Vinicius dan Modric.
Di laga melawan Chelsea putaran kedua, dua pemain itu berperan dalam memberikan operan kunci. Gol krusial Rodrygo di menit ke-80 berasal dari teknik tinggi operan kaki luar dari Modric dan gol kedua datang dari operan tarik dari Vinicius yang disambut oleh sundulan Benzema.
Selain pintar mencari celah di lini pertahanan lawan, Benzema unggul dalam penyelesaian akhir. Hanya butuh satu hingga dua sentuhan bagi penyerang asal Prancis itu untuk mencetak gol. Pergerakannya ketika menguasai bola di kotak penalti pun dapat memberikan malapetaka bagi pertahanan lawan. Ini terlihat ketika Ruben Dias, bek Manchester City, melanggar Benzema pada laga sebelumnya.
Selain Benzema, Rodrygo tidak kalah perlu diwaspadai oleh barisan pertahanan Liverpool. Pasalnya, Rodrygo merupakan supersub yang telah membawa Madrid “selamat” di dua laga penentu perempat final dan semifinal Liga Champions melalui gol di menit-menit akhir.
Duel kreasi serangan kedua tim
Permainan kedua kesebelasan memiliki ciri khas tersendiri. Serangan Madrid berorientasi pada Benzema dengan pergerakan tanpa bolanya. Sedangkan Liverpool bertumpu pada pergerakan dinamis tiga penyerangnya.
Begitu pula dengan lini kedua Madrid yang memiliki sayap dan gelandang mumpuni dalam menyuplai bola kepada Benzema. Vinicius dan Asensio di sisi sayap, serta kekompakan Modric dan Toni Kroos dalam berbagi ruang di lini tengah. Bila penguasaan bola mereka di lini tengah hilang pun akan dibantu oleh Casemiro sebagai gelandang bertahan.
Lini tengah Liverpool pun diisi oleh gelandang yang pintar menjaga ritme dan transisi bertahan maupun menyerang. Jika pun Thiago diragukan tampil, Naby Keita bisa menjadi opsi lain. Kekuatan lini tengah Liverpool sangat solid karena Fabinho berada di sektor gelandang bertahan. Pergerakannya ke sisi lapangan ketika bertahan, bisa menutupi kekosongan posisi full-back Liverpool ketika terlambat turun ke posisinya.
Komentar