Tidak seperti musim kemarin, Arsenal memulai Liga Inggris musim 2022/2023 dengan hasil yang positif. Pasukan Mikel Arteta masih belum terkalahkan hingga pekan ketiga dan berhasil menceploskan enam gol. Hasil tersebut membawa The Gunners duduk nyaman di peringkat kedua klasemen sementara, di bawah Manchester City yang unggul selisih gol.
Memasuki pekan ketiga, Bournemouth memiliki misi menghentikan rekor positif Meriam London. Scott Parker bertanggung jawab penuh untuk mengangkat mental anak asuhnya setelah kalah telak dari Manchester City. Pertempuran antara Bournemouth dengan Arsenal akan dihelat pada hari Sabtu, tanggal 20 Agustus 2022 di Dean Court.
Mikel Arteta patut tersenyum lebar karena sejauh ini, tidak ada pemain yang terancam cedera panjang. Bahkan Kieran Tierney, Emile Smith Rowe, Fabio Vieira dan Takehiro Tomiyasu yang telah pulih dari cedera. Sementara di pihak tuan rumah, Jordan Zemura punya peluang untuk bisa bergabung setelah absen pada laga sebelumnya akibat COVID-19. Sayangnya, Scott Parker masih belum mengkonfirmasi kembalinya David Brooks setelah diagnosa mengidap kanker kelenjar getah bening (Hodgkin Limfoma) sejak Oktober lalu.
Tidak dipungkiri bahwa Arsenal sedang terselimuti rasa percaya diri. Semua terlihat berjalan sempurna. Menang, selalu cetak lebih dari satu gol, dan yang paling penting adalah tidak ada pemain yang cedera. Walaupun begitu, Arteta harus sadar bahwa timnya tidak sempurna. Masih ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh Scott Parker.
Bournemouth juga bukan tim yang bisa diremehkan. Meskipun pada pekan sebelumnya menderita kekalahan telak empat gol tanpa balas dari Manchester City, mereka punya modal untuk membuat anak asuh Mikel Arteta pulang dengan kepala tertunduk.
Tembok Tinggi Pertahanan The Cherries
Musim lalu, faktor penting yang membawa Bournemouth lolos ke Premier League adalah pertahanan yang kokoh. Dari 24 tim yang berlaga di Divisi Championship, Bournemouth adalah tim yang paling jarang kebobolan (39 gol) dan paling sering clean sheet (21 kali dari 46 pertandingan).
Scott Parker perlu lebih teliti karena beberapa punggawa penting di lini belakang justru pergi di awal musim. Gary Cahill dilepas, Steve Cook hengkang ke Nottingham Forest, dan Nat Phillips kembali ke Liverpool. Maka dari itu, Parker tidak lagi menempatkan empat bek lagi. Ia beradaptasi dengan menggunakan skema tiga bek yang dipimpin oleh Lloyd Kelly.
Pada saat bola dikuasai oleh lawan, Bournemouth memilih untuk fokus melakukan organisasi pertahanan. Tiga bek merapat ke tengah dan dua bek sayap bergerak lebih ke belakang untuk menciptakan keunggulan pemain di kedua sayap. Sementara dua gelandang mengatur pola pergerakan rekan-rekannya ketika lawan mempercepat distribusi bola untuk merusak organisasi pertahanan.
Solidnya unit pertahanan Bournemouth sudah terbukti sejak pekan pertama. Aston Villa merasakan betapa sulitnya menembus pertahanan karya Scott Parker ini. Pada laga tersebut, anak asuh Steven Gerrard mendominasi 65,6% penguasaan bola. Tapi hanya mampu melepaskan dua sepakan ke gawang. Meskipun catatan ini tidak berlaku untuk Manchester City, tapi penampilan di pekan pertama bisa menjadi modal utama untuk menahan gempuran The Gunners.
Eksploitasi Sisi Kiri Pertahanan Arsenal
Pasca kehadiran Zinchenko, sisi kiri Arsenal lebih hidup. Pemain asal Ukraina ini rajin melakukan kombinasi umpan pendek dan rotasi posisi yang teratur dengan Gabriel Jesus, Gabriel Martinelli, dan Granit Xhaka. Terbukti hingga pekan kedua, Gabriel Jesus dan Gabriel Martinelli telah mencetak dua gol.
Konsekuensinya, area yang ditinggalkan oleh Zinchenko sering terbuka. Gabriel dan Granit Xhaka yang bertugas mengisi ruang tersebut punya masalah dengan kecepatan. Maka tidak heran jika gol Maddison pekan lalu hadir dari pergerakan di sisi kiri pertahanan Arsenal.
Scott Parker di dua pertandingan awal memang akrab dengan serangan balik melalui sayap. James Tavernier dan Dominic Solanke sering menjadi andalan untuk mengeksekusi rencana tersebut. Rencana ini terlihat jelas pada heatmap di bawah ini. Bournemouth lebih fokus menjaga pertahanan. Mengandalkan dua sisi sayap untuk melancarkan serangan balik.
—
Meskipun berstatus sebagai tim tamu, di atas kertas, Arsenal memiliki peluang lebih besar untuk meraih poin penuh. Walaupun demikian, Arteta perlu menjaga mental para punggawanya agar mampu konsisten di setiap pertandingan. Salah satunya dengan memperhatikan celah-celah yang telah diuraikan di atas. Apabila Arsenal mampu menyelesaikan pertandingan ini dengan membawa pulang tiga angka, kepercayaan diri akan terus meningkat sebagai modal untuk terus bersaing di papan atas.
Komentar