Southampton terus menunjukan tren positif. Kalah di pekan pertama, imbang di pekan kedua, lalu meraih kemenangan perdana di kandang Leicester City. Bercermin dari skor, jumlah kebobolan pasukan Ralph Hasenhuttl semakin sedikit. Artinya, lini pertahanan The Saints berhasil menunjukkan peningkatan secara kolektif.
Namun, di tengah proses peningkatan performa, Southampton bertemu dengan tembok yang cukup tinggi. Mereka akan menjamu Manchester United yang baru saja mengalahkan Liverpool. Pertandingan antara Southampton melawan Manchester United dijadwalkan akan digelar pada hari Sabtu, 27 Agustus 2022 pukul 18.30 WIB di St. Mary’s Stadium.
Kedua tim tidak bisa turun dengan skuad yang lengkap. Romain Perraud dan Valentino Livramento belum bisa memperkuat tim tuan rumah akibat cedera. Sementara di pihak tim tamu, Anthony Martial terkonfirmasi harus kembali absen setelah pekan lalu bermain dari bangku cadangan. Victor Lindelof dan Brandon Williams juga masih belum bisa memperkuat Setan Merah.
Kemungkinan besar Ralph Hasenhuttl dan Erik ten Hag akan mempertahankan the winning team. Tapi, perlu diperhatikan bahwa dalam tiga pertandingan sebelumnya, Southampton bermain dengan formasi dasar yang berbeda-beda. Sementara Manchester United konsisten dengan 4-2-3-1 dengan penyesuaian posisi dan peran beberapa pemain.
Di atas kertas, tim tamu sedikit diunggulkan karena memiliki materi pemain yang lebih mumpuni dan berpengalaman. Tapi, bukan tidak mungkin Southampton meruntuhkan rasa percaya diri Manchester United yang baru tumbuh pekan lalu.
Menekan Secara Unit dan Kolektif
Bercermin pada tiga pertandingan sebelumnya, Erik ten Hag menginginkan anak asuhnya membangun serangan dari lini belakang. Hal ini terlihat jelas kala bertemu Brighton dan Brentford. Sayangnya, eksekusi di lapangan masih jauh dari kata sempurna. Alhasil, mereka sering melakukan kesalahan yang membahayakan gawang David De Gea. Hingga pekan ketiga, Manchester United tercatat sebagai tim yang sering melakukan kesalahan yang berujung gol (2 kali).
Pekan lalu, kelemahan ini tersamarkan karena Liverpool lebih sering menguasai bola (70% penguasaan bola), sementara Manchester United lebih sering mengirimkan umpan jauh, mengincar area kosong di lini belakang Liverpool. Oportunis.
Southampton kemungkinan besar tidak ingin terlalu banyak menguasai bola seperti yang Liverpool lakukan. Mereka justru membiarkan Manchester United mendominasi dan membangun serangan dari lini belakang. Mereka fokus menguasai ruang dan mempersempit keberhasilan tim tamu untuk mengalirkan bola ke lini depan bahkan lini tengah.
Saat bola masih berada di kaki Varane atau Lisandro Martinez, Southampton akan melancarkan tekanan secara unit dan kolektif. Tujuannya untuk menghilangkan kenyamanan penguasaan bola dan mengharapkan kesalahan-kesalahan kecil yang datang dari pemain belakang Manchester United ketika berusaha lepas dari tekanan, persis seperti yang dilakukan oleh Brentford dan Brighton. Rencana ini harus didukung oleh lini tengah dan lini belakang yang ikut menekan para pemain lain yang tidak memegang bola tapi bisa jadi opsi umpan. Dengan demikian, proses membangun serangan anak asuh Erik ten Hag tidak akan berjalan sempurna dan justru mengancam gawangnya sendiri.
Disiplin
Pemain Manchester United banyak dihuni oleh pemain-pemain yang memiliki keunggulan dalam aspek kecepatan. Di lini depan, mereka punya Jadon Sancho, Marcus Rashford, dan Elanga. Di lini belakang, Dalot dan Malacia terbukti menyulitkan pemain depan Liverpool untuk berakselerasi. Karakter pemain seperti ini sangat berguna pada momen transisi, baik transisi dari menyerang ke bertahan maupun sebaliknya.
Pekan lalu, dua gol yang dicetak Manchester United berawal dari situasi transisi menyerang ke bertahan. Pemain Liverpool gagal menutup ruang yang ditinggalkan dua bek sayap. Lubang tersebut dimanfaatkan oleh Marcus Rashford, Jadon Sancho, Tyrell Malacia, dan Anthony Martial menjadi dua gol penting yang membawa kemenangan.
Bagi Southampton, para pemain cepat milik Manchester United akan sangat menyulitkan ketika transisi dari menyerang ke bertahan. Maka dari itu, anak asuh Ralph Hasenhuttl harus disiplin dan saling menjaga ruang-ruang yang ditinggalkan rekan-rekannya saat terjadi perpindahan posisi. Jika tidak, mereka harus siap menjadi korban kedua dari serangan balik cepat Manchester United setelah Liverpool.
Memaksimalkan Set Piece
Salah satu celah terbesar yang bisa digunakan untuk mencetak gol adalah set piece. Manchester United tercatat sebagai tim yang paling sering menerima ancaman dari skema bola mati (20 ancaman). Saat bertemu Brentford, satu gol berasal dari tendangan sudut.
Selain itu, Southampton punya salah satu eksekutor tendangan bebas terbaik di Liga Inggris, James Ward-Prowse. Musim lalu, pria berkebangsaan Inggris ini mencetak 5 gol dari tendangan bebas. Total ia sudah mencetak 14 golnya dari situasi free kick.
—
Pertandingan ini penting bagi kedua tim. Mereka sama-sama mengincar kemenangan untuk menjaga momentum dan menumbuhkan mental, mengingat mereka masih duduk di papan bawah klasemen sementara. Bagi Manchester United, pertandingan ini akan menjadi pembuktian bahwa mereka mampu menang melawan tim yang mengandalkan intensitas dan tekanan, dengan menerapkan skema dan strategi pelatih. Tidak hanya mengandalkan serangan balik dan bersikap oportunis seperti yang mereka praktikkan kala menjamu Liverpool pekan lalu.
Komentar