Aji Santoso gagal dalam misi mencuri poin dari PSM Makassar di Stadion BJ. Habibie. Persebaya Surabaya harus menerima kekalahan dengan skor 3-0. Hal ini menjadi kemenangan ke-6 bagi PSM dan sekaligus memperpanjang rentetan tidak pernah terkalahan mereka di delapan laga yang telah dijalani.
Kedua tim tidak turun dengan skuad yang utuh. Di kubu PSM mereka harus kehilangan Wiljan Pluim akibat kartu merah di laga sebelumnya, sementara Persebaya kehilangan Marselino Ferdinan, Ahmad Nufiandani dan Brylian Aldama. Marselino absen di laga tersebut karena harus bergabung untuk pemusatan latihan Timnas U-19.
Kehilangan Pluim nyatanya tidak berdampak besar pada permainan PSM. Skuad asuhan Bernardo Tavares ini mampu menciptakan 3 gol. 2 gol pada babak pertama dan 1 gol di babak kedua, Yakob Sayuri, Ramadhan Sananta dan Yuran Lopez masing-masing menyumbang satu gol.
Pertahanan Solid dan Memaksimalkan Serangan di Lebar Lapangan
Turun tanpa kehadiran Pluim, Tavares mengubah formasi dasarnya, yaitu 4-2-3-1 menjadi 3-5-2. Kenzo Nambu diposisikan sebagai pendamping Sananta di lini depan.
Kenzo akan sedikit turun ke area tengah untuk menjemput bola dan membuka ruang agar opsi passing ke lini depan lebih terbuka. Sananta pun sesekali membuka ruang ke sisi lapangan untuk mencari ruang yang terbuka dan lini pertahanan Persebaya.
Dalam pertandingan ini, aliran serangan memang tidak berpusat dari area tengah, PSM lebih mengandalkan sisi lebar lapangan.
Yakob Sayuri di sisi kiri dan Dzaky Asraf di sisi kanan. Mereka berdua memiliki kecepatan yang sanggup merepotkan pertahanan Persebaya. Yakob dan Dzaky beberapa kali berhasil menyisir lebar lapangan saat melakukan serangan.
Pemain di lini tengah PSM pun melakukan koordinasi yang baik ketika bertahan maupun menyerang. Akbar Tanjung, Muhammad Arfan dan Ananda Alif mampu memotong momentum serangan Persebaya. Dalam pertandingan ini, peran yang diberikan Tavares kepada Yance Sayuri sangatlah berbeda. Yance ditempatkan di posisi tiga bek di belakang.
Walaupun ia berposisi sebagai bek, ia pun begitu aktif dalam membangun serangan. Melalui akselerasinya, ia mampu menjadi penyeimbang serangan PSM. Yance dan Yakob menjadi poros serangan PSM dari lebar lapangan.
Gol pertama PSM yang diciptakan oleh Sananta merupakan assist dari Yakob yang menerima operan dari Agung Manaan, Yakob tidak hanya menempati lebar lapangan saja. Ketika Agung hendak melakukan serangan melewati garis tengah, Yakob akan menggeser diri ke tengah agar ruang di area lebar lapangan semakin terbuka karena pemain Persebaya terfokus kepada pergerakan yang dilakukan oleh Yakob.
Ketika melakukan serangan, Yance ikut membantu sehingga pola menyerang PSM akan membentuk 4-4-2. Akbar Tanjung akan lebih turun dan berada di depan Yuran atau bahkan sejajar untuk mengantisipasi serangan balik dari Persebaya. Sementara Agung akan bergeser ke lebar lapangan dan Yance bergerak ke depan untuk menunggu kesempatan melakukan overlap.
Dan ketika bertahan, pola itu pun akan berubah menjadi 3-5-2, Yance dan Agung yang ketika menyerang berada lebih depan akan mundur kembali ke posisinya bersama sejajar bersama Yuran juga Yakob akan ikut turun mengisi area sisi kiri luar pertahanan PSM.
Pola pertahanan ini yang bisa membendung serangan-serangan dari Persebaya. Koordinasi antar pemain yang terjalin baik dan kedisiplinan menjadi kunci dalam mempertahankan gawang PSM dari kebobolan.
Konsistensi dan Efektivitas Serangan
Persebaya dalam pertandingan ini sebenarnya mampu menguasai permainan. Terlihat dari penguasaan bola yang mereka lakukan mencapai 65% sementara PSM hanya 35% saja. Tetapi penguasaan bola bukan menjadi tolak ukur tim bisa memenangkan pertandingan.
Yang perlu diperhatikan adalah dari penguasaan bola yang Persebaya lakukan, mereka hanya bisa melepaskan 3 tendangan dan hanya 1 tendangan mengarah ke gawang. Dari segi serangan pun, Persebaya berhasil melakukan 86 kali serangan lebih banyak daripada PSM yang hanya melakukan 84 kali.
Dua gol PSM berhasil disarangkan ke gawang Persebaya di babak yang pertama. Saat gol pertama yang dicetak oleh Sananta, para pemain dipertahanan Persebaya hanya terfokus pada pemain yang sedang menguasai bola saja. Sananta berdiri bebas tanpa pengawalan dan berhasil melesakkan bola ke gawang Satria Tama.
Di babak kedua, permainan skuad asuhan Aji Santoso pun mengganti dua pemain tengahnya untuk menahan serangan yang dilancarkan oleh PSM, sekaligus memberikan tenaga baru. Setelah mereka memasukan Brayen Pondaag dan Risky Dwiyan, kerja Alwi Slamat sebagai gelandang bertahan lebih terbantu dengan hadirnya Risky, sementara Brayen difungsikan menyerang ketimbang dua pemain tersebut.
Kombinasi operan Silvio dan Brayen di awal babak kedua berhasil membongkar pertahanan PSM, namun kesempatan menyerang kembali hilang setelah bola yang dihantarkan Brayen ke kotak penalti PSM berhasil dihadang oleh pemain bertahan PSM.
Kemudian, kombinasi operan dari Persebaya lagi-lagi berhasil membongkar pertahanan PSM. Kini Brayen memberikan operan kepada Saiful yang berlari dari lebar lapangan kanan pertahanan PSM. Operan tarik berhasil Saiful berikan pada Sho, tetapi ia gagal mengontrol bola dengan baik sehingga bola pun berhasil direbut oleh pemain PSM.
Penyelesaian akhir sebagai persoalan akut dari Persebaya di pertandingan kali ini. Lini depan Persebaya tidak bisa mengkonversi peluang menjadi gol, hanya 3 tendangan saja yang mampu mereka lakukan dari puluhan serangan.
Bernardo Tavares berhasil untuk membuat lini pertahanan PSM kokoh tanpa kebobolan di pertandingan ini. Yakob dan Yance Sayuri menjadi pemain yang memberikan kontribusi lebih dalam pertahanan maupun penyerangan PSM. Yakob mampu memberikan satu assist dan satu gol di pertandingan ini, sementara Yance mampu menjaga gawang PSM nirbobol.
Kemenangan ini membuat PSM bertengger di posisi 3 klasemen BRI Liga 1 2022/2023 hingga pekan ke-9 ini, semenatara Persebaya berada di posisi 10 dan kekalahan kali ini menjadi kekalahan kelima skuad asuhan Aji Santoso.
Komentar