Liga Inggris pekan kesembilan dibuka dengan laga penuh rivalitas antara Arsenal melawan Tottenham Hotspur. Pertandingan bertajuk Derbi London Utara ini akan dihelat pada Sabtu, 1 Oktober 2022 di Stadion Emirates. Anthony Taylor ditunjuk sebagai pengadil dalam laga ini didampingi Jarred Giller sebagai wasit VAR.
Kedua tim sedang bergelut di papan atas klasemen. Arsenal duduk di puncak dengan perolehan 18 poin dan Tottenham bertengger di peringkat ketiga dengan selisih satu poin. Skuad asuhan Antonio Conte belum terkalahkan hingga pekan kedelapan, sementara The Gunners baru menelan satu kekalahan kala bertandang ke Old Trafford.
Mikel Arteta masih berkutat dengan masalah cedera pemain. Ia dipastikan tidak bisa menurunkan Emile Smith Rowe yang baru menjalani operasi pangkal paha. Thomas Partey, Oleksandr Zinchenko, dan Kieran Tierney dikabarkan tidak memiliki masalah namun diragukan untuk tampil dengan alasan kebugaran.
Kubu lawan bisa lebih tenang karena tidak banyak pemain yang punya masalah cedera atau kebugaran. Lucas Moura dipastikan absen akibat cedera betis. Hugo Lloris dikabarkan mengalami sedikit cedera pasca membela tim nasional Prancis. Sementara Dejan Kulusevski diragukan untuk tampil yang secara tidak langsung memberikan peluang bagi Richarlison bermain sejak menit pertama.
Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama Arsenal dan Tottenham Hotspurs
Laga bertajuk derbi berpotensi menghadirkan pertandingan yang sulit ditebak. Bahkan, aspek non-teknis justru lebih berandil besar daripada aspek-aspek teknis. Walaupun demikian, aspek taktikal selalu menjadi faktor penting terhadap hasil pertandingan. Terdapat beberapa hal yang membuat laga ini menarik untuk disaksikan.
Kontras Taktik
Arteta dan Conte menerapkan taktik yang cukup kontras. Dua tim ini bahkan memiliki perbedaan dari formasi dasar yang diterapkan. Arsenal bermain dengan pola dasar 4-2-3-1 sementara Tottenham bermain dengan 3-4-2-1. Pola dasar ini tentu membentuk struktur yang berbeda pada setiap situasi (bertahan, menyerang, maupun transisi).
Dalam situasi menyerang, The Gunners membentuk struktur 2-3-5 dengan dua bek sayap yang merapat ke tengah untuk mendukung Partey sebagai single pivot. Gabriel Martinelli dan Bukayo Saka masuk ke area flank sementara Granit Xhaka dan Martin Odegaard mengisi area halfspace kiri dan kanan. Struktur ini memungkinkan Arsenal menguasai bola di area pertahanan lawan. Tidak heran jika hingga pekan kedelapan, mereka mampu menguasai bola 65,7% di area lawan.
Di kubu tim tamu, mereka cenderung memaksimalkan keunggulan pemain di area sayap. Bentancur dan Hojbjerg menopang beban cukup berat karena dua pemain ini yang bergerak dinamis untuk menciptakan keunggulan pemain di sayap dan menutup ruang satu sama lain.
Conte juga mengandalkan umpan-umpan direct yang tertuju kepada Harry Kane, Son Heung-min, atau Richarlison yang memiliki keunggulan kecepatan. Selain itu, tiga pemain ini memiliki kapabilitas untuk mengancam gawang melalui tendangan dari luar kotak penalti. Terbukti hingga pekan kedelapan, Spurs menjadi tim yang paling sering mencetak gol dari luar kotak penalti (7 gol).
Gambar 2 - Heatmap sentuhan para pemain Arsenal (kiri) dan Tottenham Hotspurs (kanan) hingga pekan kedelapan Liga Inggris.
sumber : fantasyfootballscout
Ilustrasi di atas menunjukan bagaimana Spurs sangat mengandalkan area sayap. Mereka bahkan jarang sekali menyentuh bola di depan kotak penalti lawan. Sementara Arsenal hampir memanfaatkan seluruh area lapangan. Baik distribusi bola di area sendiri maupun di area lawan.
Selain perbedaan taktik dalam menyerang, Arsenal dan Spurs juga memiliki perbedaan untuk dapat lolos dari tekanan lawan.
Kedua tim sering megandalkan high press untuk bertahan. Tapi, cara mereka lepas dari high press lawan cukup berbeda. Arsenal berusaha mengisi lini tengah dari pergerakan Partey, Xhaka, dan Odegaard sehingga Gabriel Magalhaes dan William Saliba memliki opsi umpan yang cukup banyak ketika lawan menekan mereka. Sementara Tottenham “merenggangkan” ruang sehingga area permainan mereka semakin luas. Dengan demikian, tekanan lawan bisa terurai diikuti umpan panjang yang mengarah ke sisi lapangan.
Pada saat transisi, kedua tim memiliki pendekatan taktik yang berbeda. Conte mengandalkan serangan balik cepat ketika mereka berhasil merebut bola. Terbukti hingga pekan kedelapan, Spurs menjadi tim yang paling rajin mencetak gol dari serangan balik (4 gol). Sementara Arteta memilih untuk melakukan re-organisasi dan mengirimkan bola ke belakang agar para pemain memiliki waktu untuk kembali ke posisinya masing. Sehingga tidak heran jika mereka belum pernah mencetak gol dari skema serangan balik.
Adaptasi Taktik di Tengah Laga
Pertandingan ini mempertemukan dua pelatih yang berbeda. Conte memiliki lebih banyak pengalaman sebagai pelatih. Ia bahkan pernah memenangkan Liga Inggris bersama Chelsea. Sementara Arteta merupakan pelatih rookie yang prestasi terbaiknya adalah memenangkan Piala FA. Berdasarkan pengalaman dan jam terbang, Conte tentu lebih unggul.
Di sisi lain, Arteta mampu menunjukan perkembangan positif di Arsenal walaupun belum ada gelar primer yang ia dapatkan bersama The Gunners. Penampilan Meriam London hingga pekan kedelapan dengan segala permasalahan cedera pemain cukup konsisten. Selain itu, Arteta lebih dulu bergabung sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk memperkuat timnya baik secara teknis maupun non teknis.
Pertandingan ini akan membuktikan kapabiltas Arteta dan Conte sebagai pelatih. Salah satu indikatornya adalah bagaimana mereka melakukan adaptasi di tengah lapangan. Kedua pelatih tentu sudah menyiapkan rencana sebelum peluit pertama dibunyikan. Tapi, dalam pertandingan derbi semua hal bisa terjadi. Entah itu cedera, kartu merah, taktik tidak berjalan, dan lain sebagainya.
Bercermin pada kedalaman skuad, Conte bisa lebih leluasa karena tidak banyak pemain yang absen. Sementara Arteta kemungkinan akan membawa satu atau dua pemain akademi (lagi) akibat daftar cedera pemain yang belum memendek. Ini bisa menjadi kelemahan Arsenal tapi di sisi lain, Arteta punya “daya kejut” dari pemain yang belum pernah dimainkan.
—
Pertandingan ini sangat penting bagi kedua tim. Tidak ada target lain selain menang. Pasalnya, jika Arsenal berhasil menang, mereka akan memperkokoh posisinya di puncak dan memberikan kekalahan pertama untuk Tottenham Hotspur. Jika Tottenham menang, mereka akan merebut posisi puncak dan meneruskan rekor tanpa kekalahan.
Komentar