Liga Inggris pekan kesepuluh mempertemukan Arsenal dan Liverpool di Emirates Stadium. Tim tuan rumah yang bertengger di puncak klasemen sementara tidak ingin kehilangan poin untuk menjaga jarak dari Manchester City. Sementara tim tuan rumah sedang dalam misi mendaki tangga klasemen agar bisa bersaing di papan atas. Laga antara dua tim penuh sejarah ini akan dipimpin oleh Michael Oliver.
Mikel Arteta patut bersyukur karena beberapa pemain kunci telah pulih dari cedera. Hanya Mohamed Elneny dan Emile Smith Rowe yang dipastikan absen. Pelatih asal Spanyol tersebut bisa menurunkan skuad terbaiknya sehingga ia memiliki keleluasaan dalam memilih taktik yang paling cocok untuk menghadapi Liverpool.
Berbeda dengan tim tuan rumah, Jurgen Klopp cukup kerepotan akibat beberapa pemain kunci yang dibekap cedera. Terutama tentang kondisi kebugaran Andrew Robertson. Pemain asal Skotlandia ini diragukan tampil. Naby Keita, Alex Oxlade Chamberlain, dan Arthur Melo dipastikan tidak akan memperkuat The Reds akibat cedera. Kabar baiknya, Thiago Alcantara dipastikan bisa merumput setelah berhasil tampil mengesankan kala Liverpool mengalahkan Rangers dengan skor 2-0 tengah pekan lalu.
Gambar 1 - Potensi Sebelas Pertama Arsenal dan Liverpool
Berdasarkan komposisi pemain di atas, besar kemungkinan kedua tim akan berusaha mengambil inisiatif penguasaan bola. Oleh karena itu, peran lini tengah dari kedua tim sangat menentukan jalannya pertandingan. Arsenal sedikit diunggulkan karena jika dilihat dari sisi usia, mereka memiliki skuad yang lebih muda dari Liverpool. Tapi jangan lupa, jika meninjau dari pengalaman, jelas, tim tamu lebih unggul.
Jika bercermin pada performa selama musim 2022/2023 bergulir, Arsenal lebih konsisten. Mikel Arteta menunjukan peningkatan yang terasa di segala lini. Tujuh kemenangan dari 8 laga, 20 gol, dan 8 kebobolan menjadi bukti bahwa The Gunners sepanjang musim ini bergulir layak bertengger di puncak klasemen.
Meskipun demikian, mereka harus sangat mewaspadai The Reds. Jika bercermin pada sejarah, terakhir kali Arsenal menang di kandang melawan Liverpool terjadi pada tanggal 15 Juli 2020. Tidak hanya itu, dalam dua musim terakhir mereka selalu kalah dari tim tamu dengan selisih lebih dari 1 gol. Aktor kuncinya dari catatan tersebut adalah Roberto Firmino dan Diogo Jota.
Jurgen Klopp melakukan sedikit eksperimen saat bertemu Rangers tengah pekan lalu. Ia memasang dua penyerang sekaligus yaitu Firmino dan Diogo Jota. Di tengah, Jordan Henderson dam Thiago Alcantara diplot sebagai double pivot. Penyesuaian taktik ini memberikan keleluasaan kepada dua sayap sekaligus memberikan peran tambahan kepada Jota untuk rajin menjemput bola.
Eksperimen ini bisa dibilang berhasil. Pada laga tersebut, Liverpool mencatatkan 23 tembakan yang 10 diantaranya menemui sasaran. Tapi pertanyaanya, apakah eksperimen Klopp bisa dilanjutkan kala ia bertamu ke Emirates Stadium? Jawabanya bisa, tapi ada syaratnya.
Memilih Dua Penyerang yang Tepat
Secara garis besar, penyesuaian formasi dasar Klopp bergeser menjadi 4-4-1-1. Struktur tersebut memberikan peran kepada salah satu penyerang untuk banyak bergerak ke berbagai lini. Tujuannya untuk menciptakan kombinasi, menarik bek tengah lawan, dan menciptakan ruang untuk striker lainnya atau pemain sayap. Peran pemain ini sangat amat penting.
Oleh karena itu, Klopp harus jeli dalam memilih dua penyerang tersebut. Ia memiliki tiga penyerang yaitu Nunez, Firmino, dan Jota. Tengah pekan lalu, ia mengkombinasikan Nunez dan Jota. Hasilnya cukup positif meskipun tidak ada gol dari open play yang tercipta.
Menghadapi Arsenal, Klopp bisa mencoba kombinasi antara Firmino dengan Jota. Secara historis, dua pemain ini rajin membobol gawang Meriam London. Total gol yang mereka sarangkan adalah sebanyak 5 gol dari 4 pertemuan terakhir. Selain itu, mereka memiliki atribut yang cocok untuk memerankan kombinasi ini. Bahkan bisa bergantian. Dampak lebih jauhnya berpotensi membuat aliran bola Liverpool lebih lancar berkat pergerakan dinamis antara dua penyerang.
Selain itu, kombinasi Jota dan Firmino berpotensi dapat mengurangi beban dua gelandang karena tidak harus repot mencari celah di pertahanan lawan. Mereka fokus untuk mendistribusi bola dan mendukung sayap untuk menciptakan situasi unggul jumlah pemain di area flank. Jika Thiago dan Henderson yang mengisi peran ini, mereka memiliki peran yang sedikit berbeda. Thiago ditugaskan untuk lebih banyak fokus untuk mencari celah dengan mengandalkan visi dan kreativitas. Sementara Henderson menjadi orang pertama yang bertanggung jawab menghalau serangan balik lawan.
Masalah “bolong” di area bek sayap juga berpotensi terselesaikan karena kedua sayap tidak harus selalu naik secara bersamaan. Terlihat pada laga melawan Rangers, Arnold dan Tsimikas lebih bijak untuk menentukan kapan waktu overlap. Ketika Tsimikas bergerak naik untuk mendukung Luis Diaz, maka Arnold tidak bergerak terlalu jauh dari posisinya karena sudah ada lima pemain yang masuk di kotak penalti. Ia bergabung dengan dua gelandang untuk mengantisipasi serangan balik. Mengingat Arsenal memiliki pemain saya yang memiliki keunggulan kecepatan seperti Gabriel Martinelli dan Bukayo Saka.
—
Ide utama dari eksperimen Jurgen Klopp adalah mencari keseimbangan baru agar Liverpool mampu mencetak banyak gol sekaligus meminimalisasi kemungkinan kebobolan. Hasil eksperimen pada laga kontra Rangers bisa jadi modal awal untuk bertamu ke kandang Arsenal. Jika Klopp berhasil menemukan komposisi pemain terutama duet lini depan yang sempurna, bukan tidak mungkin skuad asuhan Mikel Arteta kehilangan tiga poin untuk kedua kalinya di musim ini.
Komentar