Iran lolos ke putaran final Piala Dunia untuk ketiga kalinya secara beruntun (kelima dalam tujuh edisi terakhir). Sosok pelatih Carlos Queiroz masih mengemban harapan untuk membawa tim lolos ke babak 16 besar pertama kalinya sepanjang sejarah.
Berbeda dengan dua edisi Piala Dunia sebelumnya, kali ini Queiroz ada di bangku pelatih setelah Tim Melli melewati turbulensi terlebih dahulu.
Iran sempat dilatih oleh Dragan Skocic selama sekitar dua tahun (Februari 2020-September 2022). Ia berhasil membawa Iran menjadi tim pertama yang lolos ke Piala Dunia 2022 dan mencatatkan rekor terbaik tim dalam Putaran Ketiga Kualifikasi Zona Asia (delapan kali menang, satu kali imbang, dan satu kali kalah).
Kendati demikian, gejolak di tubuh federasi membuat Skocic sempat dipecat pada Juli, hanya untuk dipekerjakan kembali enam hari berselang. Pria asal Kroasia tersebut akhirnya benar-benar dipecat pada September kemarin dan digantikan oleh Queiroz.
Meski hanya memiliki waktu persiapan yang singkat, Queiroz dan Iran datang ke Qatar dengan kepercayaan diri tinggi. Hal ini tidak terlepas dari fakta bahwa Queiroz dan para pemain telah saling mengenal satu sama lain. Materi skuad yang dibawa juga tak jauh berbeda dengan di Piala Dunia 2018.
Kemungkinan besar, Queiroz akan menurunkan formasi 4-1-4-1. Hal ini bertujuan untuk menjaga kedalaman dan kestabilan di lini tengah, sebelum mencoba mencari celah lewat serangan balik. Sistem tersebut juga diterapkan untuk memaksimalkan lini serang yang diisi oleh Mehdi Taremi, Sardar Azmoun, dan Alireza Jahanbakhsh. Ketiganya total telah mencetak 82 gol bagi Iran.
Player to Watch: Sardar Azmoun
Sejak bergabung dengan Bayer Leverkusen pada Januari 2022, Azmoun memang belum menemukan sentuhan terbaiknya. Ia total hanya pernah tampil sebanyak tiga kali di susunan sebelas pertama sepanjang musim 2022/23 ini.
Kendati demikian, Azmoun tetaplah pemain berbakat yang mampu menebar ancaman bagi pertahanan lawan. Dengan catatan 41 gol dalam 65 pertandingan internasional (hanya kalah dari Karim Bagheri dan Ali Daei), Ia tetap menjadi pemain andalan Iran.
Skuad Lengkap Iran
Kiper: Alireza Beiranvand (Persepolis), Hossein Hosseini (Esteghlal), Amir Abedzadeh (Ponferradina), Payam Niazmand (Sepahan)
Bek: Ehsan Hajsafi (AEK Athens), Morteza Pouraliganji (Persepolis), Ramin Rezaeian (Sepahan), Milad Mohammadi (AEK Athens), Shojae Khalilzadeh (Al-Ahli), Hossein Kanaanizadegan (Al-Ahli), Sadegh Moharrami (Dinamo Zagreb), Majid Hosseini (Kayserispor), Rouzbeh Cheshmi (Esteghlal), Abolfazl Jalali (Esteghlal)
Gelandang: Vahid Amiri (Persepolis), Saeid Ezatolahi (Vejle), Mehdi Torabi (Persepolis), Saman Ghoddos (Brentford), Ali Gholizadeh (Charleroi), Ahmad Nourollahi (Shabab Al Ahli), Ali Karimi (Kayserispor)
Penyerang: Alireza Jahanbakhsh (Feyenoord), Mehdi Taremi (Porto), Karim Ansarifard (Omonia), Sardar Azmoun (Bayer Leverkusen)
Prediksi Sebelas Pertama
Pratinjau
Iran mungkin tidak lebih diunggulkan ketimbang Amerika Serikat dan Wales untuk menemani Inggris sebagai wakil Grup B di babak 16 besar. Kendati demikian, bukan berarti Iran tidak memiliki peluang.
Secara pengalaman, skuad asuhan Queiroz relatif lebih matang ketimbang Amerika dan Wales. Mereka juga lebih akrab dengan iklim di Qatar. Hal itu bisa jadi faktor X yang membawa Iran lolos ke fase gugur untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.
Komentar