Mendatangkan Taisei Marukawa, Ali Sesay, dan Carlos Fortes ternyata belum mampu membuat PSIS Semarang tampil garang musim lalu. Marukawa tentu menjadi andalan, tapi Fortes lebih banyak berkutat dengan cedera. Berada di peringkat 14 pada musim lalu tentu jauh dari ekspektasi yang diharapkan suporter Mahesa Jenar.
Musim lalu, klub kebanggaan Semarang gonta-ganti pelatih. Sergio Alexandre didepak karena hasil minor di enam laga awal. Pelatih asal Brasil itu digantikan oleh Ian Andrew Gillan. Karena persoalan teknis, Gillan kemudian digantikan M Ridwan sebagai caretaker. Sosok yang mengantarkan PSIS menjadi runner up Liga Indonesia 2005/2006 itu kemudian digantikan oleh pelatih asal Malta, Gilbert Agius.
Agius masih mempertahankan beberapa pilar musim lalu, seperti Adi Satryo di posisi penjaga gawang. Di posisi bek, masih terdapat nama Fredyan Wahyu, Wahyu Prast, dan Alfeandra Dewangga. Nama terakhir tentu menjadi senjata andalan lain di lini tengah.
Selain Marukawa dan Fortes yang tetap dipertahankan, Vitinho yang memperkuat sejak paruh kedua musim lalu pun tetap menjadi bagian Mahesa Jenar musim ini. Luthfi Kamal yang direkrut pada paruh kedua musim lalu juga membuat lini tengah PSIS semakin dalam.
Pemain-pemain baru yang didatangkan PSIS pun cukup bisa diperhitungkan. Bek sayap kiri Haykal Alhafiz yang musim lalu bermain untuk Persikab Kabupaten Bandung pun direkrut, bahkan sebelum pemain tersebut ikut mengantarkan Indonesia meraih medali emas SEA Games 2023.
Di posisi bek tengah, pemain asal Brasil Lucas Lucao Gama direkrut untuk menggantikan peran Ali Sesay. PSIS pun memperkuat lini tengah dengan merekrut pemain asal Mali yang musim lalu memperkuat Mosta FC di Liga Malta, Boubakary Diarra. Merujuk catatan transfermarkt, musim lalu pemain 29 tahun itu mencetak dua gol dan satu asis dalam 24 kali pertandingan.
Merapatnya Gian Zola dari Arema FC pun semakin menambah daya gedor lini tengah, apalagi ditambah dengan masuknya bintang asal Timor Leste, Gali Freitas,yang membuat Agius mempunyai banyak opsi untuk meramu lini tengahnya.
Di sektor penyerangan, PSIS kehilangan Hari Nur Yulianto yang sudah sepuluh tahun berkostum biru. Fortes diharapkan mampu kembali tajam dan tidak kehilangan daya gedornya.
PSIS sudah beberapa kali melakukan uji coba untuk memaksimalkan skuad mereka, namun dengan hasil yang tidak memuaskan. Septian David dkk memang menang 6-0 melawan Persik Kendal, namun setelah itu mereka ditaklukkan Persijap Jepara dengan skor 3-2 pada 11 Juni 2023, dan di laga uji coba terakhir menghadapi klub asal Kamboja Phnom Penh Crown di Stadion Jatidiri, PSIS ditahan imbang 2-2.
Aguis menganggap hasil imbang itu tidak memuaskan dan perlu ada evaluasi. Namun, ia tak menampik bahwa timnya mempunyai perkembangan.
“Saya merasa senang karena saya melihat beberapa perkembangan bagus, terutama ketika kami menguasai bola. Ini adalah sesuatu yang baru bagi kami,” kata pelatih berusia 49 tahun itu dilansir dari Bola.com.
***
Sejak terakhir kali juara pada musim 1997/1998 prestasi terbaik Mahesa Jenar adalah menjadi runner up musim 2005/2006. Setelah itu, mereka sempat terdegradasi ke kasta kedua sebelum berhasil kembali ke kasta tertinggi pada musim 2017.
Dengan skuad yang ada, rasa-rasanya PSIS tidak layak untuk berada di peringkat 14 seperti musim lalu. Bersaing di zona delapan besar adalah sesuatu yang tidak mustahil sembari berusaha memberi kejutan pada tim-tim yang musim lalu menghuni posisi lima besar.
Tidak ada kata lain bagi Mahesa Jenar selain ambisius, sambil berharap tidak ada badai cedera dan mampu tampil konsisten. Namun, perlu diingat bahwa di bawah Aguis, PSIS tidak menunjukkan permainan yang maksimal. Dalam sembilan kali pertandingan musim lalu, Aguis hanya mampu mempersembahkan dua kali kemenangan dan sisanya kalah (bahkan sempat kalah enam kali beruntun di laga awal), kebobolan 22 gol dan memasukkan 15 gol.
Jika musim lalu Agius datang di pertengahan musim, maka musim ini ia memiliki waktu lebih banyak untuk mempersiapkan timnya. Jika catatan buruk itu terulang, Agius akan jadi salah satu pelatih yang paling cepat terdepak di Liga 1.
Komentar