Persib Bandung harus beradaptasi karena pergantian pelatih dari Robert Albert kepada Luis Milla di tengah Liga 1 2023/24. Sempat menanjak setelah pergantian pelatih, namun Persib terpeleset di beberapa laga terakhir sehingga menjauh dari gelar juara. Musim ini, Milla semakin memantapkan skuad Persib untuk meraih juara Liga 1 2023/24.
Memang pelatih kelahiran 12 Maret 1966 ini melepaskan beberapa pemain potensial seperti Bayu Fiqri, David Rumakiek, dan Henhen Herdiana yang sempat mengalami top performance. Kendati demikian, Mila menambal dengan efektif. Kepergian David langsung diatasi dengan kedatangan Edo Febriansyah. Sementara dilepasnya Bayu dan Henhen, diatasi dengan perekrutan Putu Gede. Selain itu, Alberto Rodriguez, Ryan Kurnia, dan Tyronne del Pino, didatangkan untuk memperdalam skuad Persib.
Kendati efektif di bursa transfer, namun adaptasi masih dibutuhkan skuad Persib. Hal ini dirasakan oleh Marc Klok, "Banyak hal yang harus kita perbaiki. Tetapi yang penting, kita bermain bersama dahulu untuk kekompakan tim. Itu sangat penting sekarang," katanya seperti dikutip dari Okezone.
Padahal, Persib sudah terlihat tampil padu dalam empat laga uji tandingnya. Persib mengalahkan Bandung United (3-0), Bandung United (6-0), Dewa United (2-1), dan menahan imbang tuan rumah PSS Sleman (1-1). Memang terlihat beberapa kecanggungan dari pemain-pemain baru, namun rasanya itu tak terlalu menjadi masalah karena sebagian besar skuad utama masih bertahan.
Artinya, Persib akan lebih cepat beradaptasi seiring semakin dalamnya skuad yang mereka punya. Maka Persib adalah salah satu klub yang kembali akan memperebutkan juara Liga 1 musim depan atas cepatnya adaptasi ditambah dengan skuad yang mendalam dari keefektifan bursa transfer
Membuka Ruang Melalui Umpan-umpan Pendek
Reputasi Luis Milla sebagai pelatih sepak bola, memang berhasil mengangkat Persib sejak pertengahan musim lalu. Apalagi ia menangani sebuah kesebelasan yang sudah ditangani Robert selama hampir tiga tahun. Gaya Robert yang menyerang total secara agresif, diubah Mila dengan permainan lebih sabar.
Melalui umpan-umpan pendek, Milla menginstruksikan para pemainnya agar lebih banyak membuka ruang di sepertiga akhir pertahanan lawan. Hasilnya, lebih efektif dan mudah diserap para pemain Persib dalam formasi 3-4-3 yang terkadang berubah menjadi 4-4-2. Bersama Milla, peran bek sayap cukup bagus dalam melakukan transisi bertahan maupun menyerang.
Para gelandang pun mampu saling mengisi ruang menyerang dan bertahan dengan baik. Klok pun berperan semakin sentral sebagai penjaga irama permainan Persib. Kemudian tiga penyerang klub berjuluk Maung Bandung ini secara bergantian menusuk ke dalam kotak penalti lawan.
Hampir semua pondasi serangan dimulai dari lini belakang dan para bek sayap serta gelandang bertahan turun membantu proses tersebut. Hal ini semua membuat Persib tampak lebih padat di setiap sektornya. Padatnya setiap sektor tersebut membuat setiap pemain lebih percaya diri ketika menguasai bola.
Sebab mereka memiliki banyak opsi operan untuk mengalirkan si kulit bundar. "Saya senang dengan performa dari semua pemain dan terus berkembang selangkah demi selangkah. Kami masih ingin berkembang lagi dari konsep bermain dan situasi di lapangan," beber Milla seperti dikutip dari Republika.
Artinya memang pelatih berusia 57 tahun ini menginginkan pemainnya mampu adaptif lebih cepat dengan taktiknya di lapangan. Apalagi Milla memiliki berbagai alternatif formasi untuk kesebelasannya dari tiga maupun empat bek. Semua pemain dituntut lebih jeli dalam membaca permainan lawan-lawannya.
Tuntutan itu pun langsung ditujukan kepada para pemain barunya. Hal ini langsung ditanggapi Tyrone yang mengaku sudah langsung nyetel dengan permainan Victor Igbonefo dkk. "Saya tidak terlalu sulit untuk beradaptasi. Mereka bermain sangat bagus dengan kombinasi satu dua (operan)," katanya seperti dikutip dari Tribun.
Hanya saja Milla tidak terlalu memiliki insting rotasi yang baik pada musim lalu. Sebab para pemain muda potensial seperti Arsan Makarim, David, Ferdiansyah, dan lainnya lebih banyak duduk di bangku cadangan.
Tapi bisa dimaklumi karena Milla sedang dalam proses pembentukan skuad sekaligus dikejar target kembali ke papan atas.
Pemain Andalan: David da Silva
Sosok David da Silva tentu sudah tidak asing bagi penikmat sepak bola Indonesia. Bomber ganas ini sempat menjadi pencetak gol terbanyak Liga 1 musim lalu. Total ia mencetak 24 gol dari 33 pertandingan bersama Persib pada musim sebelumnya. Koleksi golnya itu menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak kedua yang hanya kalah satu angka dari Matheus Pato.
Maka tidak salah jika Da Silva menjadi harapan penyerang haus gol para pendukung Persib. Sebab torehannya itu mampu mengalahkan Sutiono Lamso dan Sergio van Dijk sebagai pencetak gol terbanyak Persib dalam satu musim.
Hanya saja penyerang kelahiran 12 November 1989 itu terkadang mementingkan ego individu daripada kolektivitas di lini depan. Apalagi taktik Milla mengedepankan kolektivitas dari ruang-ruang yang diciptakan para pemainnya. Kendati demikian, ia siap mengikuti instruksi pelatihnya agar Persib bisa juara musim depan.
"Tentunya perjalanan untuk mewujudkan itu sangat panjang dan kami harus bisa bermain konsisten. Saya rasa kami harus mengikuti instruksi pelatih. Mengikuti apa yang dia inginkan untuk mendapatkan yang terbaik dan meraih kejayaan," kata Da Silva seperti dikutip dari Kompas.
Sementara itu, kelebihan penyerang berusia 33 tahun ini adalah selalu menyulitkan ketika dijaga lawan. Postur tubuhnya yang bagus membuat Da Silva sanggup berduel dengan lawan-lawannya. Hal ini mampu menutupi kekurangannya dalam soal kecepatan.
Selain itu, Da Silva juga memiliki sepakan yang keras dan terarah. Penempatan posisinya di dalam kotak penalti lawan dalam mendapatkan ruang sangat baik. Alhasil, penyelesaian akhir yang baik jugalah membuat pemain asal Brasil ini menjadi penyerang haus gol.
Pemain Muda Potensial: Beckham Putra
Kecepatan Beckham Putra yang merepotkan sering memaksa lawan untuk harus menabraknya. Ini adalah salah satu momen yang menyedot perhatian para penonton Liga 1. Permainan Beckham yang menonjol membuat ia sudah dipanggil Tim Nasional (Timnas) Indonesia sejak U-18.
Penampilannya pun terus ditingkatkan hingga berkembang dengan sangat pesat. Hal ini membuat Beckham terus dimainkan secara reguler dan memiliki peran penting dalam skuad Persib. Ia pun menjadi tumpuan serangan Persib di bawah asuhan Milla. Nama pemain kelahiran 29 Oktober 2001 ini semakin melejit setelah membantu Indonesia U-22 meraih medali emas Sea Games 2023.
Hal tersebut bisa memperkuat Beckham untuk menjadi pemain reguler di lini tengah Persib bersama Klok. Apalagi Beckham bisa bermain sebagai pemain sayap dan bahkan penyerang tengah. Kecepatan, giringan bola, dan kejelian dalam memberikan umpan, menjadi senjata utama pemain 21 tahun ini.
Semua atributnya dilengkapi dengan selalu tampil ngotot di setiap pertandingannya. Hanya saja Beckham perlu berhati-hati dengan hantu cedera karena gaya bermainnya sering mengundang permainan kasar dari lawan. Sebab pemain bernomor punggung tujuh ini bukan hanya masa depan Persib, melainkan juga Indonesia.
Komentar