Pekan kelima belas yang mempertemukan dua klub yang sempat 11-12 bersanding di papan klasemen. Masalah klasik komunikasi tampaknya menjadi penyebab inkonsistensi performa kedua tim. Dini hari nanti, Kamis (7/12), Old Trafford menjadi tempat ujian bagi Manchester United untuk melejit dari peringkat tujuh. Bukan perkara mudah sebab tim tamu punya misi yang sama. Selain ingin memutus rekor buruk di kandang Setan Merah, Chelsea gerah masih stagnan di posisi ke-10.
Kedua tim sama-sama dilanda cedera. Sejak ditinggal Casemiro, Man. United belum menemukan stabilitas di lini tengah. Garis pertahanan jadi lebih rentan tanpa Lisandro Martinez. Mason Mount yang diharapkan menambah kreativitas serangan dipastikan gagal reuni dengan mantan klubnya. Sementara Chelsea masih tanpa Ben Chilwell, Trevoh Chalobah dan Wesley Fofana. Kartu merah Conor Gallagher semakin menipiskan pilihan gelandang setelah Carney Chukwuemeka, Christopher Nkunku, dan Romeo Lavia cedera.
Ancaman Transisi Positif Manchester United
Skuad asuhan Erik Ten Hag punya potensi menebar ancaman pada fase transisi positif (transisi dari bertahan ke menyerang). Marcus Rashford merupakan aktor penting untuk mengeksekusi rencana ini, terutama dari sektor sayap. Rashford memiliki kapabilitas untuk eksploitasi pertahanan lawan yang belum terorganisasi dengan giringan bola atau umpan silang berbahaya.
Untuk meningkatkan efektivitas serangan balik, koneksi dan komunikasi menjadi kunci. Erik Ten Hag diperkirakan memasang pemain-pemain yang dipersiapkan untuk skema run in behind (skema memanfaatkan ruang di belakang lini pertahanan lawan dengan kecepatan). Bentuk formasi bertahan Chelsea yang cenderung merapat, nantinya juga memberi peluang bagi tuan rumah memindahkan sisi serang ke tiang jauh.
Namun perlu diingat, taktik serangan balik harus memiliki pondasi pertahanan yang kuat. Dalam hal ini, Erik Ten Hag sangat membutuhkan kontribusi lini tengah untuk membantu lini pertahanan. Pelatih asal Belanda tersebut perlu memasangkan Scott McTominay dan Kobbie Mainoo sebab dua pemain tersebut bermain cukup harmonis untuk menjaga stabilitas dan organisasi. Kredit untuk Mainoo yang memiliki kemampuan membaca permainan yang baik dan memposisikan diri untuk menciptakan koneksi.
Peran Mainoo menjaga koneksi di lini tengah Manchester United saat build-up yang menjadi gol Garnacho ke gawang Everton (sumber:Vidio).
Masalah koneksi antara lini, terutama antara lini pertahanan dengan gelandang, memang menjadi tantangan tersendiri bagi Man. United. Sebab, mereka sangat rentan kehilangan koneksi ketika lawan mempercepat tempo permainan. Dampaknya, pertahanan Man. United justru lebih rentan. Alih-alih menyiapkan taktik serangan balik, sang Setan Merah justru semakin sering terancam dan kebobolan.
Meski demikian, Chelsea wajib berhati-hati menghadapi serangan balik klub yang pernah dua puluh kali angkat trofi Liga Inggris tersebut. Garis pertahanan tinggi yang strukturnya merapat ke tengah menjadi sasaran empuk sayap-sayap cepat Man. United. Tidak hanya itu, The Blues harus mengimbangi kelebaran yang selalu dipertahankan oleh pemain sayap tuan rumah. Jika gagal, struktur pertahanan mereka akan mudah merenggang sehingga menciptakan banyak ruang terbuka. Oleh karena itu, Mauricio Pochettino perlu menentukan prioritas area mana yang akan ia jaga.
Tekanan dan Rotasi Penyerang Chelsea
Meski berstatus sebagai tim tamu, Chelsea diperkirakan tetap mengincar poin penuh dengan mencoba mengambil inisiatif serangan dengan pressing yang agresif. Dalam laga terakhir melawan Newcastle United, tuan rumah terbukti gagal menetralisasi pressing agresif lawan hingga kesulitan membangun serangan.
Lini tengah The Blues yang ditenagai Enzo Fernandez diperkirakan akan menjadi aktor penting di pertandingan ini. Enzo sebagai gelandang serba bisa rajin dan pintar untuk menemukan celah-celah di pertahanan lawan. Kombinasi dengan pemain cepat seperti Raheem Sterling dan Cole Palmer cocok untuk mengurai pertahanan Man. United dengan pertukaran posisi, rotasi, kombinasi umpan pendek, dan umpan terobosan.
Belajar dari beberapa pertandingan Chelsea sebelumnya, terlihat bahwa mereka memiliki beberapa alternatif serangan yang cukup efektif. Pada situasi tertekan menghadapi high pressing lawan, The Blues cenderung memilih melepaskan umpan panjang ke area di belakang garis pertahanan lawan. Pochettino memanfaatkan Thiago Silva dan Levi Colwill yang mampu bermain sebagai Ball Playing Defender. Skema ini berjalan efektif ketika mereka memutus rekor kemenangan Tottenham Hotspur dengan memaksimalkan kecepatan Sterling dan Nicolas “Didier” Jackson dalam mengakses ruang di belakang pertahanan lawan.
Pemain Chelsea menutup opsi umpan dan mengarahkan serangan lawan ke sisi sayap (sumber:Vidio).
Ada beberapa duel yang layak dinantikan pada pertandingan ini. Di sisi kiri tuan rumah, Luke Shaw yang baru kembali dari cedera diperkirakan akan menghadapi Cole Palmer dan Reece James ditemani Alejandro Garnacho. Sementara Diogo Dalot dan Marcus Rashford diperkirakan berhadapan dengan Mykhailo Mudryk dan Axel Disasi atau Badiashile.
Selain duel di sisi lapangan, aksi bertahan juga diperkirakan akan menyuguhkan tontonan menarik sekaligus menegangkan. Selain menyaksikan seberapa solid lini pertahanan mengusahakan blokade ruang tembak dari dalam kotak enam belas, sinkronisasi dan keterlibatan penjaga gawang menjadi krusial. Baik Onana maupun Sanchez memiliki kemampuan olah bola dengan kaki yang mumpuni. Artinya mereka adalah pemain tambahan di lini pertama masing-masing tim. Keputusan maju menghalangi kesempatan tendangan langsung ke gawang atau menunggu di bawah mistar, akan mempertaruhkan keselamatan jala mereka. Begitu pula keterlibatan Onana dan Sanchez dalam situasi bangun serangan. Apabila kemistri dengan lini belakang berantakan, sama saja dengan mempersilakan gawangnya kebobolan.
Komentar