Semifinal Liga 2 akan mempertemukan kesebelasan asal ujung barat Indonesia yaitu Persiraja Banda Aceh melawan tim asal ujung timur PSBS Biak. Daya tarik laga ini bukan hanya tentang selisih jarak dari kedua tim, tapi juga waktu persiapan tim tersebut yang cenderung sempit. Mengacu pada jadwal yang terkonfirmasi, kedua tim hanya punya waktu jeda empat hari dari leg 1 ke leg 2. Hal ini tentu akan sangat menguras tenaga dan biaya karena harus menempuh perjalanan jarak jauh hanya dalam satu minggu.
Perjalanan dari Biak menuju Aceh membutuhkan dua hari perjalanan dengan estimasi 27 jam jalur udara. Sedangkan dari Aceh menuju Biak memerlukan paling cepat 14 jam penerbangan dengan minimal dua kali transit. Kurang lebih seperti ini gambaran teknis perjalanan kedua tim dengan jeda empat hari.
Menguras Tenaga
Perkiraan jadwal keberangkatan dan latihan kedua tim:
23 Februari: Berangkat Biak-Banda Aceh
24 Februari: Tim PSBS tiba di Aceh dan Official training di Aceh
25 Februari: Kick off leg 1
26 Februari: Recovery tim
27 Februari: Berangkat dari Aceh ke Biak
28 Februari: Tiba dan Training di Biak
29 Februari: Kick off leg 2
Jika mengacu pada perkiraan tersebut, waktu istirahat pemain paling banyak hanya 36-48 jam, dengan mempertimbangkan durasi perjalanan yang dipotong sesi latihan ringan sebelum bertanding. Waktu tersebut kurang ideal untuk seorang pesepakbola yang akan menghadapi dua pertandingan berintensitas tinggi dalam satu pekan yang sama.
Sebuah penelitian yang dikerjakan tim riset Gregory Dupont dari Lille University dan Celtic Lab pada tahun 2010 pernah mengkaji perihal ini. Hasilnya menunjukkan bahwa memainkan dua pertandingan dengan jeda tiga sampai empat hari pemulihan, akan menurunkan performa pemain serta meningkatkan risiko cedera.
Jarak tempuh antara kandang PSBS dengan Persiraja hampir berada di dua ujung perbatasan negara. Perjalanannya nyaris memakan waktu satu hari penuh dan akan sangat menguras fisik serta mental para pemain. Jika mengacu pada penelitian tersebut, waktu ideal yang direkomendasikan untuk menjaga performa fisik adalah 72-96 jam.
Namun setiap pemain dan tim mungkin memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Beberapa pemain mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih sepenuhnya, sementara yang lain mungkin lebih cepat pulih.
Oleh karena itu, manajemen tim harus mempertimbangkan dengan cermat aspek-aspek ini dan menyusun jadwal pertandingan serta program pemulihan yang sesuai untuk memastikan kesejahteraan dan performa optimal para pemain. Ini bisa melibatkan strategi seperti jadwal latihan yang disesuaikan, pengelolaan waktu perjalanan, dan perhatian terhadap nutrisi dan istirahat yang memadai bagi para pemain.
Menguras Biaya
Selain menguras tenaga, pertandingan semifinal Liga 2 ini juga akan menghabiskan banyak biaya. Menurut sumber penyedia jasa tiket penerbangan seperti traveloka, ada dua maskapai yang menjadi acuan untuk menghitung biaya perjalanan kedua tim, yaitu Lion Air dan Garuda Indonesia.
Perkiraan waktu tempuh untuk rute penerbangan dari Banda Aceh ke Biak adalah 14 jam 40 menit sudah termasuk tiga kali transit. Lion Air menetapkan harga tiket (per tanggal 8/2/2024) sebesar Rp5.159.400 per kursi. Sedangkan Garuda Indonesia menawarkan tiket (per tanggal 8/2/2024) seharga Rp6.898.200. Dengan demikian, jika satu tim membawa minimal 30 orang, termasuk pemain, staf pelatih, dan official, biaya yang harus dikeluarkan akan lebih dari Rp150 juta untuk satu kali penerbangan.
Sementara itu, untuk perjalanan dari Biak ke Banda Aceh, Garuda Indonesia menetapkan harga (per tanggal 8/2/2024) sekitar Rp8.143.800 per penumpang. Dengan perkiraan jumlah orang yang sama, biaya total yang harus dikeluarkan mencapai Rp240 juta dengan perkiraan waktu tempuh tercepat hingga 23 jam.
Rute pertama dari Biak akan transit di Jayapura, kemudian dari Jayapura ke Jakarta, dan terakhir dari Jakarta ke Banda Aceh. Perlu dicatat bahwa harga tersebut belum termasuk biaya bagasi, dengan batasan maksimal 20 kg per penumpang. Jika dikalkulasikan, setiap tim harus merogoh kocek hingga Rp400 juta dalam seminggu untuk biaya perjalanan.
Tidak hanya itu, biaya akomodasi penginapan saat melakukan pertandingan tandang juga menjadi perhatian penting. Pengeluaran besar ini hampir pasti akan timbul karena pada babak semifinal dengan skema dua leg, kedua tim pasti ingin bermain di hadapan pendukungnya sendiri, bukan di tempat netral atau di kandang tim lawan.
***
Pertandingan antara Persiraja Banda Aceh melawan PSBS Biak akan jadi ikon Indonesia sebagai negara kepulauan. Badai Pasifik-julukan PSBS, akan mencoba untuk mengembalikan kejayaan sepakbola masyarakat Timur di Liga 1 sepeninggal Persipura Jayapura yang terdegradasi sejak musim 2022/23.
Sedangkan bagi Laskar Rencong (julukan Persiraja), berambisi untuk kembali ke Liga 1. Setelah promosi ke kasta tertinggi untuk musim 2019/20, Persiraja harus kembali terlempar ke Liga 2 karena mereka menempati posisi buncit di musim 2021/22. Alhasil, pertandingan akan berlangsung ketat dengan intensitas tinggi mengingat kedua tim punya ambisi sama meskipun harus mengerahkan banyak biaya dan tenaga.
Komentar