Apresiasi Untuk Eko Yuli

Advetorial

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Apresiasi Untuk Eko Yuli

Eko Yuli Irawan meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena gagal mempersembahkan medali cabang angkat besi Olimpiade Paris 2024, Rabu (7/8). Pada saat tiga kali percobaan Angkatan snatch, Eko gagal di angkatan pertama 135 kg. Pria kelahiran 24 Juli 1989 ini baru berhasil di angkatan kedua dengan berat sama.

"Saya meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia karena belum bisa memberikan medali. Tapi saya sudah mencoba untuk mengeluarkan semua kemampuan saya sampai titik darah terakhir," ujar Eko dalam siaran pers Komite Olimpiade Indonesia (KOI).

Penampilan Eko tetap diapresiasi meski pulang ke Indonesia tanpa medali. Apalagi diketahui bahwa Eko tampil dengan sedikit cedera paha kanan dan lutut yang belum sepenuhnya pulih. Ada pun medali emas angkat besi 61 kg putra disabet Li Fabin dari China dengan catatan 310 kg.

"Kita lihat sendiri perjuangannya sampai titik darah penghabisan. Eko juga senior tidak muda lagi, lawannya usianya masih muda-muda. Kita terima kasih ke mas Eko yang sudah tampil di Olimpiade kelima," kata Chef de Mission (CdM) Kontingen Indonesia Olimpiade, Anindya Bakrie.

Kesempatan Eko untuk mengambil medali perak pun gagal karena Theerapong Silaichai dari Thailand berhasil dengan total angkatan 303 kg. Sementara medali perunggu direbut Morris Hampton dari Amerika Serikat dengan total angkatan 298 kg.

Eko sendiri merupakan peraih empat medali dari empat edisi Olimpiade berbeda. Pria berusia 35 Tahun itu meraih medali perunggu pada debutnya di Olimpiade Beijing 2008. Lalu Eko Kembali meraih perunggu pada Olimpiade London 2012. Kemudian Eko berhasil mendapatkan medali perak pada Olimpiade Rio 2016 dan Tokyo 2020.

Komentar