Eye Test atau Statistik?

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Eye Test atau Statistik?


oleh : UpiLuthfi (Akun X : @upiLuthfi)
Editor : Bayu Pramono (Akun X : @bayuprmno)

Dua pendekatan paling umum yang sering disebut oleh para manajer FPL berpengalaman di dalam maupun luar negeri adalah pendekatan eye test dan statistik. Tak jarang, dua pendekatan ini menimbulkan perdebatan akan mana yang lebih baik. Jawabannya adalah tidak ada yang lebih baik. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pada artikel ini saya akan mengupas kelebihan dan kekurangan pendekatan eye test dan statistik agar kalian bisa tahu pendekatan mana yang lebih cocok dengan kalian.

Musim ini Pandit FPL berkolaborasi dengan Battle Royal FPL Indonesia (BRFI) menjadi liga FPL paling prestisius. Liga ini sangat unik sebab mengakomodasi pemain untuk bermain sebagai tim, bukan individu. BRFI musim ini hadir dengan empat liga (Liga 1, Liga 2, Liga 3, dan Liga 4). Di akhir musim pemenang Liga 1 akan mendapatkan piala yang ditargetkan menjadi piala bergilir dan medali untuk setiap pemain. Sementara Liga 2 hingga Liga 4 akan mendapatkan plakat.

  1. Pendekatan Statistik

Sesuai namanya, pendekatan ini, lebih menitikberatkan pada data dan angka. Baik data yang sifatnya historikal (sudah terjadi), maupun angka-angka prediksi di pertandingan yang akan datang. Data-data ini bisa kalian cek di fbref.com, FantasyFootballHub.com atau FantasyFootballFix.com, atau kalian juga bisa mengunjungi akun X yang biasa memberikan data untuk FPL seperti @FPLSalah dan @AllAboutFPL

Kelebihan:

  • Objektif: Data statistik memberikan angka konkret yang bisa membantu memahami performa aset, seperti jumlah tembakan, peluang tercipta, sentuhan di kotak penalti, dan sebagainya. Data ini membantu menganalisis potensi aset secara lebih objektif. Namun perlu diingat, agar tidak salah dalam membaca data, kalian perlu memahami pengertian atau definisi dari data yang kalian pakai.
  • Tren Jangka Panjang: Statistik bisa menunjukkan tren performa aset dalam jangka panjang. Seperti peningkatan atau penurunan performa, yang mungkin tidak terlihat dalam satu atau dua pertandingan saja.
  • Mengatasi Bias Emosional: Menggunakan statistik membantu menghindari keputusan yang bias karena emosi. Contohnya memilih aset dari klub favorit atau aset bintang yang sedang menurun performanya.

Kekurangan:

  • Terlalu Banyak Data: Manajer bisa kewalahan dengan banyaknya data dari sumber yang berbeda. Terutama jika tidak tahu bagaimana cara menyaring informasi yang relevan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki kemampuan dalam menggunakan data.
  • Tidak Selalu Menggambarkan Situasi Lapangan: Statistik kadang tidak mencerminkan performa sebenarnya, seperti kontribusi yang tidak tercatat (misalnya, aset yang memengaruhi permainan tanpa terlibat langsung dalam gol/asis).

  1. Pendekatan Eye-Test

Eye-test atau tes mata adalah pendekatan dengan cara menonton pertandingan langsung, baik itu dari layar kaca atau secara langsung. Biasanya para manajer melakukan ini dalam dua cara, yaitu menonton pertandingan penuh selama 90 menit atau mini match/highlight dimana hanya cuplikan penting pertandingan yang diperlihatkan. Akun X yang biasa menampilkan ulasan mereka dalam eye-test adalah @RegretFPL dan @eyetestfpl

Kelebihan:

  • Pemahaman Konteks Pertandingan: Eye-test (melihat langsung pertandingan) memberikan konteks yang tidak selalu ada di statistik. kalian bisa melihat pergerakan tanpa bola, kualitas umpan yang tidak tercatat sebagai assist, atau peluang aset untuk mencetak gol di masa depan.
  • Mengidentifikasi Aset yang Sedang On-fire: Kadang, seorang aset terlihat sangat dominan meskipun statistiknya tidak sepenuhnya mencerminkan hal itu. Dengan melihat pertandingan, Anda bisa menangkap momen di mana aset mungkin akan segera mencetak gol atau assist.
  • Respons Terhadap Situasi Nyata: Dengan eye-test, manajer bisa merasakan momentum permainan yang sulit digambarkan oleh angka, seperti seorang aset yang sering masuk ke posisi mencetak gol meski tidak beruntung.

Kekurangan:

  • Subjektif dan Bias: Pendekatan ini bisa sangat subjektif, karena interpretasi setiap orang terhadap pertandingan bisa berbeda. Bisa juga bias terhadap aset favorit atau persepsi awal yang salah.
  • Keterbatasan Waktu: Menonton setiap pertandingan atau cuplikan butuh waktu yang cukup banyak, yang mungkin tidak selalu tersedia. Tidak mungkin juga kita melihat kesepuluh pertandingan Premier League dalam satu Gameweek.

Kesimpulan:

Kedua pendekatan ini tidak ada yang superior satu sama lain, malahan lebih efektif bila digunakan bersamaan, karena

  • Statistik membantu manajer FPL melihat gambaran besar dan mengidentifikasi tren yang konsisten.
  • Eye-test memberikan insight mengenai performa langsung yang mungkin tidak terwakili dalam data.

Contoh terbaiknya adalah memanfaatkan statistik untuk menyaring aset potensial, lalu menggunakan eye-test untuk memastikan aset tersebut bermain dengan baik di lapangan. Jadi, sebaiknya manajer menggunakan keduanya secara sinergis agar dapat membuat keputusan yang lebih tepat.

Komentar